Happy Reading:)
Entah apa yang memasuki Remima sampai dia tidak napsu berbolos hari ini. Sebenarnya mah Remima suntuk, tapi entah kenapa dia lebih mager sekedar jalan ke kantin apalagi kalo ketemu guru bk harus bermain kucing-kucingan.
Jemarinya memutar-mutar pulpen hasil minjam dari Mocha karena Remima terlalu malas membawa pulpen apalagi harus membeli. Prinsip Remima sih selagi masih ada yang gratis kenapa harus ngeluarin duit, itu namanya boros.
Kondisi kelas yang ramai membuat Remima yang biasanya tidur tidak bisa. Kali ini guru yang mengajar hanya memberikan tugas dan harus ada pertemuan dengan kepala sekolah, ntah apa yang jelas jam ini adalah jam surga bagi seluruh murid.
Tugas sudah Remima selesai 'kan dengan baik dan sekarang dia tidak tahu harus melakukan apa.
"Bosen banget njir," lirih Remima.
Matanya menatap luar koridor yang sepi melalu jendela. Dahinya mengernyit saat melihat Tommy yang seperti memberi kode.
"Apaan?" tanya Remima bersuara kecil. Tommy kembali memberikan kode seolah menyuruh Remima menghampirinya. "Oh oke." Remima segera keluar.
“Kenapa Tommy? “ tanya Remima saat sudah dihadapan Tommy.
“Lo nggak bolos kan? Nih hadiah buat lo karena ga bolos di jam pelajaran pertama!“
Remima menerima pemberian Tommy dengan ragu. Pasalnya jarang sekali Tommy baik begini sampe repot-repot bawain sesuatu dianterin langsung ke kelasnya pula. “Apa itu Tom?“ tanya Remima.
“Ini cuman coklat sama ayam kremes, buat balikin mood lo, biar ga kabur dari kelas! Tapi kalo kabur ke kelas gue it’s somay! “ sengaja Tommy buat lawakan di akhir kalimatnya.
Remima mengangguk. “It’s okay kalikk," ucap Remima mengoreksi. Tommy tuh emang ga ada bakat-bakatnya ngelawak jadi pas dia ngelawak serasa makan kerupuk gitu.
“Eh iya, udah masuk kelas lagi gih, gue mau lanjut mantau! “ Tommy berniat pamit.
Remima masuk ke kelasnya kembali. Remima memancarkan senyum ketika melihat apa yang dibawa di tangannya. Remima ga nyangka banget Tommy bakal seperhatian ini.
Kan jadi makin sayang.
Baru saja duduk di kursinya Remima langsung dikelilingi dakjal-dakjal tak tahu diri. Siapa lagi kalo bukan Denis dan Miyyami diikuti teman sekelasnya yaitu umat kedua pemimpin bobroknya itu.
"Apaan tuh Rem?" tanya Denis.
"Bau-baunya enak nih?" ucap Miyyami sambil mengedus-ngedus mendekati kardus berisi makanan itu.
Dengan sigap Remima menjauhkannya. "Oh tidak bisa! Ini itu makanan dari yayang gue alias ketos di sekolah ini, jadi kalian ga boleh minta," ucap Remima.
Semuanya menatap lesu. Mereka berteriak pelit kepada Remima.
"Kalo kalian tetep maksa gue kasih makanan ini... gue aduin ke Tommy, mau?! Biar kalian dihukum sama Tommy," ancam Remima.
"IYA, IBU KETOS!" teriak semuanya dan bubar.
"Sombong mentang-mentang pacar ketos dih," dumel Denis.
"Yoi, diputusin baru tau nanti," timpal Miyyami.
"Tommy ga akan putusin gue yuee."
"PEDE!" teriak kompak Denis dan Miyyami tepat di depan wajah Remima.
Remima memberengut sebal.
***
"Anterin gue ke toilet yuk Mi," rengek Remima.
Panggilan alamnya sudah menggebu-gebu ingin di keluarkan.
"Lo ga liat di depan ada siapa?" tanya Miyyami kesal pasalnya di depan yang sedang mengajar adalah guru killer.
"Gue yang ijin deh."
"Sendiri aja, Mi. Lagi mager gue."
Remima mendengus dan langsung berdiri dari duduknya. "Bu," panggil Remima.
Guru itu langsung menoleh. "Iya Remima?"
"Saya mau ke toilet, udah kebelet bange nih bu," ijin Remima.
"Yasudah cepat!"
Remima langsung berlari keluar kelas terburu-buru untuk mengeluarkan panggilan alam yang menggebu-gebu.
***
"Lega banget," ucap Remima saat baru keluar dari bilik toilet.
Remima mencuci tangannya di wastefel sambil mengaca penampilannya. "Makin hari makin cantik banget gue," ucap Remima pede sambil tersenyum-senyum.
Senyum Remima luntur seketika saat seorang gadis masuk ke toilet. Remima cukup terkedut karena gadis itu adalah kakak kelasnya yang seharusnya toiletnya bukan di sini.
"Hai," sapa Emily
Remim menatap Emily malas. "Ngapain lo di sini?"
"Gue cuma mau ketemu pacar TOMMY!" ucap Emily dengan tekanan diakhir kalimat.
Remima mengeringkan tangannya dan menghadapkan sepenuh tubuhnya pada Emily. "Iya, gue pacar TOMMY!" balas Remima dengan penekanan di nama Tommy.
Emily tersenyum mengejek. "Bangga banget lo jadi pacar Tommy."
Remima menyilangkan kedua tangannya di dada. "BA-NGET!"
emily memajukan langkahnya mendekati Remima. "Lo tau? Tommy deketin lo itu cuma karena mirip Ratih. Emang gue akuin lo itu cantik, tapi percuma 'kan kalo Tommy ga pernah sayang sama lo? Tommy itu cuma sayang sama Ratih. Lo pikir aja pake otak bodoh lo itu, mana mungkin Tommy suka sama lo dalam hitungan minggu, gue aja yang deketin dia sebelum dia sama Ratih saling sayang sampe sekarang Tommy ga bales perasaan gue. Apalagi lo?!"
Kedua tangannya terkepal kuat menahan emosi yang tersulut begitu saja. "Apa urusannya sama lo?" sekali hentakan Remima mendorong Emily hingga terjatuh terduduk di lantai.
"Hahahaha, Tommy mana mau sama cewe cacat kaya lo," ucap Emily.
"Gue ga cacat bangsat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remima [END]
Teen FictionRemima Fiyeena memang terkenal dengan sosok badgirl di SMA Razarda. Semuanya mengenal Remima dengan tingkah jahil dan topik paling utama jika para guru sedang bergibah. Remima, sosok gadis yang terjerat cinta masalalu harus dipertemukan dengan keto...