SEBELUM MEMULAI CERITA INI SAYA SARANKAN UNTUK MENG-ADD CERITA SAYA YANG LAINNYA KEPERPUSTAKAAN ANDA😍
Rose menjatuhkan kepalanya kemeja karena selembar kertas kecil yang ia pegang. Rose mendongak kemudian mengempoutkan bibirnya malas, "ah yang bener aja??" kata rose dengan nada bicara sedih.
Kasih surat pendek yang perhatian ke cowok gak dikenal. dare from: Lalisa Manoban.
Lisa mengangguk, "iya cepetan, harus supportif,"
Jisoo hanya tersenyum geli melihat rose yang ogah-ogahan. Rose adalah orang yang cuek dan malas berbicara, tidak perduli dengan sekitarnya dan selalu merasa bodoamat dengan yang namanya menjalankan hubungan. "Nih gue ada kertas sama pulpen sobek aja," kata Jennie sembari mengeluarkan note kecil dan pulpen biru.
Rose membulatkan matanya sempurna lalu menolak pulpen dan kertas tadi dengan tangannya. "kan gue belom bilang mauu ih!"
"emang ada yang nanyain lo mau apa nggak? cepetan tulis apa aja," saut Jisoo.
Rose memutar bola matanya malas kemudian mengambil secarik kertas dan pulpen tersebut. "Nulis apa?" tanya Rose dengan nada sedikit kesal.
"tentuin cowoknya dulu," ujar Lisa.
Rose menghela nafas, "siapa? gue bingung,"
"itu aja tuh, yang lagi sebat sendirian," mereka semua menoleh ke arah yang Jennie tunjuk. Rose membulatkan matanya, "ih sumpah?! Yang bener aja? kalo udah punya cewek gimana???" panik Rose.
Lisa menatap rose malas, "banyak alasan," ucap Lisa. Rose tersenyum simpul karena pasrah dengan Lisa. Lisa terlalu peka, "lagian nih ya Lo liat ada minuman atau makanan di meja dia gak atau tas gitu? nggak kan?"
Rose menggeleng, "berarti nggak ada, cepetan tulis," titah Lisa. Rose hanya mengangguk pasrah dan menggerakkan jarinya untuk menulis beberapa kalimat pendek untuk pria tersebut.
"Sama siapa lagi nih si taeyong, belom aja gua gebuk," celetuk Jennie. Matanya memicing melihat ponselnya. "Kenapa Jen?" tanya Jisoo.
"Ini pasang snapgram dimobil mau kemana lagi coba," jawab Jennie kesal.
"Mau selingkuh lah mau kemana lagi coba," celetuk Rose yang sedang fokus menulis dan memikirkan kalimat. Jennie melotot kaget dan menggebrak meja disana. "Buset!" kaget Lisa kemudian menatap Jennie heran.
Rose terkekeh geli, "baperan amat sih gue bercanda kali,"
Jennie memijat keningnya pusing, "Lo tuh ya rose secara gak langsung nambah pikiran gue tau gak, gak pernah ngerasain aja lo,"
Rose mengindikan bahunya malas, "ngapain gue ngerasain peduli amat,"
Alih alih membalas perkataan Rose Jennie memilih mengangkat kedua tangannya ke atas, "YaAllah berikanlah rose karma yang setimpal, Amin."
"Heh!"
"Soo kenapa?" tanya Jennie. Jisoo memasukan ponselnya ke dalam sling bagnya dengan tergesa gesa. "Mau ketemu dosen mumpung sempet, duluan ya gakpapa kan?"
Lisa mengempoutkan bibirnya, "yaa, yaudah hati hati." Jisoo mengangguk sebelum keluar dari restoran.
"Dah belom?" tanya Lisa. Rose mendongak sebentar, ia menatap tulisannya dengan pandangan ragu tetapi kemudian ia mendesah pasrah. "Udah, terus gimana?"
"Kasih lah," celetuk Jennie.
"Gak gak, gue sama Jennie keluar duluan nah nanti Lo kasih ke mas mas disana." ujar Lisa memberi tahu. Yang diberitahu cuma melongok mendengarnya, "GUE SENDIRI?!" pekik Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
dare to the trap
RomanceHR: #3 in Jaerose [190620] #4 in Jaerose [140620] [vote yuk! Hargai penulis]