"Ini bukan hanya tentang masa lalu kita tetapi, tentang masa depan kita juga! Jangan sia-siakan semuanya, aku bahagia bisa dekat kamu dan kamu pun harus bahagia di dekat aku! I Love You!" –Arka Putra Giovano.
***
"Hai! Apa kabar?" lirih seorang lelaki tampan pada gundukan tanah didepannya.
"Aku tau kamu pasti baik-baik aja, tapi sekarang aku lagi gak baik-baik aja. Aku sakit! Hatiku sakit," lirihnya lagi. Lelaki itu mengusap batu nisan yang bertuliskan nama seorang gadis dengan lembut.
"Oke, aku tau aku salah. Maafin aku karena aku jarang ngunjungin kamu! Aku minta maaf." Suara lelaki itu terdengar parau seperti sedang menahan sesuatu yang menyakitkan.
"Aku mau cerita sesuatu, kamu tau setelah tujuh tahun lalu kamu pergi hatiku rasanya mati rasa, aku gak pernah ngerasa jatuh hati lagi kepada gadis selain kamu. Tapi... setelah sekian lama ada gadis yang datang dan membuatku jatuh hati, namanya Rachel. Dia gadis yang aneh, banyak teka-teki dalam hidupnya. Dia sama kayak kamu spesial di hati aku tapi sayang kayaknya aku gak spesial di hati dia." Lelaki tampan itu menghembuskan nafasnya kasar. Suaranya terdengar semakin parau. Mata coklat terang lelaki itu terlihat memerah dan berkaca-kaca.
"Aku bingung Ray, sebenarnya dia pilih aku atau lelaki itu?" tanya lelaki itu pada seorang gadis yang sudah terkubur selama tujuh tahun lamanya itu. Arka, lelaki itu Arka.
"Aku bingung, dia beneran sayang sama aku apa nggak sih?"
"Aku bingung, dia beneran bahagia apa nggak sih selama sama aku?"
"Aku bingung, kenapa takdir cinta aku kek gini?"
"Aku bingung, gak ada orang yang bisa jawab semua pertanyaan aku." Helaan napas Arka terdengar sangat berat. Pikirannya kembali melayang ke moment dimana Rachel bercengkrama mesra dengan Arbani. Hatinya sakit. Hati Arka terluka!
Sekelebat bayangan putih tiba-tiba datang menghampiri Arka, dilihat dari dekat bayangan itu adalah bayangan sosok gadis yang dirindukannya, gadis itu tersenyum manis dan tak lama bayangan itu lenyap dalam sekejap.
Arka memejamkan matanya, menahan segala kenyataan yang menyakitkan. Beberapa kali Arka menarik dan menghembuskan napasnya kasar guna menghilangkan sesak di dadanya yang tiba-tiba menyerang.
"Aku pamit, besok aku bakal kesini lagi. Makasih tadi kamu udah sempet senyum ke aku. I'm happy to see your smile again." Arka mengusap batu nisan itu lembut dan perlahan kakinya meninggalkan pusara gadis ciliknya itu.
***
Mata sembab seorang gadis manis nan cantik pemilik lesung pipi itu langsung membuat seisi Brawijaya heboh. Banyak omongan-omongan yang sangat menusuk hati Rachel.
"Matanya kenapa tuh?" Goda salah satu gadis berperawakan tinggi kepada Rachel. Gadis berperawakan tinggi itu Risa Adriani—rival dari seorang Rachel.
"Mungkin diputusin Arka," timpal gadis yang berwajah bule—Abel.
"Kayaknya lo bener deh, Bel." Tawa Risa dan Abel tiba-tiba meledak begitu saja. Shit! Tawa itu sangat memekakkan telinga Rachel.
"Gak usah so tau!" tegas Rachel pada Risa dan Abel.
"Njir ngegas," ujar Risa yang langsung kembali tergelak tertawa. Rachel maju selangkah mendekati Risa dan langsung membisikkan sesuatu, "Lo boleh ketawa sekarang, tapi, gue pastiin besok hanya ada kesedihan buat lo."
"Lo ngancem gue?!" pekik Risa yang tak terima dengan bisikan Rachel barusan.
"Itu bukan ancaman hanya sebuah pemberitahuan." Rachel melangkah berniat pergi meninggalkan Risa and the geng tapi, Risa mencekal tangannya. Gadis yang dicap sebagai primadona SMA Brawijaya itu tak terima dengan ucapan Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR [LENGKAP]
Teen FictionAmazing cover By AMALIASLYB Belum [REVISI] Takdir yang mempertemukan dan takdir pula yang memisahkan. Berawal dengan pertemuan yang menyebalkan berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan. Semuanya sudah menjadi rahasia yang Maha Kuasa. Begitupun t...