"Bang, sorry gue lupa. Ya ya?" Ucap Hani pada Abangnya yang sedang sibuk berkutat dengan layar laptopnya.
"Hm."
"Bang, Hani akan bantuin Abang kok. Ayo, sebutin Hani harus ngapain sekarang?" Mohon Hani.
Fajar menatapnya sebentar kemudian berjalan keluar dari kamarnya, Hani menghela napas, kemudian mengikutinya.
"Kak Saura udah Abang kasih tau?" Tanya Hani lalu duduk disebelah Abangnya, di teras depan rumah.
"Belum," ucapnya singkat.
"Yaampun... kenapa?" Tanyanya.
"Gak surprise lah," ucapnya tenang.
"Duh Abang ini udah pernah jatuh cinta belum sih? Kok gak peka banget jadi cowok?" Tanya Hani. Fajar langsung menatap tajam kearahnya.
"Maksud lo?"
"Bang, Abang harus kasih tau Saura. Nih ya, gimana nanti kalo kita udah persiapin semuanya sedangkan Kak Saura lagi gak ada?"
"Dia gak mungkin gak ada."
"Bang! Sesekali dengerin Hani kenapa sih?" Ucapnya emosi.
"Iya iya, gue kabarin Saura!"
"Nah gitu dong," ucap Hani pelan.
"Tapi bilang apa?" Fajar begitu seperti anak kecil membuat Hani menepak jidatnya.
"Huh, Abang ini gimana sih? Ngomongnya udah suka Kak Saura udah lama, tapi yang ngerti banyak Kak Saura kok malah Hani, sih?" Ucap Hani mulai emosi.
Fajar mengacak rambutnya frustasi, "Duh, to the point Han, kita gak punya waktu banyak."
"Okey. Pokoknya Abang kabarin aja Kak Saura, ajak dia ketemuan di Kafe atau tempat favorit kalian berdua gitu," terangnya.
"Terus?"
"Dengan gitu secara gak langsung Abang dapet satu peluang pasti Bang."
"Maksudnya?"
"Keputusan ada di Kak Saura, kalau misalkan Kak Saura gak mau diajak ketemu, otomatis hari ini kita gagal dapetin peluang, mungkin akan berhasil tapi gak hari ini. Nah, kalau justru Kak Saura terima ajakan Abang itu juga satu kepastian Bang, kan, yang terpenting di acara sekarang ini kehadiran Kak Saura, right?"
"Oh gitu, yaudah," ucap Fajar dengan santai.
Hani berdecak kesal mendengar ucapan singkat Abangnya. Ia menghela napasnya pelan seraya berkata, "Oke oke cepetan!"
Hani memainkan ponselnya sambil sesekali mendengarkan obrolan Fajar dan Saura, Fajar terdengar begitu gugup, Hani terkekeh pelan."Sa, gu... gue mau ajak lo pergi," ucap Fajar kepada Saura
"Pergi? Kemana?"
"Ke... ke taman yang waktu itu kita pake buat kerja kelompok," ucapnya ragu.
"Oh oke deh. Tapi ada apa? Kira-kira penting gak?"
Fajar memberi kode pada Hani seolah meminta jawaban darinya. Hani mendengarkan obrolan mereka karena Fajar me-loadspeak HP-nya. Setelah mendapat jawaban dari Hani, Fajar kembali membuka suara.
"Pe... penting Sa, tapi kalau lo gak bisa gak--"
"Bisa kok Jar, kebetulan aku lagi gak ada jadwal apa-apa hari ini," ucap Saura.
"Oke Sa, gue tunggu ya, see you."
Fajar menutup telponnya. Fajar menatap Hani yang begitu terlihat kegirangan mendengar jawaban Saura.
KAMU SEDANG MEMBACA
LETS BE MY GIRLFRIEND [ON-GOING]
Teen FictionJANGAN LUPA BUAT REKOMENDASIIN CERITA INI❤ Cover by: moodcewekk "Tamu adalah raja." "Gue gak pernah anggap lo tamu di rumah ini." "Terus apa? Pacar? Suami?" Goda Arkan. "Ish. Kenapa sih gue harus ketemu sama orang se nyebelin lo?" "Kenapa sih gue ha...