"Jangan salahkan aku kalau aku egois! Salahkan saja kamu yang tak pandai menghargai perasaanku." –Queen Galau.
"Arbani, bangsat!"
"Sabar Ka... sabar...." Raihan menepuk-nepuk pundak Arka. Rahang Arka mengeras, urat-urat dilehernya pun terlihat menegang, wajahnya merah padam, dan amarahnya pun tak dapat dibendung lagi.
"Gue mau ke rumah Rachel!" Arka langsung melenggang pergi meninggalkan Raihan dan Randi. Lelaki itu melangkah dengan cepat, dadanya naik turun akibat menahan marah.
"Randi, ayok kita kejar si Arka!" teriak Raihan pada Randi. Saat ini Randi sedang sibuk dengan handphonenya, lelaki itu sedang sibuk menggosip di akun media sosialnya.
"Kampret Randi! Ayok kita kejar si Arka!" teriak Raihan lagi. Randi masih acuh dan sibuk dengan handphonenya. Raihan yang tak mau membuang-buang tenaga untuk menghadapi Randi pun memilih untuk mengejar Arka sendiri.
"Arka, tungguin gue!" teriak Raihan melihat Arka yang sudah siap melajukan motornya. Arka menoleh sejenak ke arah Raihan dan kemudian pergi meninggalkan Raihan. Raihan misuh-misuh karena ditinggalkan Arka.
"Harus gue susul nih," gumam Raihan yang langsung berlari ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Perasaan Raihan tak tenang, lelaki itu pikir bahwa jika ia mengikhlaskan Rachel maka semuanya akan berjalan baik tapi, ia salah ternyata masih ada cobaan lain yang harus mereka lalui.
****
"Bani, ngapain sih kamu pakai foto segala milk tea nya?" tanya Rachel pada Arbani. Saat ini mereka sedang berada di balkon kamar Rachel. Rachel menyandarkan kepalanya ke pundak Arbani sambil meminum milk tea nya. Moment ini adalah moment yang sangat dirindukan oleh mereka, moment ketika mereka menghabiskan waktu berdua sambil meminum milk tea—minuman favorit mereka.
"Buat kenang-kenangan," jawab Arbani sambil mengusap lembut kepala Rachel.
"Oh, kamu posting di Instagram seperti biasa gak?" tanya Rachel sambil menatap mata hitam kecoklatan milik Arbani. Arbani seraya tersenyum sambil mengangguk pelan.
"Kamu tag aku gak?" Rachel terus bertanya. Gadis itu belum menyadari keadaan dirinya sekarang. Kenangan masa lalu masih tersimpan indah dihatinya, hingga gadis itu lupa bahwa sekarang ia sudah memulai kenangan yang baru bersama orang lain.
"Iya, aku tag kamu." Sedetik kemudian Rachel tersadar dengan apa yang dilakukannya. Jantung gadis itu tiba-tiba memompa lebih kencang, hatinya tak karuan, pikirannya kalut. Yang ada dipikiran gadis itu hanya satu, yaitu ARKA.
"Arka," gumam Rachel pelan namun masih bisa didengar oleh Arbani. Arbani menyunggingkan senyumnya, rencananya kali ini pasti berhasil.
"Kamu kenapa? Kok mukanya tegang gitu?" tanya Arbani paga gadis berlesung pipi itu.
"Gapapa." Rachel menggeleng pelan.
"Jangan bohong pasti ada yang kamu pikirin, kan?" ujar Arbani pada Rachel. Rachel mengangguk kemudian mengucapkan satu kata, " Arka."
Sedetik kemudian ada lengan kekar yang memeluk Rachel untuk menenangkan pikiran gadis itu yang sedang kalut. "Jangan khawatir ada aku, Chel." Arbani mempererat pelukannya.
"Kita gak bisa gini, Bani. Sekarang kamu dan aku udah gak ada hubungan apapun! Aku mau kamu jauhin aku!" ucap Rachel pada Arbani. Sontak Arbani langsung melepaskan pelukannya dan menatap mata coklat milik Rachel.
"Aku gak bisa jauhin kamu, Chel. Aku sayang kamu, cinta kamu." Arbani tak mungkin bisa menjauhi Rachel. Rachel adalah segalanya untuk Arbani.
"Aku juga sama. Tapi, mau sampai kapan kita kayak gini? Aku udah ada Arka," ujar Rachel pada Arbani. Arbani menggeleng-gelengkan kepalanya, lelaki itu tak akan pernah menjauhi Rachel sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR [LENGKAP]
Подростковая литератураAmazing cover By AMALIASLYB Belum [REVISI] Takdir yang mempertemukan dan takdir pula yang memisahkan. Berawal dengan pertemuan yang menyebalkan berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan. Semuanya sudah menjadi rahasia yang Maha Kuasa. Begitupun t...