23# Ending Scene

3.9K 456 97
                                    


maaf bila ada typo dan antek-anteknya
Jangan lupa spam vote dan komen!🙏
Enjoy Reading Juseyooo ✨
_______










"Jaehyun..." Yoona tidak bisa berhenti menangis, bahkan tubuhnya terurai di lantai dingin rumah sakit. Tangannya tak bisa berhenti bergetar bersamaan dengan mulutnya yang terus menggumamkan nama anak pertamanya tersebut.


Koridor rumah sakit kini begitu sepi ditengah malam. Hanya menyisakan beberapa dokter dan suster yang berjalan keluar masuk dari ICU tepat didepan mereka semua.


Hening.


Satu kata yang seharusnya mendeskripsikan rumah sakit pada malam ini. Tetapi, sekarang justru terdengar suara tangisan lirih dari Yoona yang terkapar dilantai memenuhi setiap sudut rumah sakit. Mulutnya tidak bisa berhenti berdoa untuk keselamatan Jeffrey didalam sana.


Siyeon terus mengusap punggung Yoona tanpa henti. Memberi kekuatan kepada Yoona malam itu, "Bunda, tenang aja. Siyeon yakin kak Jeffrey baik-baik aja. Jangan kayak gini, kalau kak Jeffrey tau pasti juga Jeffrey sedih, Bun."


"Gimana Jaehyun tau, kalau jaehyun didalam, Siyeon. Bunda gak mau kehilangan anak Bunda. Tolong bilang sama bunda, kalau ini cuma mimpi. Ayo bilang!"


Siyeon berjengit kaget, kala Yoona berteriak kencang. Siyeon tidak bisa menahan airmatanya lagi. Ia segera memeluk tubuh Yoona yang bergetar dibawah sana. Sementara itu, Donghae terduduk geming dibangku rumah sakit. Ia tidak manangis, tetapi bukan berarti ia tidak sedih. Ia sama sedihnya dengan Yoona namun, menurutnya menangis tidak akan mengubah semua keadaan. Ia lebih memilih seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan terus menggumamkan doa untuk Jeffrey.


Donghae sempat melirik Yoona dengan pandangan tidak tega, bagaimana pun Yoona adalah orang yang paling tersakiti disini. Ia hanya membiarkan Yoona menangis, jika itu bisa menenangkan perempuan itu perlahan.


Sementara itu, Jeno terduduk kembali ditempatnya setelah menelepon Rose untuk datang kesini. Tatapannya kosong pada malam itu. Jeno mengedarkan pandangannya, yang malah membuat hatinya makin sakit. Seandainya ia bisa menangis, ia ingin menangis sekarang juga. Tetapi ia tidak bisa, hatinya terlalu sesak untuk menangisi Jeffrey. Jeno menunduk memasangkan telinganya dengan headset menyumpal kupingnya dari suara tangis Yoona pada malam itu dengan lagu dan volume yang kencang. Tetapi percuma, saat ia memejamkan matanya. Yang ia lihat hanya abangnya yang sedang menasihatinya beberapa hari lalu. Moment saat ia dan Jeffrey bermain waktu masih kecil berputar begitu saja.

Jeno mendesah kasar, dan memilih untuk pergi dari sana. Memilih berdiam diri di taman rumah sakit pada malam itu. "Jen-"

Siyeon menghela nafasnya pasrah, ia kemudian menatap sendu Yoona dan Donghae bergantian. Kedua orang yang memilih melampiaskan kesedihannya dalam pilihan yang berbeda. "Bunda, Kak Jeff bakal baik-baik aja-"

"Gimana bisa kamu bilang Jaehyun baik baik aja Siyeon? Sedangkan dokter udah bilang kayak gitu. Bunda khawatir! Bunda Khawatir!"


"Pendarahan yang dialami oleh pasien cukup parah. Karena penanganan yang sangat terlambat, hanya ada kemungkinan ada 10% pasien bisa-"

















"Jaehyun...." panggil Yoona diiringi tangisannya. Jaehyun tersenyum lirih, merasakan hangatnya tangan Yoona di genggaman nya, "Bunda..., maafin jaehyun ya, jadi kayak gini...," Yoona semakin menangis saat mendengar suara lirih Jeffrey yang begitu menyakitkan untuk didengar.


Yoona menggeleng kencang, "kamu salah apa sayang??? Kamu gak boleh tidur disini, kamu harus sembuh," ujar Yoona terus menciumi punggung tangan Jaehyun.

dare to the trapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang