BAB 1

50 9 13
                                    

Happy Reading:)
.
.
.

Sejak awal mulai Upacara para murid sudah dihidangkan matahari yang cukup mudah membakar kulit mereka. Terutama Remi, gadis itu sedari tadi disibukan dengan mengoleskan sunblock  kepada bagian tubuhnya yang mungkin terkena sinar matahari.

"Bagi dong Mi," ucap Miyammi.

"Modal!" balas Remi dan segera memasukan botol sunblock pada saku roknya agar tidak disita oleh OSIS.

"Gue bilangin OSIS nih," ancam Miyammi.

Remi mendengus dan memberikan botol sunblock itu pada Miyammi. "Gue nggak takut sama ancaman lo, tapi karna sunblock gue mahal dari harga diri lo ... ya gue kasih."

"Terserah lo, yang penting kulit gue ga item," ucap Miyyami.

Remi segera menarik paksa botol sunblock itu karna takut Miyammi akan menghabiskannya.

"Dasar pelit," ledek Miyammi.

Sudah setengah jam Upacara dimulai dan sudah setengah murid juga yang tumbang. Sedangkan, Remi dan Miyammi asik bergosip ria untuk menghilangkan rasa bosan dan ngantuk.

"Lo tau Merlin ga?" tanya Miyammi.

"Merlin? Yang kelas 12 bukan?" tanya Remi penasaran.

"Iya, gue denger-denger dia murahan gitu suka deket om-om," jelas Miyammi serius.

"Ehm ... fokus ke depan! Sekarang bukan waktunya ngobrol."

Remi yang ingin membalas ucapan Miyammi pun bungkam. Remi tau banget itu siapa, siapa lagi kalo bukan OSIS organisasi tukang caper. Remi bersikap tegap agar terlihat mematuhi aturan. "Wajarlah buat morotin duitnya dan perawatan," ucap Remi berbisik dengan wajah tetap menatap ke depan.

"Saking pengen cantiknya jual diri cuyy," ucap Miyammi berbisik.

"Gue sih udah duga kalo nggak sengaja ketemu dia. Barang-barangnya branded semua," ucap Remi.

"Gue sangka ortunya," ucap Miyammi.

"Yaelah, ortunya cuma punya resto satu. Mana mungkin bisa beli semuanya?" ucap Remi.

Tanpa mereka berdua sadari ada mata tajam yang sedaritadi melihat gerak-gerik mereka. Tommy–ketos sudah berdiri tepat dibelakang tubuh Remi. Murid-murid lain sudah menatap kearah Remi dan Miyammi, tapi tetap saja mereka tidak menyadari.

"Gue sangka konglomerat," ucap Miyammi kaget.

"Gayanya doang," ucap Remi sinis dan menatap Merlin yang ada dibarisan depan dan sedang memamerkan barang-barang.

"Lo kok bisa tau semuanya?" tanya Miyyami.

"Gu—" Remi menatap murid barisan sebelahnya yang menatap kearahnya dan Miyyami dengan wajah seperti menahan ketawa.

"Udah gosipnya?"

Rahang Remi seakan terjatuh dengan mata membulat. Remi langsung membalikan tubuhnya dan langsung berhadapan dengan Tommy. Remi tersenyum manis. "Eh ada babang Tommy," ucap Remi seramah mungkin.

Remi menyenggol tangan Miyammi. "Kenapa lo ga bilang ada ketos?" bisik Remi kesal.

"Gue juga gatau kalo ada dia," bisik Miyammi.

Remi kembali memandang Tommy dan tersenyum. Ngeselin banget tampangnya. Batin Remi bersuara

"Waktunya Upacara bukan gosip!" ucap Tommy tegas. "Kalo kalian ngobrol lagi gue hukum!" ancam Tommy. Tommy menulis sesuatu di sticky notes dan menempelkan di dahi Remi dam Miyyami.

Remima [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang