"Lo nggak paham, jadi gue kan habis mandi habistu gue keluar tu kan," ucap Amel memeragakan dirinya seperti keluar dari kamar mandi, "Habis itu kecoanya diem doang gitu kan, trus gue sapa dong."
"Oi, sir, wassup? Kata gue gitu kan," lanjut Amel sambil jongkok, kemudian berdiri, "Trus tiba-tiba dia terbang dong ke arah gue, sumpah panik banget!" ucap Amel. Mereka tertawa mendengar itu, terlebih melihat Amel yang menjelaskannya dengan sangat detil.
"Mungkin kecoanya mau akrab sama lo," ucap Rissa dengan wajah serius, Amel bergidik.
"No, lo aja noh temenan ama kecoa gue," ucap Amel. Rissa ikut bergidik.
"Enggak ah, Harun aja. Hahahahah!" ucap Rissa menunjuk Harun yang ada di sampingnya.
"Eh eh, Harun diem aja tuh. Jangan-jangan dia diem-diem punya temen kecoa beneran," ucap Gibran yang bisa didengar jelas oleh Harun. Mereka tertawa mendengar itu, sementara Harun melirik mereka tidak suka, membuat Rissa kesal.
"Harun!" tegur Rissa, menyikut cowok itu. "Kalau lo gitu lagi, gue nggak bakal bantuin lo," ucap Rissa. Harun menghela napas kemudian memaksakan senyumannya pada Rissa, Rissa ikut tersenyum karena itu kemudian mencubit pipi Harun dengan keras lalu kembali mengobrol dengan teman-temannya.
"Ehm, udah makin akrab yah," ucap Emma menaik turunkan alisnya pada Rissa. Rissa mendengus kemudian menggeleng.
"Enggak, gitu-gitu aja." Rissa menjawab.
Gibran melirik Harun, "Harun, gabung sini dong," ucap Gibran, Harun melirik kemudian menggeleng, Gibran berdecak.
"Ah gimana sih lo, kita ini sekelas loh. Berteman dikit napa, ntar nyesel," ucap Gibran. Harun menutup bukunya kemudian berdiri dari duduknya. Rissa tersenyum melihat itu kemudian bertepuk tangan antusias.
"Sini gue bawain kursi lo," ucap Rissa, membantu Harun meletakan kursinya di dekat Rissa. Emma yang melihat itu berdehem menggoda mereka, begitupun Amel.
Harun yang melihat itu mulai merasa tidak nyaman sekarang, namun saat ia hendak pergi, Rissa malah memelotinya.
"Kalian jangan gitu ya! Tau sendiri Harun itu pemalu," ucap Rissa menoleh pada teman-temannya.
"Nah gitu dong, sekarang ngobrol gitu. Ceritain apa aja," ucap Gibran.
"Enggak, lanjut aja, gue dengerin," ucap Harun menolak. Amel mendengus mendengar itu.
"Rissa, lo nggak bawa perubahan buat dia? Udah setahun lebih duduk sama dia, dia gitu-gitu aja," ucap Amel seolah Harun tidak ada di sana, Harun mendengarkan saja, terutama apa yang akan dijawab oleh Rissa.
"Hm, nggak. Lagipula dia nggak bawa perubahan buat gue, dia nggak mau ngajarin gue," ucap Rissa menyikut Harun. Harun menautkan alisnya mendengar itu.
"Gue ajarin lo waktu itu ya," ucap Harun.
"Jarang," kata Rissa.
"Yang penting kan pernah," ucap Harun tidak terima.
"Nah, liat. Harun emang gini nih, kalau mau berantem aja baru keluar suaranya," ucap Rissa menunjuk Harun.
Gibran menghela napas kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, "Kalau soal pertengkaran rumah tangga lo, gue nggak peduli, kami enggak peduli," ucap Gibran, Emma, Amel dan Julio mengangguk menyetujuinya.
"Rumah tangga?! Enggak. Enggak mau!" ucap Rissa kemudian menoleh pada Harun, cowok itu diam saja melihat Rissa kemudian menaikan sebelah alisnya pada cewek itu.
"Gue itu, ugh! Gue nggak suka sama dia ini ya!" ucap Rissa menunjuk Harun, cowok itu menepis tangan Rissa. Kemudian bel berbunyi mengalihkan perhatian mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/227295566-288-k131032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HARISSA✔️
Novela JuvenilPenulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasiku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan -- Rissa adalah cewek yang ceria, dan jug...