Boleh boleh, mampir kali ke cerita ku yang lain, ada dojeong sama jenyong, yuk mampir!
Jangan lupa spam vote dan komen ya!
Maaf bila ada typo, dan kawan kawannya.
Enjoy Reading ✨
Jeffrey memunguti satu persatu puntung rokok yang berserakan di mejanya. Semenjak ia tinggal sendiri, hidupnya menjadi kurang rapi, pola makannya tidak teratur dan sering sekali merokok. Bagaimanapun juga ia adalah manusia yang butuh perhatian, meskipun ia memilih tinggal sendiri, tetapi hatinya ingin kembali.
Drttt drttt
"Halo?"
"Kata salah satu pembantu dirumah kemarin, kamu kesini? Ada apa?" Jeffrey tersenyum tipis saat mendengar suara Yoona masuk kependengarannya.
"Bunda apa kabar?" tanya Jeffrey.
"Baik, kenapa? Kamu gak kenapa napa kan? Makan yang teratur ya, jangan sakit."
"Iya bunda, bunda juga ya. Apalagi ayah lagi pergi ke jepang."
" Iya Jeffrey, kenapa? Kamu berubah pikiran?"
Jeffrey terkekeh, "jawabannya nggak, Jeffrey cuma kangen bunda sama Jeno."
"Kesini dong,"
"Iya nanti siang, ayah pulang kapan???"
"Tiga hari lagi Jeff,"
"Oke bunda, bunda nggak ada jadwal kan?"
" Nggak ada, kesini aja nanti bunda masakin,"
" Oke bunda, assalamualaikum Jeffrey tutup,"
"Waalaikumsalam sayang."
Untungnya, bundanya tidak memihak siapapun disini, wlaupun begitu Jeffrey tidak masalah, asalkan bundanya tidak memaksanya dengan keras. Jeffrey menoleh ke arah pintu apartemennya kala ada yang memencet tombolnya. Jeffrey mendekat dan mengintip lewat lubang pintu disana. "Jiho.." gumamnya pelan.
Untuk apa Jiho kesini? Sepagi ini?? Ia tidak mengerti. Apakah ia tidak merasa bersalah kepada Jeffrey karena bertunangan dengan lelaki lain saat masih berpacaran?? Jeffrey menghela nafasnya, lalu membuka pintunya dengan perasaan gusar. "Hai jeff."
"Kenapa?" jawab Jeffrey enggan berbasa basi.
Jiho tersenyum tipis dan menatap mata Jeffrey. Sial Jeffrey benci kala Jiho menatapnya seperti itu. "Aku minta maaf atas semua kesalahan aku." ucap Jiho sembari menunduk.
"Aku tau walaupun pasti kamu sulit maafin aku, aku juga gak bisa maafin diriku sendiri karena udah nyakitin kamu—"
"Kalo gitu kenapa kamu kayak gini??" potong Jeffrey cepat. Bukan— bukan karena ia masih mengharapkan Jiho hanya saja ia bingung kenapa Jiho melakukan ini kepadanya.
"Aku minta maaf Jeff, aku rasa kamu gak perlu tau, ini karena masalah pribadi aku dan kamu... bukan siapa siapa lagi." jawab Jiho.
Hati Jeffrey tercelos mendengarnya, namun ia hanya bisa mengangguk paham. "oke, kenapa???"
Jiho segera tersenyum tipis, "aku rasa, aku gak perlu ngasih surat undangan buat ngundang kamu kepernikahan aku."
A-apa??
"Minggu depan aku nikah, aku bakal mulai kehidupan baru. Aku bakal lupain ini semua, aku bakal lupain kenangan kita, tapi tenang aja aku gak akan lupain kamu sebagai mantan aku. Aku harap kamu juga begitu. Aku mau kamu ngelupain aku dan anggap aku cuma angin yang berlalu, aku harap kamu bisa ngelupain moment aku dan kamu selama dua tahun kita ngejalanin hubungan."
KAMU SEDANG MEMBACA
dare to the trap
RomanceHR: #3 in Jaerose [190620] #4 in Jaerose [140620] [vote yuk! Hargai penulis]