—————————————————
– seringkali aku merasa bahwa apapun yang aku lakukan selalu kurang,
Kamu pernah merasakannya? Beruntung jika tidak
Sakit, rasanya.
—————————————————
Dua minggu sudah elza bersikap acuh tak acuh kepadanya, bianca selalu berfikir salah apa dirinya sampai sampai elza secuek ini.
Bianca selalu mengirimi elza pesan tapi hanya balasan singkat yang ia dapat. Jika di ajak untuk keuar pun selalu ada alasan untuk menolaknya.
Disekolah pun sama, elza selalu mendiami dirinya dan lebih memilih bersama jessica.
Tidak ada lagi sapaan yang biasa ia dengar saat bersama elza, tidak ada lagi orang yang bersandar ditiang depan kelas bianca untuk mengajaknua ke kantin.
Tidak ada lagi elza yang bersikap manis, sekarang hanya ada elza yang dingin dan selalu menghindar darinya.
Bianca sedang berdiri di rooftop sekolah, ia menyandarkan tubuhnya di tembok pembatas dengan pandangan yang lurus kedepan menampilkan kegiatan yang ada di lapangan.
Matanya terpejam menikmati alunan lagu yang keluar dari airpods yang ia pakai di telinga.
Angin berhembus pelan menerpa rambut bianca. Kegiatannya sekarang menjadi sangat monoton ia hanya akan ke kantin jika dirinya dalam mood yang bagus.
Sekarang kantin menjadi tempat yang dihindarinya, karena disana pasti ada dua orang yang sekarang selalu membuatnya sakit hati karena melihat kedekatan mereka.
Ceklekk
Pintu rooftop terbuka dan menampakan sosok laki laki dengan.tubuh atletisnya.
Ia menyandarkan tubuhnya di samping pintu rooftop dan matanya memandang lurus kedepan memperhatikan gadis cantik yang sedang berdiri.
Sudah beberapa minggu ini hatinya gundah, ia tidak tega tapi ia harus melakukan itu.
Ia berjalan kearah samping untuk lebih dekat melihat wajah pujaan hatinya.
Senyum terbit di wajah tampannya, hatinya menghangat saat melihat gadisnya tengah memejamkan mata dan rambutnya yang bergerak bebas karena tertiup angin.
Satu kata untuk pemandangan di depannya ini, cantik.
Ia menegakkan kembali badannya yang bersandar dan melangkah keluar dari rooftop.
Bianca membuka matanya saat merasakan ada yang memperhatikannya.
Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat siluet laki laki yang sedang menutup pintu rooftop.
Bianca mengernyit dia seperti mengenali tubuh laki laki itu.
Ia mengedikkan bahu acuh, bianca memutuskan untuk turun.
Bianca melihat kearah jam di pergelangan tangannya, tujuh menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Ia melangkah dengan santai dan sesekali bersenandung kecil mengikuti alunan lagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Boyfriend ( Selesai✔️ )
Jugendliteratur[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] Shaquille series #1 ⚠️PROSES REVISI TANPA UNPUBLISH! Gimana rasanya ngeliat orang yang sedang menguliti manusia seperti ia menguliti hewan? Takut? Ingin nangis? Ingin teriak tapi takut dibunuh? Itu yang dirasakan oleh b...