Empatbelas

1K 82 5
                                    

"Gue bingung, sebenernya hati gue ini buat lo atau masih buat yang dulu." -Rachellia Zabila Ahmad.

Tiga hari gadis berlesung pipi itu tidak masuk sekolah. Alasannya adalah sakit. Sejak kejadian pingsan itu Rachel terlihat sedikit menjauh dari Arka. Arka pernah mencoba datang ke rumah Rachel namun ART keluarga Rachel bilang mereka tak ada di rumah. Arka yang notabenenya adalah kekasih Rachel menjadi gelisah gak karuan. Kalau Randi bilang sih 'Gegana: gelisah, galau, merana.'

"Si Rachel belum sekolah juga Ka?" tanya Raihan yang baru sampai di kelas.

"Gak tau, mungkin dia berangkat agak siangan." Arka menjawab dengan raut wajah lelah. Lelaki kurang tidur akibat terus memikirkan Rachel.

"Ka, lo lagi kurang sehat?" tanya Raihan yang khawatir dengan keadaan Arka. Terdapat lingkaran hitam di bawah matanya. Lelaki itu kurang istirahat. Raihan merasa kasihan dengan sahabatnya itu, pasalnya Arka itu baru pertama kali menjalin kasih dan langsung mendapat cobaan seperti ini.

"Gue gapapa Han. Gue mau tidur dulu, nanti kalau ada Rachel bangunin gue yah!" ucap Arka yang langsung memejamkan matanya. Raihan menatap Arka dengan sendu. Arka, lelaki itu terlalu mencintai Rachel.

"Hai brother!" sapa Randi heboh.

"Sssst... Arka lagi tidur, lo jangan berisik, jangan ganggu dia." Raihan memberi isyarat pada Randi agar berhenti dulu menjadi si heboh SMA Brawijaya.

"Oke siap." Randi mengangkat tangan kanannya dan melakukan gerakan hormat pada Raihan.

Tak lama terlihat gadis manis berlesung pipi memasuki kelas XI Ipa2. Ya, gadis itu Rachel. Raihan dan Randi pun langsung melihat ke arah Rachel. Gadis itu melihat penghuni hatinya sedang tertidur pulas.

"Kemana aja lo?" tanya Raihan ketus. Lelaki jangkung itu tak suka melihat sahabatnya menderita oleh seorang gadis.

"Gak kemana-mana." Rachel memilih duduk dan mendekati Arka yang sedang tidur. Perlahan Rachel mengelus rambut Arka dengan lembut. Wajah lelaki itu terlihat sangat damai. Hati Rachel merasa sakit ketika melihat lingkaran hitam yang berada di bawah mata Arka.

"Ka," panggil Rachel lembut dengan tangan yang masih mengelus rambut Arka lembut.

"Eughhh." Arka menggeliat dan berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Kamu kenapa tidur di kelas?" tanya Rachel. Arka yang sudah penuh kesadarannya pun di buat kaget dengan sosok sang kekasih.

"Kamu kenapa?" tanya Rachel lagi dengan raut muka bingung. Arka langsung memeluk Rachel erat. Rasanya tiga hari tak bertemu itu seperti tiga tahun saja. Arka trauma dengan yang namanya kepergian. Rachel tambah bingung dengan sikap Arka tapi di sisi lain juga Rachel merasa senang.

"Jangan pergi!" lirih Arka yang semakin erat memeluk Rachel.

"Gak akan. Aku ada di sini buat kamu." Rachel membalas pelukan Arka dengan hangat dan lembut. Gadis itu merasa bersalah kepada sang kekasih.

"Aku kangen," ucap Arka yang masih dengan setia memeluk Rachel.

"Aku juga," balas Rachel.

"Jangan pernah ngilang lagi, aku gak sanggup." Arka terus bicara seperti itu.

"Gak akan Arka. Aku kan sayang kamu," ucap Rachel pada Arka.

"Kamu kemana aja?" tanya Arka sambil melepas pelukan mereka.

"Gak kemana-mana," jawab Rachel. Manik mata Arka terus memandangnya.

"Kamu udah sembuh?" tanya Arka lagi.

"Udah."

"Janji ya jangan pergi lagi," ucap Arka pada Rachel.

"Janji," ucap Rachel.

TAKDIR [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang