Empat Puluh Tiga

11.9K 801 34
                                    

Maaf udah gantungin kalian hehe💋

Buat yg lagi sekolah online, semangatt🤘 aku tau ko rasanya dapet tugas banyak dari guru😭

Happy reading & enjoy🍻

———————

“ BIANCA!!!! ” Teriak alena.

Alena berlari dengan tertatih tatih karena kaki dan tangannya juga terluka, ia menjongkokan badannya di samping bianca.

Anak anak murid yang lain langsung berbondong bondong melihat apa yang sedang terjadi, mereka semua langsung mengerubungi bianca dan alena.

“ panggil ambulance!! Cepett! ” teriak alena sambil menangis.

“ bianca hiks ” tangis alena, darah sudah mengalir dari beberapa bagian tubuh bianca hingga membentuk genangan kecil.

Terdengar suara orang yang berlari diikuti teriakan untuk menyuruh anak anak yang sedang melihat bianca minggir.

Elza langsung mengankat tubuh bianca dan memeluknya dengan sangat erat.

Bianca membuka matanya yang sayu, “ sa..kit ” lirih bianca.

“ tahan, tahan, tahan ” gumam elza ditelinga bianca.

Mata elza memanas hingga cairan bening keluar dari matanya, “ kamu kuat ca, kamu kuat, bertahan sayang ” lirih elza.

Tak lama terdengar suara sirine ambulance, para petugas datang membawakan tandu dan elza langsung meletakan tubuh bianca diatasnya.

Ia langsung ikut masuk kedalam mobil dan mobil ambulance pun langsung melaju.

Alena yang masih terisak dibantu berdiri oleh beberapa siswa dan langsung dibawa kerumah sakit saat melihat luka luka di tubuh alena.

Elza menggenggam tangan bianca sangat erat, mulutnya tak berhenti menggumamkan kata kata semangat untuk bianca.

“ el... Sa-kithh ” lirih bianca.

Elza mengecup tangan bianca berkali kali, “ tahan sebentar lagi, sayang.. ” jawab elza airmata masih terus mengalir dari mata elza.

Mobil ambulance berhenti di salah satu rumah sakit terdekat dan langsung mengeluarkan bianca dari dalam mobil dan memindahkannya kedalam brangkar rumah sakit.

Elza dan para petugas lainnya berlari mendorong brangkar bianca memasuki ugd.

Tangan elza masih senantiasa menggenggam tangan bianca yang lemah, hingga suster menyuruhnya untuk berhenti di depan ruangan untuk menangani bianca.

“ maaf ka, tunggu disini ” setelah mengucapkan itu suster langsung menutup pintu ruangannya.

Elza memukul dan menendang nendang tembok dengan penuh emosi.

“ brengsek! ” maki elza tangannya sudah mengeluarkan darah akibat memukul tembok rumah sakit.

“ kamu kuat ca kamu kuat ” lirih elza.

Tubuhnya merosot kelantai air matanya kembali menetes, bajingan! Siapa yang berani melakukan ini kepada bianca!

Mata elza memerah akibat menahan emosi yang meluap luap.

shit! ” maki elza lagi.

Rambutnya sudah acak acakan begitu juga penampilannya yang sudah tidak karuan.

Elza merasakan ada yang menepuk bahunya, “ sabar za ” kata orang itu.

“ ini udah keterlaluan sel ” geram elza.

Ansel menghela nafas, “ lo mau apa? Bales dendam sekarang? Bianca lebih butuh lo! ” ujar ansel.

Elza memejamkan matanya, benar bianca lebih membutuhkannya dari pada memabalas dendamnya pada bajingan itu, nanti! Ia pastikan bajingan itu mati ditangannya.

Dua jam menunggu dokter yang memeriksa bianca akhirnya dokter itu keluar.

“ bagaimana dok? ” tanya elza tidak sabaran.

“ kondisi pasien sangat lemah, ia kekurangan banyak darah tapi kami sudah melakukan transfusi darah, dan sepertinya pasien mengalami koma, kita hanya bisa menunggu kondisinya membaik dan segera sadar. ” jelas dokter itu.

Elza mengetatkan rahangnya, tangannya mengepal hingga kuku kuku jarinya memutih.

“ kalau gitu saya permisi dulu ” pamit dokter itu diikuti oleh beberapa suster dibelakangnya.

Elza masuk kedalam setelah memakai pakaian khusus untuk masuk kedalam, elza memejamkan matanya sejenak dan menghirup nafas dalam dalam.

Ia maju dan berdiri di samping brangkar rumah sakit yang ditempati bianca.

Elza memperhatikan keadaan bianca, kepala yang terlilit perban, kaki yang di gips, dan beberapa luka ditangan bianca yang tertutup oleh perban.

Elza menjulurkan tangannya dan mengusap rambut bianca dengan sayang.

“ maaf ca gabisa jagain kamu ” lirih elza.

“ aku ga becus, aku pengecut, aku.. Aku terlalu takut ca, takut kalau kamu bakal terluka kaya gini, tapi aku janji orang yang udah buat kamu kaya gini bakal aku habisin. ” ujar elza.

Elza mendekatkan wajahnya dan mengecup kening bianca dengan sayang.

“ cepet sembuh, sweetheart

Sebelum keluar elza kembali mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir pucat bianca.

—————

Alena yang melihat elza keluar dari ruangan bianca langsung bertanya, “ gimana keaadan dia? ” tanya alena.

Keadaan alena juga tidak bisa dikatakan baik, kaki dan beberapa bagian luka lainnya di perban, ia juga menggunakan tongkat, wajah alena juga pucat disertai mata yang sembab karena kebanyakan nangis.

“ dia koma ” jawab elza pelan.

Alena kembali menangis sesenggukan, ansel yang melihat itu langsung menepuk nepuk pelan bahu alena.

hiks hiks seharusnya kita gausa pergi kedepan kalau bakal kaya gini jadinya hiks ” isak alena.

“ sstt udah len jangan nangis terus, mending lo balik kekamar lo lagi istirahat, ayo gue anter ” kata ansel.

Alena mengangguk dan berjalan dengan ansel yang memapah tubuh alena, baru jalan beberapa langkah tubuh alena langsung terjatuh, untuk ansel dengan segera menangkapnya.

Ia menggendong tubuh alena dan berjalan untuk masuk kedalam ruang inap alena.

——————

Tbc.

My Psycho Boyfriend ( Selesai✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang