19 : bersembunyi

311 48 0
                                    

Rissa tengah memasukan sampah-sampah di laci mejanya ke dalam sebuah kantong plastik. Rissa seringkali meninggalkan sampah di dalam laci sampai lupa membuangnya ke tempat sampah.

Cewek itu kemudian berjalan ke luar, dan membuang sampahnya. Sementara itu Harun berjalan mengikutinya. Tiba-tiba Emma datang bersama yang lainnya dengan sebuah spidol di tangan.

"Harun, kami belum coret perban lo," ucap Emma. Harun melihat tangannya kemudian menunjukannya pada Emma.

Emma menulis 'gws' kemudian menggambar sebuah bunga matahari di sampingnya. Ia juga menambahkan garis-garis yang membuatnya terlihat lucu. Kemudian Julio mengambil spidol dari tangan Emma dan ikut menuliskan sesuatu di sana, 'gws, mabar kuy' Harun tersenyum kecil melihat itu.

Kemudian Amel juga menuliskan sesuatu di perban Harun, 'gws dari Amel uwu'. "Uwu dikit ya," ucap Emma menyikut Amel, cewek itu mendengus kemudian balas menyikut Emma. "Kok dikit doang ih?!"

"Eh eh, gue juga mau nulis," ucap Gibran menggeser mereka hingga mendapat tempat kosong di samping Harun.

"Nih, gue bikin ini aja," ucap Gibran kemudian menggambar emoji senyum di perbannya. Harun menoleh pada cowok itu kemudian mengangguk.

Emma tiba-tiba dengan iseng menuliskan 'Rissa ❤️ Harun' di perban cowok itu. Rissa menepuk tangan Emma. "Heh! Jangan ih!" ucap Rissa memegang tangan Harun, berusaha menghapus tulisannya dari perban itu. Tapi tidak bisa.

"Hapus! Coret cepat!" rengek Rissa. Mereka tertawa karena itu.

"Enggak lucu ya, Sialan! Coret cepat, pinjem spidolnya ayo!" ucap Rissa mengulurkan tangannya pada teman-temannya itu.

Dengan tangan kirinya, Harun memegang tangan Rissa, membuat cewek itu terdiam melihatnya. "Jangan dihapus," ucap Harun. Rissa melotot mendengar itu, sementara yang lain tertawa senang.

Dan Emma, ia terlihat begitu senang. "Yey! Gue tau kalian bakal jadian," ucap Emma mencubit pipi Rissa. Rissa buru-buru menggeleng melepas tangannya dari Harun.

"No! Bukan gitu! Gue enggak jadian sama dia, tanya aja sendiri!" Rissa terlihat panik menunjuk Harun, "Kita enggak jadian kan? Lo enggak suka gue kan? Iya kan?!"

"Rissa," ucap Harun, cewek itu terdiam. "Jangan panik."

Rissa menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya beberapa kali. Ia benar-benar panik, selalu saja begitu. Ia menoleh pada Harun kemudian memaksakan senyumannya.

Ia menoleh pada Emma kemudian menunjukan kepalan tangannya pada cewek itu. "Nih buat lo, cari cowok sana biar enggak ngeship-in gue mulu ih," ucap Rissa. Emma berdecak.

"Gue pulang dulu nih," ucap Julio menepuk bahu Harun dan Gibran. Kemudian melambaikan tangannya pada Amel, Emma dan Rissa.

Emma menyikut Amel kemudian menggenggam tangan Rissa, "Gue juga cabut dulu," ucap Emma kemudian menoleh pada Amel.

"Lo! Jangan ikutin gue sama Julio," ucap Emma.

"Dih, iya iya ih pergi sana," ucap Amel kemudian mendenguskan tawanya. Emma berlari menyusul Julio kemudian terlihat mengobrol bersama.

"Well kalau gitu, kalian juga mau pulang kan? Bareng ke depan yuk," ajak Amel.

"Yuk," jawab Gibran, kemudian mereka berjalan bersama ke pintu gerbang, mereka bisa melihat Emma yang tengah mengobrol dengan Julio.

"Si Emma suka Julio ya?" tanya Amel.

"Iya sih kayaknya,"jawab Rissa, mendenguskan tawanya.

"Ya, cocok sih. Hahahah," ucap Amel kemudian tertawa.

HARISSA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang