"Lo tau masih banyak manusia munafik dimuka bumi ini? Dan lo termasuk salah satunya." -Arka Putra Giovano untuk Rachellia Zabila Ahmad.
****
Arka, lelaki itu kini sedang tidur di kasur empuknya, matanya terpejam dengan sangat tenang hingga saat ponsel di nakas berbunyi membuat Arka terbangun. Arka mengerjap-ngerjapkan matanya guna mengumpulkan kesadarannya.
"Siapa sih yang nelpon? Ganggu aja," gerutu Arka sambil mengambil benda pipih itu di nakas.
"Raihan?" gumamnya ketika melihat nama Raihan dilayar ponselnya. Arka mengerutkan keningnya. Arka segera mengangkat telpon itu dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.
"Halo!" sapa Arka pada Raihan diseberang sana.
"Putusin Rachel! Dia itu cewek murahan!" perintah Raihan setengah membentak. Arka semakin mengerutkan keningnya, cewek murahan? Maksudnya?
"Maksud lo apa sih, Han?" tanya Arka masih dengan nada tenang.
"Gue liat Rachel ciuman sama Arbani di roptoof," jelas Raihan pada Arka. Arka mengeratkan genggaman pada ponselnya. Amarah Arka seketika tersulut ketika mendengar penjelasan Raihan.
"Gue otw ke sekolah!" ujar Arka yang segera bangkit dari kasurnya.
Tut. Telpon dimatikan sebelah pihak oleh Arka.
Arka langsung mengganti pakaiannya dan segera berjalan keluar dari kamarnya. Tak lupa Arka juga mengambil kunci mobil miliknya. Amarah lelaki itu sudah mencapai ubun-ubun, yang ada di dalam pikiran Arka hanya Rachel.
Bisa-bisanya lo ciuman sama lelaki lain disaat gue sakit, batin Arka marah.
Gak habis pikir gue, batinnya lagi.
"Ka, kamu mau kemana?" tanya mamahnya saat melihat Arka keluar dari kamar dengan tergesa-gesa.
"Ada urusan mah," jawab Arka cepat.
"Urusan apa? Kamu lagi sakit, Ka. Gak boleh keluar rumah istirahat aja," ujar mamanya. Arka menggeleng cepat. " Urusannya penting banget, Mah," jelas Arka pada mamanya.
"Sepenting apa urusan itu sama kesehatan kamu?" tanya mamahnya yang mulai terdengar kesal dengan sifat keras kepala Arka.
"Mah plis Arka pergi cuma sebentar kok," ujar Arka meyakinkan mamanya. Mamanya tetap bersikeras tidak mengizinkan Arka keluar. Pasalnya demam Arka pun masih belum turun, ditambah bibir pucat, dan juga jalan Arka yang sempoyongan membuat mamanya khawatir.
"Enggak." Mamanya menggeleng yang berarti Arka tetap tidak boleh pergi.
"Mah," panggil Arka pada mamanya dengan nada putus asa.
"Tolong mamah izinin aku pergi, ini tentang Rachel," lanjut Arka lagi. Mamanya langsung menatap Arka penuh tanda tanya. "Rachel pacar kamu?" tanya mamanya pada Arka. Arka mengangguk cepat.
"Kenapa dia?" tanya mamanya penasaran. Arka menjawab dengan cepat, "Arka gak bisa jelasin sekarang, intinya tolong izinin Arka pergi."
"Ya udah tapi kamu jangan bawa mobil sendiri suruh sopir aja yang anterin kamu," titah mamanya. Arka mengangguk kemudian menyalami tangan mamanya.
"Arka pergi dulu," pamitnya. Mamanya menatap Arka khawatir, sangat terlihat bahwa Arka masih dalam keadaan sakit.
****
"Han, tungguin gue!" teriak Rachel sambil menuruni anak tangga dengan cepat. Raihan tak menoleh sedikitpun, terdapat luka lebam didekat bibirnya yang disebabkan oleh bogeman Arbani tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR [LENGKAP]
Ficção AdolescenteAmazing cover By AMALIASLYB Belum [REVISI] Takdir yang mempertemukan dan takdir pula yang memisahkan. Berawal dengan pertemuan yang menyebalkan berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan. Semuanya sudah menjadi rahasia yang Maha Kuasa. Begitupun t...