15 : tangan Harun

313 49 1
                                    

"Oh, jadi lo bener-bener enggak suka sama Rafael lagi?" tanya Amel, Rissa mengangguk. Emma tersenyum puas kemudian menepuk pelan pipi Rissa.

"Bagus, harus berpegang teguh!" ucap Emma, Rissa mengangguk paham.

Amel merangkul Rissa, "Lo harus enggak suka dia bukan karena dia suka sama orang lain, oke?" ucap Amel, Rissa mengangguk.

Kemudian Gibran tiba-tiba datang menghampiri mereka. Duduk di sebelah Emma, mereka melirik Gibran dengan tatapan bertanya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Emma. Gibran menggeser kursinya mendekat, terlihat antusias.

"Mau pergi makan?" tanya Gibran, mereka melihat satu sama lain. Diam-diam senang.

"Kemana? Sama siapa aja?" tanya Amel. Gibran berfikir sebentar.

"Julio, gue, lo ikut juga Em, Amel, Rissa, ajak juga Harun," jawab Gibran. Amel menggeleng.

"Ngapain emang? Atas dasar apa?" tanya Amel. Emma mengangguk, tentu saja itu dibutuhkan untuk meminta izin kepada orang rumah mereka masing-masing nantinya.

"Kebersamaan," jawab Gibran. Emma mendengus.

"Kebersamaan harusnya ngajak yang lain juga dong," ucap Emma. Gibran berdecak.

"Nggak cukup duit gue," ucap Gibran mereka mengangkat alisnya mendengar itu, kemudian saling bertukar pandang.

"Iya, gue traktir. Ulangtahun temen sendiri pada lupa ih," ucap Gibran hendak segera pergi dari sana.

Namun Julio yang baru datang menahannya, "Nggak perlu lo traktir, kita bakal tetap pergi," ucap Julio.

Rissa berdecak menatap tajam pada Julio, cowok itu menghilangkan kesempatan mereka untuk makan gratis. Gibran tersenyum kemudian bersalaman dengan Julio.

"Joyeux anniversaire!" ucap Julio. Gibran mendenguskan tawanya.

"Merci," kata Gibran.

"Apaan tu artinya?" tanya Rissa tidak mengerti Bahasa Prancis.

"Selamat Ulangtahun," jawab Julio. Rissa mengangguk paham.

"Kalau Merci pasti artinya terimakasih!" ucap Emma, Julio mengangguk. Emma berseru senang.

Semua orang di kelas tahu jika Julio bisa bahasa Prancis, Julio bukan keturunan Prancis atau apa. Julio mempelajarinya. Dan sepertinya Gibran juga ingin belajar sekarang.

"Well, Selamat ulangtahun, Gibran!" ucap Rissa, mengulurkan tangannya pada Gibran.

Mereka mengucapkan selamat Ulangtahun pada Gibran sembari bersalaman. Kemudian Gibran menghampiri Harun yang hanya diam sembari memperhatikan tangannya.

"Nggak ada yang mau lo sampaiin?" tanya Gibran. Harun menarik garis bibirnya kemudian mengulurkan tangan kirinya.

"Selamat ulangtahun," ucap Harun. Gibran tersenyum senang membalas uluran tangan temannya itu.

"Nanti ikut ya, makan," kata Gibran. Harun melirik tangannya, Gibran meringis.

"Tenang aja, nanti Rissa yang suapin," ucap Gibran. Rissa yang mendengar itu melotot tidak terima.

"Kok gue?" tanya Rissa. Gibran menempelkan telunjuknya di bibir, meminta Rissa untuk tidak berisik.

"Pokoknya elo wajib ikut, sama Rafael aja lo pergi mulu. Padahal duluan gue yang kenal sama lo," ucap Gibran. Harun menatap temannya itu, kemudian memilih mengangguk.

Gibran adalah temannya saat masih sekolah dasar, selalu sekelas sampai sekarang, namun mereka jarang mengobrol karena Harun sering bersama Rafael sejak sekolah menengah pertama.

HARISSA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang