Maaf bila ada typo dan antek-anteknya.
Kadang gak nyambung typonya maafin ya soalnya ini auto keyboard tau sendiri kayak gimana😢
Jangan lupa spam vote dan komen!
Enjoy Reading juseyoooRose memasukan semua barang-barangnya ke koper miliknya. Saat sedang memasukan mantel miliknya. Ia melihat jas yang ia design sendiri terpampang jelas menggantung disana. Ia mengambilnya dan menatap jas itu dengan raut wajah kebingungan. Mau ia apakan jas ini? Seharusnya ia memberikan jas tersebut kemarin. Tetapi ...
Ah, Roseanna. Semua rasanya sia-sia.
"Rose?" Rose menoleh dimana Tiffany muncul dari luar pintu. "Kenapa mi?"
"Udah selesai preparenya?" tanya Tiffany sembari menutup pintunya dan beranjak duduk disisi kasur milik Rose.
"Belum." jawab Rose sambil melipat bajunya.
"oh sore kan ya?" Rose hanya mengangguk, "jas nya buat siapa sih sebenernya??"
Rose terdiam lalu menatap jas yang tidak sengaja tergeletak dilantai. "Gak buat siapa-siapa." jawab Rose pelan.
"Maaf ya mami gak bisa anter, sore kan?"
Rose tersenyum tipis, tentu Tiffany tidak bisa melihatnya karena Rose membelakangi dirinya. "Gakpapa, ada supir. Gak usah dipikirin."
"Kamu berapa lama disana?"
"Kira-kira sebulan mi. Masa promosi diperpanjang."
"Oh, bagusan gitu sih, daripada seminggu doang."
"hm."
Keadaan hening beberapa saat. Rose yang benar-benar fokus membereskan barangnya dan Tiffany yang bertanya-tanya dalam hatinya. Sampai akhirnya Tiffany dulu lah yang bertanya kepada Roseanna, "Rose," suara Tiffany mengalun pelan ditelinga Rose.
Rose hanya berdehem tanpa menambahkan beberapa kata lagi untuk menjawab sang ibu. "Mami penasaran sama hubungan kamu."
Rose terkekeh kecil, "hubungan apa?"
"hubungan kamu sama Jeffrey."
Rose lagi-lagi tertegun. Mengapa ibunya bertanya hal sensitif seperti ini kepadanya???!— tunggu sejak kapan ini menjadi hal sensitif untuknya?
Rose tidak bahagia tetapi tidak sedih juga, singkatnya ia merasa sangat kosong dan kebingungan.
"gak ada apa-apa."
"serius? Kayaknya kalian deket banget? Sampe Jeffrey post foto kamu di Instagram?"
Rose menghela nafasnya, berusaha menahan hatinya yang sekarang seperti dihantam oleh bebatuan. "Gak ada apa apa mami." jawabnya dengan nada sedikit tinggi.
Tiffany mengangkat bahunya, "padahal tadi mami udah mikir, gimana kalau Jeffrey ditinggalin kamu selama sebulan lamanya ke Aussie."
Iya juga ya? Bagaimana jika pria itu tahu??
Tidak sedikit ucapan ulang tahun yang ia terima. Mulai dari teman sekolah, kuliahnya dulu, hingga teman sepenganggurannya dulu. Keluarga, kerabat semua mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Namun, Jeffrey merasa belum cukup puas jika perempuan itu belum mengucapkan apapun.
Apa perempuan itu lupa jika ia juga menginginkan hadiah ulang tahunnya? Tapi apa? Bahkan sampai sekarang perempuan itu belum mengucapkan sepatah katapun kepadanya. Jeffrey bingung.
Jeffrey seharusnya tidak egois seperti ini. Semua bukan salah Roseanna tetapi salah dirinya sendiri yang tidak mau mengungkapkan sejak awal. Dirinya terlalu ragu-ragu, padahal semua bukan tentang waktu tetapi tentang keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
dare to the trap
Roman d'amourHR: #3 in Jaerose [190620] #4 in Jaerose [140620] [vote yuk! Hargai penulis]