Happy Reading:)
“Kak Tommy!!!“ panggil Remima dari kejauhan. Untung saja koridor sudah tidak begitu ramai jadi tidak ada bisik-bisik tetangga.
“Hah? Eh?!“
Saat sudah dihadapan Tommy, Remima kembali memasang wajah datar. “Cepetan gue mau pulang!“
“Gue sibuk!“
“Anterin gue dong, masa lo njemput nggak mulangin!“ Protes Remima lebih tepatnya memaksa.
“Naik taksi aja ya? Gue pesenin! “ Tommy masih sibuk.
Oh tidak bisa! Enak saja udah mau jemput masa pulang naik taksi.
“GAK MAU!“Tommy tiba-tiba memasuki ruangan meninggalkan Remima sendiri. Yasudah Remima memutuskan duduk sambil memainkan handphone nya.
“Yok pulang!“ Tommy tiba-tiba muncul dan mengajak Remima pulang. Remima yang fokusnya ke handphonenya dengan refleks berdiri cepat.
“Loh katanya sibuk?“ tanya Remima aneh. Padahal kalo sibuk Remima siap nunggu kok. Nunggu Tommy sayang aja bisa apalagi ini cuman nunggu nugas, gampang.
“Sekarang udah nggak.”
“Kok bisa?“
Remima ngapa jadi kepoan gini sih njir.
“Lo lebih penting, tugas ini bisa gue buat di rumah.”
Blushhh
Mungkin Tommy bukan tipe pelawak yang bisa membuat Remima tertawa, tapi Tommy itu sangat mudah membantu Remima tersipu dengan ucapan tanpa kesengajaan.
“Hemm gitu hehehe.”“Udah cepetan naik!“
“Iya iya gue naik, bawel amat sih!“
Baru juga romantis, ini malah balik ke jiwa pemaksa gini.
“Lo mau berhenti protes atau gue tinggal pulang!“
Idih galak amat! Untung aja yayang Remima.
“Iya iya dah gue diem!“
"Nurut aja deh gue daripada ditinggal," batin Remima.
Tommy menjalankan motornya.
“Pegangan gue mau ngebut, panas nih!“ ancam Tommy.“Gak mau!“
Lo tau 'kan kalo cewe gengsinya gede? Terus beda di mulut beda di hati? Nah, itu tuh Remima rasain.
“Resiko tanggung sendiri kalo lo jatoh!“ ancam Tommy (lagi).
Hobby banget mas nya ngancem.
“Ancaman lo tuh ya bikin gue ga bisa nolak!“ Remima mengeluarkan unek uneknya.
“Emang itu tujuan gue!“ jawab Tommy jelas.
“Dasar!“ Remima mengumpat.
Punya pacar labil banget. Sifatnya berubah-rubah, tapi gapapa deng yang penting hatinya ga berubah.
“Dasar apa?“ tanya Tommy memancing kekesalan Remima.
“Dasar laut!“ Remima sudah naik darah, bukan darah tinggi ya, bedakan.
Bunuh orang masih dosa ga?
“Oh palung Mariana? Lo mau ke situ, yaudah gih!“ suruh Tommy.
“Ogah. Ntar gue ga nimbul lagi kan lo yang susah.“ Remima berargumen.
“Ngapain gue susah?“
“Ah males capek ngomong sama lo, gue ngantuk!“ Remima mulai menyenderkan pipinya pada punggung Tommy dengan perlahan-lahan matanya terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remima [END]
Teen FictionRemima Fiyeena memang terkenal dengan sosok badgirl di SMA Razarda. Semuanya mengenal Remima dengan tingkah jahil dan topik paling utama jika para guru sedang bergibah. Remima, sosok gadis yang terjerat cinta masalalu harus dipertemukan dengan keto...