Maaf bila ditemukan typo dan antek-anteknya
Jangan lupa spam vote dan komen!🙏
Enjoy reading juseyooo~~Belum pernah jelaskan perasaaan Jeffrey sedetail itu ya? Ah nanti saja, akan ada waktunya.
Seminggu berlalu, Roseanna masih berkutat dengan pekerjaannya. Tetapi, tidak sepadat minggu-minggu kemarin. Buktinya, sekarang ia bisa rebahan di sofa ruangannya sambil memainkan ponselnya. Berbeda dengan Jeffrey, pria itu terus berkutat di komputer dan selembaran kertas putih tanpa henti. Paling-paling hanya untuk mengkhawatirkan gadis itu.
Mengabaikan titah Roseanna, pria itu sering begadang sampai larut malam dengan segelas kopi hitam disebelahnya. Jeffrey hanya tidak tahu, harus bagaimana lagi menjalani hari-harinya tampa Roseanna. Jadinya, ia melampiaskan semuanya kepada pekerjaan. Jeffrey selalu mematikan ponselnya saat larut malam, takut bahwa perempuan itu belum juga tertidur dan akan bertanya mengapa ia belum tidur.
Yang ia herankan, apakah Rose benar cenayang? Mengapa perempuan itu selalu tahu apa kegiatannya atau memang semua kegiatannya sangat mudah diketahui oleh Roseanna?
Ah Jeffrey pusing, perempuannya sangat pintar. Ia tertawa kecil dan menggeleng menganggap hal itu sedikit lucu.
"Permisi Jeff, ini perkembangan saham sejak perusahaan bekerja sama dengan Globak NT." ucap Wonu yang baru saja datang membawa berkasnya ke atas meja Jeffrey. Jeffrey hanya berdehem masih fokus dengan tugas yang ia kerjakan.
Baru saja Wonu ingin pergi, Jeffrey langsung memanggilnya membuat Wonu mau tidak mau menoleh. "kenapa bos?"
"kamu udah makan belum? Makan bareng saya ya nanti."
Wonu menaikan satu alisnya, jari nya menunjuk dirinya sendiri tidak percaya. "Sa-saya??"
"setan." balas Jeffrey sedikit nyolot.
"Ya kamu lah."
Wonu meneguk ludahnya lalu mengangguk, "iya,
boss."Jeffrey lagi-lagi berdehem dan membiarkan Wonu pergi dari ruangannya. Ia tersenyum samar. Ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, ia lebih memilih diam dan bertindak dengan perilaku yang sebaliknya.
"Makasih ya." ujar Jeffrey kepada Chaeyeon.
Chaeyeon mengangguk segan, "nggak masalah pak, lagi pula saya dan anak kantor udah muak sama pak Wonu."
Jeffrey terkekeh kecil, selagi menunggu Wonu ke toilet Jeffrey tak sengaja melihat Chaeyeon dan berakhir berterimakasih kepadanya. Karena sudah memberitahu tentang Wonu yang selalu membanggakan dirinya sendiri dengan menjatuhkan orang lain. "Bapak bakal pecat pak Wonu?"
Jeffrey berpikir sejenak, ia tersenyum dan merasa hal itu tidak perlu. "Nggak. Saya gak mungkin pecat dia, gimanapun dia tahu seluk beluk perusahaan ini. Biarin ajalah, biar Tuhan yang bales."
Chaeyeon tersenyum menatap kagum terhadap Jeffrey. "Iya, pak. Kalau gitu saya pergi dulu, selamat siang pak."
Jeffrey berdehem, setelah Chaeyeon pergi Wonu kebetulan langsung datang dan menghampirinya. "Ayo."
"Tenang aja, saya yang bayar."
Wonu mengangkat alisnya tidak percaya, "hah? Iya Jeff?"
Ia benar-benar tidak menduga bahwa Jeffrey akan mengajaknya makan bersama. Ia selalu menjelek-jelekkan bossnya itu. Karena Jeffrey adalah boss yang baik dan banyak dikagum-kagumkan oleh karyawannya sendiri. Walaupun begitu, sekali lagi ditegaskan ia sama sekali tidak akan menduga hal ini terjadi. Meskipun ia asisten Jeffrey, mereka berdua sama sekali tidak dekat, hanya benar-benar kerabat kerja bagi keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dare to the trap
RomanceHR: #3 in Jaerose [190620] #4 in Jaerose [140620] [vote yuk! Hargai penulis]