Maaf bila ada typo dan antek-anteknya.
Jangan lupa spam vote dan komen.
Diharapkan membaca note akhir.
Enjoy Reading ✨________
"Maaf, gue belum bisa nerima lo," ujar Rose. Ia mengalihkan pandangannya keluar mobil.
Pria itu hanya tersenyum samar. Ia sangat mengerti perasaan Rose. Meski Rose belum benar-benar memberitahunya. Ia sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi dari teman Rose. Membiarkan waktu terus berjalan tanpa paksaan. Biarkan hati Rose terbuka dengan keterbiasaan. Meski kadang hatinya lara, melihat Rose sepertinya sangat sulit menerima kenyataan.
"It's okay. gak usah terburu-buru, aku gak minta buat dicintai secepat itu," balasnya.
Rose makin merasa bersalah mendengarnya. Sudah tiga tahun, ia masih menutup hatinya. Ia ingin membalas perasaan pria itu tetapi, hatinya masih belum bisa. Baik. Satu kata yang mendeskripsikan sosoknya. Disaat Rose sedang sedih atau membicarakan hal-hal seperti ini. Pria itu tidak pernah membicarakan tentang masa lalunya. Hanya ungkapan semangat dan cinta yang ditunjukan.
Apa kurangnya untuk Rose? Tidak ada.
Dan juga, pria itu mengerti dengan jelas perasaanya.
"Woon,"
"hm?"
"Jangan pernah berhenti buat peduli ya. Gue gak tau lagi harus kayak gimana. Gue takut lo kehilangan kesabaran karena nunggu, dan ninggalin..." ujar Rose.
Jaehyun.
Pernah bilang seperti ini kepadanya.
Ternyata,
Begini rasanya.
sakit
Jaehyun benar, ia memang sudah pergi tetapi perannya masih ada. Jika ia dapat memutar waktu, ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya dengan pria itu. Jika Jeffrey tidak bisa melanjutkan hidupnya.
Tolong, biarkan.
Biarkan Roseanna yang akan melanjutkan hidup Jeffrey.
Dowoon tersenyum simpul menatap Rose sekilas sebelum kembali fokus menyetir, "bicara apa? I will always be here for you, Rose."
Rose hanya mengangguk.
Setelahnya, mereka telah sampai di gedung SEA FASHION. Rose turun dari mobil, "terimakasih, ya."
Rose, kenapa terus bilang terimakasih bahkan buat hal kecil? Seolah-olah aku cuma orang asing yang ada dihidup kamu.
suara decitan mobil terdengar nyaring di pintu masuk pemakaman. Dowoon mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat ia melamun dimobil. Untungnya ia bisa mengendalikannya dengan tepat untuk tidak menabrak pagar pemakaman. Setelahnya, ia keluar dari mobil dan menghela nafas lega sebelum masuk ke pemakaman.
Berjalan menyusuri satu persatu lahan hingga ia menemukan makam yang ia cari.
"Mama..." gumamnya lirih dan menyamakan tingginya dengan batu nisan.
"Ma.." panggilnya lagi. Sedikit memberi jeda untuk kalimat selanjutnya.
Pandangannya sayu, "Dowoon udah ketemu, Dowoon udah ketemu perempuan yang akan jadi teman hidup Dowoon,"
"Sesuai kata mama, Dowoon bakal jaga perempuan itu sama kayak Dowoon jaga mama. Namanya Roseanna, cantik. Punya hidup yang gak kalah tragis sama Dowoon. Dowoon gak maksa kok ma, untuk dia nerima Dowoon. Dowoon tau rasanya kehilangan itu gak mudah dan butuh waktu yang lama untuk sembuh. Kayak waktu Dowoon kehilangan mama..."
KAMU SEDANG MEMBACA
dare to the trap
Storie d'amoreHR: #3 in Jaerose [190620] #4 in Jaerose [140620] [vote yuk! Hargai penulis]