HAPPY READING!
.
.
.Setelah Remima selesai belanja Tommy kembali mengajaknya pergi ntah kemana. Remima nurut aja asal jangan dibawa ke neraka.
Dahinya berkerut saat mobil Tommy berhenti di sebuah minimarket. Kalo Tommy mengajaknya makan kenapa ke minimarket bukan resto?
"Rem, lo mau ikut masuk nggak? " Tanya Tommy tiba-tiba.
Remima menoleh cepat. "Ya ikutlah! masa engga, gue juga gak mau ditinggal sendirian di sini kayak orang ilang, ntar ada yang naksir kan bahaya gue! " jelas Remima panjang kali lebar.
"Rem, coba deh lo kesini, mendekat" Suruh Tommy kepada Remima.
Remima mengerutkan dahinya. Remima lagi-lagi menurut mendekat ke arah Tommy. "Mau ngapain lo? Jangan aneh-aneh," ucap Remima was-was saat tubuh Tommy lebih mendekat ke arahnya. Refleks Remima memejamkan matanya, napasnya tertahan, dan jantungnya berdetak tak karuan. Remima terus merapalkan doa agar Tommy tidak mendengar deguman jantungnya.
Remima merasakan sesuatu menyetuh dahinya.
"Lo ngarepin apa Rem dari gue?” tanya Tommy diiringi kekehan.
Sial!
Kenapa Remima harus memejamkan mata? Apa yang Remima harapkan?
Remima membuka matanya dan menatap Tommy tajam. "Lo ngapain tadi? Bikin gue jantungan aja!" ucap Remima ketus.
"Lo ngarep gue cium? Ge er amat lo hahahahahaha." Tommy tertawa melihat tingkah laku Remima yang seperti anak kecil.
Remima berusaha menetralkan raut wajahnya. Rasa malu hinggap di dirinya. Rasanya Remima ingin menenggelamkan wajahnya di bantal sekarang juga.
"Dih lo sotoy amat. Udah ah gue mau cari makanan. Bye!!! " Remima merajuk dengan Tommy. Karena Tommy sudah mempermainkannya.
Remima langsung pergi untuk menstabilkan napasnya yang tertahan tadi. Tommy sialan! Remima baru kali ini dipermainkan apalagi oleh cowo receh macam Tommy.
Duarr!!!!!
"Tommy!!!!!!! " Pekik Remima melengking saat tiba-tiba wajah Tommy tepat berada dihadapan wajahnya. Remima mengelus dadanya dan menatap sekitar. Teriakan Remima ternyata cukup menggelegar sampai orang-orang sekitar menatap ke arahnya dan Tommy.
"Tommy di sini wleeek." Tommy bersembunyi dibalik rak khusus snack.
Remima menatap Tommy kesal. Dalam sekali hembusan napas sebelum Remima berlari mengejar Tommy.
Mereka bermain kejar-kejaran di supermarket memalukan saja. Namun Tommy segera tersadar, lihat situasi dan kondisi.
"Lo udah 2 kali ngagetin gue!!!! Sadar nggak sih lo tu?" ucap Remima kesal.
"Lah gue kira cuman 1 kali wekkk!" ucap Tommy menjulurkan lidahnya.
Sumpah demi apapun lebih baik Tommy bersikap dingin daripada mengesalkan seperti ini. Rasanya Remima terus tersulut emosi.
"Tommy lu makin lama makin ngeselin ya!!! Sini lo gue tampol pakek sepatu gue!"
"Lah bodo amat haha, gue mau cari minum!" Tommy meninggalkan Remima dan menuju ke lemari pendingin untuk mengambil minuman.
Remima cengo. Apa-apaan ini Remima seperti dipermainkan. "Tuh anak ya! Tadi aja kayak gitu! Sekarang seolah-olah dia nggak ngapa-ngapain!"
Remima masih memasang wajah marahnya. Dia tidak akan melupakan kejadia yang membuat Remima darah tinggi.
"Uhuk,, gue keselek kodok tolonggg! "
Remima menatap Tommy datar tanpa rasa kasihan. "Mau keselek kodok, mau keselek gajah, bodo amat lo ini yang ngerasani bukan gue!"
" Oh jadi ada yang ngambek, oke tunggu aja pembalasan gue!" ucap Tommy dengan nada mengancam.
Idih.
"Kok kebalik sih? Lo yang bikin gue kayak gini, malah lo yang mau balas! Gila lo ya!"
Hilangkan Remima sekarang juga sebelum membunuh Tommy. Sungguh Remima sudah menahan mencekik Tommy sejak tadi.
" Udah? " tanya Tommy.
Tuhkan aneh.
"Apanya yang udah? " Remima bingung.
" Udah turun lo sana. Atau gue tinggal! " Ucap Tommy memerintah dengan tegas.
Remima menatap ke jendela. "Lo ngapain ngajak gue ke sini? " Tanya Remima.
"Mau benerin otak lo yang korslet! " Jawab Tommy enteng.
Remima menatap Tommy tajam bagaikan Tommy adalah musuhnya. "Maksud lo apa hah? Lo ngejek gue! " Remima marah.
" Udah nurut aja sama gue! Dijamin seru! " Tommy menarik tangan Remima dan menggenggam erat tangannya .
" Ini apa Tom maksudnya? " Tanya Remima
" Oh ini mudah, lo pikir aja apa yang bisa dikaitkan dengan benda ini! " Jelas Tommy.
Ingin rasanya Remima membelah kepala Tommy untuk melihat isi pikiran manusia aneh ini.
Mereka menikmati permainan itu, sangat seru sekali. Remima sampai rela berpikir keras untuk memecahkan teka-tekinya dan mencari jalan keluar.
Seusai mereka bermain di escape room. Mereka naik bianglala.
Dan kejadian yang biasa terjadi sekarang sedang terjadi. Dimana mereka terjebak, dan bianglala nya macet. Sepertinya sekarang sedang di perbaiki.
Setelah diperbaiki, mereka pun pulang ke rumah . Tommy mengantarkan Remima dengan selamat sampai rumah.
***
Remima menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Rasanya tubuh remuk tapi jika Remima ingat apa yang jalankan selama seharian ini membuat dia tidak merasakan lelah.
Matanya menatap langit-langit kamarnya. "Gue harap kita terus bahagia, Tom." Matanya memejam saat merasakan berat. "Sorry Daf," ucap Remima lirih sebelumnya menuju ke alam mimpi.
TBC
Jangan lupa vote dan komentarnya ya!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Remima [END]
Teen FictionRemima Fiyeena memang terkenal dengan sosok badgirl di SMA Razarda. Semuanya mengenal Remima dengan tingkah jahil dan topik paling utama jika para guru sedang bergibah. Remima, sosok gadis yang terjerat cinta masalalu harus dipertemukan dengan keto...