Kali ini Ayesha tiba di danau Beratan Bedugul. Gadis itu tak hanya berniat mencari accesories pesanan teman-teman Thalia, namun sayangnya ia pun enggan melewatkan jalan-jalan menjelajahi Bali. Ayesha jadi ingat ketika kali pertama ia berkunjung ke pulau Bali. Ia tampak senang jalan-jalan berkunjung ke beberapa tempat wisata. Dan terutama wisata bedugul. Meski sayangnya bagi Ayesha, ia belum puas berkeliling ke pulau dewata ini.
Suasana pagi di danau itu sangat sejuk. Bahkan tiupan angin yang menusuk ke pori-pori kulit tak membuat Ayesha merasa kedinginan. Gadis itu masih berjalan sendiri tanpa menghiraukan keberadaan sang suami dan Thalia yang berada di belakangnya.
"Kak Ay! Jangan cepat-cepat dong, jalannya. Capek tahu! Nah, tuh, suami Kakak aja ditinggal sama Kak Ayesha. Nggak kasihan sama Kak Hazmi?" Thalia memanggil dari arah belakang, hingga ia berhasil membuat langkah Ayesha terhenti.
Kini Ayesha memutar tubuhnya hingga mengalihkan pandangan ke arah sang adik yang sedang berada di sisi Hazmi. Namun yang Ayesha lihat, Hazmi tampak tenang menikmati udara dingin sembari mengedarkan pandangan ke arah danau yang terbentang luas. Rupanya laki-laki yang berperan sebagai suami Ayesha itu sedang tak begitu menggubris keberadaan sang istri dan adik iparnya.
Ayesha menyorotkan pandangan jengah. Tak terima perlakuan Hazmi yang terlihat berbeda tak seperti biasanya. "Dek, bisa temenin Kakak beli minum, nggak? Kakak haus, pengin duduk juga," pinta Ayesha. Pandangannya tertuju pada Thalia.
"Ya udah, ayo, Kak. Tapi, Kak Hazmi ..."
"Terserah, dia mau ikut atau nggak. Kalau nggak mau, ya mending di sini aja," Ayesha bergumam.
Sontak Hazmi mengalihkan sorot matanya tepat pada Ayesha. "Oh ya, gimana kalau yang temenin Ayesha, aku aja? Soalnya ada hal penting yang pengin kubicarakan. Boleh, kan, Thal?"
"Boleh, kok, Kak. Thalia mending tungguin kalian di sini aja. Asal jangan lama-lama tinggalin Thalia sendirian di sini, Kak."
"Tenang, Thal. Aku cuma pengin ngomong bentar, kok, sama istriku sendiri," Hazmi berucap seolah memandang Ayesha.
Kok, aku ngerasa deg-degkan gini, ya? Hmm, Ay, ini Hazmi. Masa iya aku harus deg-degkan di depan cowok menyebalkan ini? Apa jangan-jangan aku jatuh cinta? Nggak, nggak, nggak mungkin! Tapi kemarin ... kenapa aku seolah-olah takut kehilangan Hazmi, ya? Seolah-olah aku merasa gelisah, sewaktu Hazmi marah sama aku. Ayesha ... are you seriously?
Mengetahui Ayesha melamun, kini jemari Hazmi berani menggenggam telapak tangan Ayesha dengan erat. Sontak saja Ayesha melongo tanpa membantah usai mengetahui laki-laki itu menggenggam jemarinya. Sentuhan Hazmi mampu meruntuhkan keraguan hati Ayesha. Kali ini Ayesha tak mengerti, ia merasa nyaman dan aman.
"Tumben kamu deg-degkan, Ay? Salting, ya, karena aku pegang tanganmu?" Hazmi bersahut dengan tingkat kepedeannya kembali.
"G-gimana? Tolong ya, tuan Hazmi, jangan ke GR-an," Ayesha membalas lantas menekan kata terakhirnya.
Spontan Hazmi menggelakkan tawa setelah mendengar ungkapan galak Ayesha. Perempuan itu masih saja bersikap gengsi ketika Hazmi menyentuh jemarinya. Padahal jangan kira Hazmi tak mengerti ketika Ayesha merasa salah tingkah.
"Kenapa sih, ketawa? Bisa diam, nggak?"
Seketika Hazmi menghentikan tawanya. Rupanya Ayesha tak terima menatap tingkah Hazmi. "Kamu itu nggak pandai berbohong, Ay. Ya udah, yuk, kita beli minum dulu. Thal, Kakak tinggal dulu bentar, ya?"
Kemudian langkah Hazmi bergegas meninggalkan Thalia yang bertahan di pinggir danau. Gadis itu membiarkan Kakak perempuannya beranjak pergi sejenak bersama Hazmi. Semoga aja nggak terjadi apa-apa, gumam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmasif [END]
Romance[WARNING!! Dilarang mengcopy paste cerita per-bab hingga keseluruhan. Cerita "Enigmasif" hanya dipublish di akun Twisprakle dan merupakan karya asli dari akun Twisprakle] Credit cover by @sweetisrainy ✏ [SELESAI] =============================== "Ken...