Dua Puluh Empat

12.8K 1K 13
                                    

Annyeong amor!
—————

Sudah satu minggu ini Bianca mendapat pesan teror untuk menjauhi Elza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu ini Bianca mendapat pesan teror untuk menjauhi Elza.

Ia tidak bilang kepada Elza jika ia mendapat pesan yang berisi ancaman, ia sangat amat yakin orang yang mengiriminya pesan itu adalah Jessica!

Bianca sedang menuju ke toilet, ia masuk kedalam salah satu bilik.

Setelah selesai dengan urusannya Bianca keluar, ternyata ada Jessica dan kawan kawan di dalam toilet ini.

Bianca cepat cepat keluar dari toilet ini karena malas berusan dengan mereka bertiga.

Tapi baru saat akan memegang knop pintu, pintunya sudah keburu ditahan oleh antek antek Jessica.

"Mau kemana lo?"

Bianca tidak menjawab, ia menatap datar Jessica. Hell! Dia tidak takut sama sekali kepada Jessica.

Ia bukan gadis cupu yang diam saja kalau di tindas.

"Lo tuh bener bener ya Bi! Apa pesan itu nggak cukup buat gertak lo?!"

"Kemarin kemarin gua masih biarin lo deket deket elza, tapi sekarang enggak lagi."

"Lo tau Jess? Sikap lo yang kaya gini yang buat lo nggak bisa milikin Elza! Banyak lelaki lain selain Elza! Jangan memaksakan sesuatu Jess, percuma! Sesuatu yang lo kejar mati matian pun kalo emang takdirnya bukan milik lo ya nggak bakal jadi milik lo! " kata Bianca.

Plakk!

Suara tamparan memenuhi toilet, Jessica menampar Bianca.

Bianca memegang pipinya yang berdenyut nyeri, matanya menatap nyalang kearah Jessica.

Bianca maju mendekati Jessica dan,

Plakk!

Ia menampar Jessica.

Bianca memajukan wajahnya dan berbisik di telinga jessica, "You're just a loser Jessie!" setelah itu ia melangkah keluar dan matanya melirik sinis kearah Susane dan Kyle.

—————

Sial! Tamparan Jessica menyebakan pipinya sedikit membiru dan itu sangat kelihatan di pipinya yang putih.

Pasti elza akan bertanya! Bianca mendengus kasar.

Setelah sampai di kelas Bianca mendudukan dirinya disamping Alena.

Alena menoleh kearah bianca dan melihat pipi Bianca yang sedikit membiru.

"Bianca! Pipi lo! " heboh Alena.

"Sstt! diam Len, nanti kita di hukum," ucap Bianca pelan, pipinya sangat sakit bahkan untuk ngomong saja rahangnya terasa kaku.

"Lo abis diapain?" tanya Alena.

Bianca menghela nafas, alena pasti kalau belum diceritakan pasti ia akan terus bertanya.

Bianca mulai menceritakan apa yang dia alami di toilet, soal terror pesan itu ia sudah memberitahu lebih dulu ke alena.

"Whatt! " teriak alena.

"Alena!" teriak guru didepan.

Alena meringis dan mengucapkan maaf, setelah itu ia kembali menoleh kearah bianca.

"Emang ya tuh nenek lampir!" kesal Alena.

Alena menyentuh pipi Bianca "Sakit nggak? " kata Alena dengan wajah sok lugunya.

"Ya sakit lah oon!" kata Bianca.

Sinting emang si Alena!

————

Bel istirahat berbunyi nyaring, pertanda waktunya untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

Bianca gugup pasti Elza akan bertanya mengapa dengan pipinya.

Ia mencoba menutupi bekas tamparannya dengan rambutnya, tapi percuma masih saja kelihatan.

Kaki bianca melangkah mendekati Elza yang sudah bersandar di depan tiang kelas bianca.

Bianca berjalan menunduk dan disampingnya ada alena.

Elza melirikkan matanya kearah Alena seolah bertanya 'Dia kenapa?'

Alena hanya mengedikkan bahu.

Setelah sampai didepan Elza, Bianca masih menundukan kepalanya.

"Kenapa Caa?" tanya Elza.

Bianca menggeleng, ia merasakan dagunya di tarik lembut keatas.

Elza melihat pipi bianca yang sedikit membiru itu langsung bertanya, "Kenapa?" tanya Elza datar.

Bianca menggigit bibir dalamnya, tuh kan! Elza pasti marah.

"Kenapa Ca?" tanya Elza lagi.

"Eum, itu aduhh..." kata bianca sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dia ditampar Jessica," sahut Alena santai.

Bianca melototkan matanya kearah a
Alena, benar benar si kecebong ini!

"El? " panggil Bianca takut takut, ia melirikkan matanya kearah Elza yang sedang mengetatkan rahangnya.

"Ceritain! " suruh Elza.

Bianca mulai menceritakan kejadiannya sambil menahan sakit di pipinya karena terlalu banyak berbicara, ia juga tak lupa menceritakan soal terror yang ia dapatkan selama dua minggu ini.

Gigi elza bergemeletuk menahan emosi, "Kenapa nggak cerita?" tanya Elza datar.

"Maaf" jawab Bianca sambil menundukan kepalanya.

Elza menghembuskan nafas kasar, ia menyentuh pipi bianca "Sakit? " tanya Elza lembut.

Bianca mengangguk, lena yang melihat itu hanya melipat bibir dalam dalam, siapa suruh disitu!

Mereka melangkahkan kakinya kekantin, dan Alena yang bertugas memesan makanan. Poor alena!

Setelah makanan datang mereka mulai menyantap makanan mereka masing masing.

"Sakit nggak Ca kalau makan?" tanya Elza.

Bianca mengangguk, ia mengunyah makanannya dengan pelan.

"Pelan pelan aja," kata Elza sambil mengelus kepala Bianca.

——————

TO BE CONTIUNED.

Jangan lupa pencet tanda bintangnyaaaa!

Komen untuk lanjut😗

Mau lanjut kapaaann?

See u!

My Psycho Boyfriend ( Selesai✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang