Di mana semua hal masih terasa seperti pelangi yang sekarang telah gugur ditelan bumi.
_______
Jaehyun masih tertawa pada layar ponselnya yang menunjukan obrolannya dengan Rose. Gemas ia rasa, melihat kepala Rose muncul dari atas sana untuk mengintipnya sesaat. Chanyeol yang menyadari Jaehyun senyam senyum sendiri memberikan tampang jijiknya kepada Jaehyun, "Bulol najis," ucapnya jijik.
Jaehyun menoleh, langsung menatap tajam Chanyeol tapi tak lama kemudian ia ganti dengan senyuman tak tahu malu, "Gua mau ke atas," ucap Jaehyun memberitahu.
Chanyeol menganggguk, "Awas lu jangan macem-macem," Chanyeol mengingatkan. Jaehyun yang baru saja melangkah di tangga sontak menoleh lalu berucap, "Emang kenapa? Kan tunangan gue?"
"ANJING"
"Aw!" Rose meringis kala Jaehyun menimpuknya dengan kertas yang di lipat-lipat. Ia lantas menoleh ke belakang di mana Jaehyun sedang dalam keadaan tengkurap di kasur di belakangnya, "IH JANGAN ISENG!" pekik Rose kesal, sementara Jaehyun tertawa kecil.
"Gak iseng, itu dare."
Rose menatap tajam Jaehyun, menyadari Jaehyun menyinggung hal lama, "Apaansi," gerutunya kesal lalu menghadap kembali ke depan.
Jaehyun diam-diam memotret punggu Rose dari belakang. Bagaimana rambut blonde wanita itu di kuncir dengan asal, helaian rambutnya yang keluar dari kunciran dan leher mulus miliknya. Jaehyun memfotonya dalam diam, tersenyum setelah melihat hasilnya dan memfotonya untuk kesekian kalinya.
"Itu dare, dare dari aku sendiri. Buka dong." celetuk Jaehyun memberitahu seraya menaruh ponselnya sembarangan dan memutuskan untuk menatap Rose di hadapannya.
Pergerakan tangan Rose terhenti, tanpa menjawab sama sekali ia menaruh alat gambarnya. Mengambil lagi kertas yang tadi ia taruh sembarangan secara diam-diam, lalu ia buka dengan senyuman.
Mbak, jangan cantik-cantik mbak.
Mbak pikir mbak oke? YA IYALAH
Ampun mbak, jangan kerja terus mbak, gak baik buat kesehatan, pasti otak mbak kekuras banget, udah gitu tangannya pegel. Daripada di pakai buat gambar mending di pakai buat meluk saya. Ini dare, mbak harus ge'er. Kalo bukan dare saya juga bakalan rajin banget ngirimin ginian. Apalagi mbak tipe saya.
Selamat siang.
-orang gantengRose tidak bisa berbohong, kini ia tersenyum sehabis membacanya. Jantungnya mendadak berdetak lebih cepat dari biasnya, perutnya serasa dihinggapi oleh banyak kupu-kupu. Ia benar-benar tidak bisa menahan senyumnya, bahkan pipinya sudah agak sakit karena tersenyum lebar. Rasa pusing yang ia rasa perlahan hilang. Sampai ia tidak sadar jika Jaehyun sudah berdiri di sebelahnya seraya membungkuk agar ia bisa menatap wajah Rose lebih jelas.
"Cie senyum-senyum."
Rose berjengit kaget, senyumnya langsung ia sembunyikan seraya menoleh ke samping karena gengsi. Bersamaan dengan itu, suara kecupan singkat terdengar kala Jaehyun langsung mencium pipi Rose cepat. Membuat pipi Rose memerah seketika.
Rose yang tadinya ingin marah langsung luluh seketika. Ia hanya menggeleng kecil dan menatap kembali sketch booknya. Baru ingin mengambil pensil warna lagi, Jaehyun langsung menahan tangan Rose membuat Rose menatap malas ke arahnya, "Lepas gak?"
"Kan aku bilang, daripada buat gambar mending buat meluk aku aja." ucap Jaehyun menatap Rose dalam. Jaehyun bahkan bisa melihat dengan jelas sorot mata lelah perempuannya itu.
Lantas ia melepaskan tangan Rose, berdiri tegak dan merenggangkan kedua tangannya lebar-lebar. Tak butuh waktu lama, Rose ikut berdiri, lalu membuat langkah kecil untuk dapat meraih dan memeluk Jaehyun erat-erat. Jaehyun mengusap kepala Rose secara perlahan, membuat Rose merasa seperti pulang ke 'rumah'nya lagi. Sementara Rose menumpukan wajahnya di bahu 'rumah'nya itu, berharap ia bisa pulang ke 'rumah' setiap saat kapanpun ia mau, seumur hidupnya.
________
jangan lupa baca cerita jaeroseku yang satunya. ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
dare to the trap
Roman d'amourHR: #3 in Jaerose [190620] #4 in Jaerose [140620] [vote yuk! Hargai penulis]