EPISODE 7 - Pengakuan

1.2K 139 5
                                    

"Assalamualaikum, Yusuf, maaf, kedatangan kami telat," ucap Erlan. Ia menjabat telapak tangan Yusuf sejenak. Mereka berdua tampak tersenyum semringah.

"Waalaikumsalam. Ah, tidak apa-apa, Lan. Ya sudah, ayo duduk dulu." Begitu Yusuf mempersilakan keluarga Erlan menempati kursi yang telah tersedia.

Akhirnya Ayesha dan Thalia pun ikut menyinggahkan duduknya bersama Ayah mereka. Sayangnya Ayesha merasa tak nyaman. Berada di antara mereka rasanya sangat mengasingkan. Ayesha pun tak mengenal detail siapa Yusuf, pasti dia Ayahnya Hazmi, pikir Ayesha. Dan di samping Hazmi itu pasti saudaranya. Hanya berpikir seperti itu Ayesha menebak siapa mereka.

Dan yang Ayesha herankan, mengapa Ayah mengenali keluarga Hazmi? Astaga ... jangan bilang ..., Ayesha merasa tak tenang memikirkan hal yang sangat sulit ia duga.

Pelan-pelan ia mengatur degupannya, sembari menyimak pembicaraan antara Ayahnya bersama Yusuf teman Ayahnya itu. Mereka tampak asyik saling mengobrol. Senyuman mereka tampak menghangatkan suasana. Seperti teman lama yang tanpa Ayesha mengetahuinya. Karena sebelumnya pun Ayahnya tak pernah bercerita memiliki teman akrab seperti Ayahnya Hazmi.

"Oh ya, Ayesha, Thalia, Om Yusuf ini adalah teman baik Ayah. Teman sejak dulu, sewaktu Ayah masih kecil. Om Yusuf punya dua putra, yang pertama Rafli, dan yang kedua ini Hazmi." Akhirnya Erlan menjelaskan siapa mereka.

Kedua mata Ayesha menatap keberadaan Hazmi dan Rafli yang saling tersenyum ke arahnya. Entah mengapa detakan yang Ayesha rasakan makin berirama. Dengan tenang ia menunggu kalimat yang akan sang Ayah lontarkan lagi. Sementara Thalia, ia tetap diam dengan tenang menunggu pembicaraan dua keluarga ini.

Diam-diam pun Thalia melirik Ayesha, ia menangkap Ayesha yang penuh gelisah. Thalia mengerutkan dahinya heran, ada apa dengan Kakak perempuannya itu? Tiba-tiba saja Thalia mengingat penjelasan pengakuan Hazmi padanya. Tentang perkara bahwa Ayesha telah menikah.

Apa Kak Ayesha khawatir, kalau memang Ayah mau menjelaskan bahwa Kak Hazmi suami sah Kak Ayesha? Jangan-jangan maksud Ayah membawaku dan Kak Ayesha ke sini, karena masalah ini, gumam kata hati Thalia. Ia menatap cemas saat melirik raut wajah Ayesha.

"Ayesha, Om ngerti kamu pasti lupa dengan keluarga Om. Padahal dulu kamu sempat tahu Om dan Hazmi, sewaktu kalian masih satu sekolah bersama ..."

Ayesha terperangah mendengar perkataan Yusuf yang menyatakan; ia pernah satu sekolah yang sama bersama putranya. Sejak kapan? Pikiran Ayesha mulai bertanya.

Apa karena ia terlalu menikmati kesehariannya, ia jadi melupakan tentang mereka. Hingga otak Ayesha telah menghapus semua memori tentang Hazmi. Tapi mengapa sekarang Ayesha tak merasa mengenali Hazmi dan tak mengingat apa-apa tentang laki-laki itu.

"Dulu kalian sempat satu sekolah di SMP yang sama. Sayangnya waktu itu kalian nggak saling dekat. Hazmi pun masih nggak berani ngedeketin kamu. Haha ... lucu saja kalau diingat lagi, waktu itu Om mendesaknya agar segera melamarmu. Sebelum putra Om terlalu jatuh cinta padamu, Ay.

"Sejak usia Hazmi masuk ke empat belas tahun, Om secara resmi menikahkannya bersama kamu. Tapi sayangnya, pernikahan kalian itu yakni nikah gantung. Usia kalian masih sangat muda untuk menikah, dan setelah menikah, kalian masih menjadi tanggung jawab orangtua masing-masing."

"M-menikah? Tapi, kok, aku nggak tahu apa-apa tentang pernikahanku? Kalau memang kawin gantung, kenapa Ayah nggak ngomong terus terang padaku? Dan jadi, selama ini Ayah menyembunyikan pernikahan Ayesha, maksudnya gitu?" Ayesha sontak melontarkan beberapa pertanyaan. Ia sama sekali belum mempercayai kenyataan bahwa ia memiliki suami. Bahkan sejak usia remajanya.

"Maaf, Sayang? Ayah sengaja menyembunyikan ini denganmu. Karena sebelumnya kami sudah sepakat untuk tidak mengatakan hal sebenarnya padamu. Ayah takut kamu kaget, dan kamu akan menolak pernikahan ini. Bukan berarti Ayah nggak sayang denganmu, justru Ayah sangat menyayangi putri Ayah. Makanya Ayah nggak mau putri Ayah kejebak dalam hal yang dilarang agama.

Enigmasif [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang