Prolog

88 17 10
                                    

Hallo guys!

Selamat datang dicerita Remima. Sebelum kalian baca cerita ini, alangkah lebih baik berkenalan dulu dengan seseorang dibalik cerita yang mengandung unsur kenakalan SMA.

Namaku Ra. Aku masih muda, biar lebih jelas umurku 15 tahun otw 16 ... masih jauh nanti.

Promosi sebentarwk
- xxza_ra1 (Wp)
-@xxza_raa1 (Ig)

Sekian terimakasih 🙏 selamat membaca....

Jangan lupa Vote, coment, and share

•••

Happy Reading:)

Remima Fiyeena, siapa yang tak mengenal gadis sang pemilik nama. Salah satu siswi SMA Razarda yang selalu menjadi incaran para guru dan OSIS, karna ulahnya yang tak pernah habis untuk dijadikan nilai minus pada setiap pikiran orang lain. Remima atau Remi adalah siswi yang dijuluki badgirl gila karna tingkah laku yang tidak ada bagus-bagusnya tidak seperti wajahnya.

SMA Razarda adalah sekolah yang disuguhi oleh siswa-siswi pintar dari segala bidang. Ntah setan apa yang merasuki para guru sampai menerima siswi bernama Remima Fiyeena yang hanya memiliki nilai plus pada wajahnya.

Sampai di mana, Remi bertemu ketua OSIS yang banyak dikagumi oleh para guru ataupun murid. Menurut Remi, Tommy-ketos itu menyebalkan dari kesan pertama mereka bertemu. Remi yang sudah tidak menyukai Tommy berjanji akan menjauhkan diri atau bisa beda planet agar mereka tidak saling tatap muka.

***

Gapura bertuliskan SMA Razarda sudah terlihat jelas didepan mata. Dengan pagar menjulang tinggi yang dibuka lebar dan berbagai kendaraan atau murid yang berlari masuk agar tidak terlambat upacara. Berbeda dengan sang pengguna mobil honda jazz dengan warna kuning mencolok yang masih santai terparkir dihadapan bangunan SMA Razarda.

Gadis bername tag Remima Fiyeena itu masih sempat-sempatnya menguap lebar padahal gerbang ditutup 10 menit lagi. Remi berdecak kesal saat hawa ngantuk masih hinggap di dirinya. "Ck! Ngantuk banget anjir. Tau gini gue bolos tadi," ucap Remi. Remi mengambil tas di kursi belakang mobil dan mengeluarkan semua alat yang tak penting dibawa atau barang yang memiliki peluang besar untuk disita oleh OSIS.

Remi keluar dari mobil dan menyampirkan ranselnya di pundak kanan. Saat ingin melangkahkan kaki Remi terkejut saat tubuhnya terhuyung ke belakang, tapi untung ada yang menahannya.

Baru ingin terpana dan mengucapkan makasih, Remi dikejutkan oleh tingkah laku berikutnya. Menempelkan sticky notes?! Tepat di dahi Remi.

“ PARKIR DENGAN RAPI DAN LANGSUNG MASUK BARISAN KELAS ANDA! CEPAT! MASUKAN KERTAS INI KE KANTONG ANDA DAN BUANG KETIKA ANDA MENJUMPAI TEMPAT SAMPAH! JANGAN DIBACA SAJA! CEPAT LAKUKAN! “

Remi membacanya dengan fokus.
“Heran dah gue, kok bisa sih dia kepilih jadi ketua OSIS? Lagian tu anak ngapain pakek di Capslock hurufnya, udah tau orang sakit begini malah di ocehin, mending kalo langsung, lah ini pakai kertas! “ rutuk Remima pada Tommy yang sedang menatap tajam ke arahnya.

“Lo tuh ya ngeselin banget sumpah, gua doain lo kepeleset kayak gue juga!” tatap tajam Remima terhadap Tommy. Remima langsung merapikan mobilnya agar tidak menguasai tempat dan meninggalkan Tommy.

***

"Good morning guys!" sapa Remi pada penghuni kelas.

"Morning!" jawab siswa-siswi yang masih berada di kelas. Sebagian penghuni kelas sudah pergi ke lapangan dan yang lain masih sibuk dengan dasi atau topi yang lupa dibawa.

Remi segera merogoh tasnya untuk mengambil topi dan dasi. Memakai dasi dengan asal dan sedikit merapihkan rambutnya dengan berkaca pada layar handphone. "Kalo udah cantik emang susah dijelek-jelekin," ucap Remi dengan senyum bangga yang terpatri di wajahnya. Remi masukan handphonenya pada saku rok dan segera cusss ke lapangan.

"Kartu Remi! gue minjem topi," ucap Denis.

"Gaada, minjem gih ke PMR yang lagi nugas," jawab Remi.

"Lo lupa kalo sekarang PMR nugas semua?" ucap Denis kesal.

Remi mengangkat bahunya acuh. "Itu sih derita lo," ledek Remi. Remi segera lari ke luar kelas dan meninggalkan Denis sendirian di kelas.

Denis menatap  kepergian Remi kesal. "Untung cantik." Denis kembali mengobrak-abrik setiap meja kelas yang ditemukan hanya kertas bahkan sampah makanan.

Remi menongolkan kepalanya di pintu kelas. "Butuh sunblock ga Nis?" tanya Remi sambil cekikikan dan menghilang.

"Awas lo kartu Remi!" geram Denis.

Tuk!

"Aw...." Denis mengusap dahinya dan menemukan topi yang sedaritadi dia cari.

"JANGAN LUPA BALIKIN!" teriak Remi.

"Baik juga tuh anak," ucap Denis dan segera keluar kelas.

Hari Senin adalah hari paling termalas bagi para anak sekolah. Karna harus melakukan rutinitas Upacara yang menyengatkan kulit dan membuat seluruh siswa-siswi mendumel saat kepala sekolah memberikan amanat pajang lebar yang tidak pernah diperhatikan oleh mereka.

Barisan sudah rapih karna diatur oleh pihak OSIS dan dihadiahi tatapan maut oleh para guru, jika ada murid yang tidak menaati aturan OSIS.

•••

Jangan lupa berikan vote dan komentarnya!

Remima [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang