19# Perkara Masa Lalu

3.7K 548 9
                                    

Maaf bila ada typo dan antek-anteknya
Jangan lupa spam Vote dan Komen🙏
Enjoy reading juseyooo












"gimana apanya?" tanya Jeffrey sambil menyesap kopinya sebelum ia menaruhnya kembali ke meja.

Jeno mendengus kesal, lantaran Jeffrey masih tidak memahami apa yang ia maksud. "Kan gua nikah besok, kak Roseanna gak dateng?"

Jeffrey menggeleng, "nggak. Dia lagi di Aussie ngurusin cabang disana."

Jeno membulatkan matanya, "hah? terus? Katanya lo ngelamar dia bang? Terus dimana?"

Jeffrey memutar bola matanya malas sebelum pergi dari halaman rumahnya, "dibandara."

"hah?"

"kepo lu, dah ah gua ke kantor ya. Salamin sama ayah." titah Jeffrey, karena Donghae sedang tidur. Memang dari awal niatnya kesini karena ingin bertemu ayahnya tersebut, tetapi malah berakhir ngobrol dengan Jeno.

Jeno berdehem, sebelum akhirnya Jeffrey benar-benar pergi dari sana.











Bersyukur. Itu yang selalu diingat oleh seorang Roseanna setiap hari. Awalnya, ia menjadi pribadi yang dingin kepada orang lain setelah perginya sang ayah beberapa tahun lalu. Ia bersyukur, sudah ada yang menggantikan posisi sang ayah dalam menyayanginya, siapa lagi kalau bukan Jeffrey.

Roseanna berharap Jeffrey bisa menyayanginya setulus papinya dulu. Rose berharap Jeffrey bisa menggantikan posisinya papinya dalam mendengarkan semua keluh kesahnya. Rose berharap Jeffrey bisa menjadi lelaki yang baik seperti yang papinya inginkan.

Andai Rose tahu, ia akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan Jeffrey.

"kak?"

Rose terlonjak kaget saat Jisung tiba-tiba datang ke ruangannya. "kok kamu gak bilang mau kesini?"

"kelasnya dicepetin, jadi aku kesini aja. Aku kan udah kirim pesan sama kakak tapi belum dibaca." jawab Jisung sambil mendudukkan tubuhnya disofa sebelah Roseanna.

Rose mengangkat satu alisnya dan segera mengecek ponsel miliknya. Benar saja banyak pesan yang ia belum baca, termasuk pesan dari Jeffrey. Rose memejamkan matanya sebentar, merilekskan pikirannya, "iya, kakak minta maaf."

Jisung menghela nafasnya, tangannya tiba-tiba bergerak mengapit kedua pipi Roseanna. "Jwi kamwu ngpwain iwh."

Jisung menggeleng, "kakak kelihatan capek banget tau, eh atau malah sebenarnya gak capek tapi banyak pikiran? Hayo mikirin apaaaaa????"

Rose membelalakan matanya, ia langsung melepaskan tangan Jisung dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya. "Apasih, mikirin apa coba?" Rose mendengus kesal.

"mikirin om ya?"

Rose melirik Jisung dengan tatapan tajamnya. "Om siapa coba?!"

"kalau aku om, kalau kakak papi."

"nggak tuh!"

"ah masa?????"

"Ji-"

Keadaan tiba-tiba hening saat ponsel Rose berbunyi diantara mereka berdua. Rose menoleh begitu juga dengan Jisung. Seakan tahu apa yang akan dilakukan Jisung, Rose segera mengambil ponselnya, tetapi, gerakan tangan Jisung lebih cepat dari Roseanna. Sehingga, Jisung langsung berdiri dan mengangkat telepon dari Jeffrey. (Di Loudspeaker)

Roseanna membulatkan matanya sempurna, ia juga berdiri dan berusaha mengambil ponselnya dari Jisung sampai Jisung mengangkat ponselnya semakin tinggi agar susah digapai.

dare to the trapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang