Sepanjang perjalanan Hani terus memainkan ponselnya sambil sesekali berdecak. Ia terlihat sedang kesal pagi ini. Melihat itu, Arini yang sedang menyetir pun bersuara.
"Pagi-pagi itu senyum, ceria, semangat. Lah ini? Pagi-pagi udah cemberut aja. Kenapa sih?"
"Enggak. Gue lagi bete aja."
"Iya. Tapi bete nya kenapa?" Tanya Arini.
"Ya...pokoknya bete deh."
"Karena Arkan kan? Halah, gue tahu Han."
"Ih apaansi lo? Kenapa jadi Arkan?" Sarkas Hani tajam.
"Siapa lagi kalau bukan Arkan? Saat ini kan temen lo cuma gue dan Arkan."
"Siapa bilang? Temen gue banyak!"
"Dalam khayalan lo?"
"Enggak lah."
"Han, lo itu jatuh cinta sama Arkan! Lo itu takut kehilangan Arkan."
Hani menatap Arini tajam
"Rin! Lo ngomong apa sih? Gue gak suka Arkan!"
"Buktinya setiap dia gak ada kabar lo khawatir. Apa namanya kalau bukan cinta?"
"Apansih. Kapan gue khawatirin dia? Gak pernah!"
"Saat lo pergi dengan Fathan dan saat ini."
"A...apa? Gu...gue gak khawatirin Arkan."
"Halah, dari tadi lo pantengin kontak Arkan terus. Gak ada kabar kan dia hari ini?"
"Kepo banget sih lo!"
"Gu...gue...duh! Udahlah gue ngaku kalau gue kangen Arkan!" Hani pasrah mengatakannya."Hahaha. Gue udah tau Han, lo pasti akan mencintai Arkan."
"Apa sih, kangen sama cinta itu beda Arini bodoh!"
"Lo kangen Langit karena lo cinta Langit. Begitupun dengan sekarang, lo kangen Arkan berarti lo--"
"Arini!!! Lo mau gue turunin disini hah?"
"Haha nggak. Gue becanda Boss!"
Hani terus sibuk dengan ponselnya, sedangkan Arini fokus menyetir. Saat ia sedang fokus, tiba-tiba sosok wanita yang ada di halte menyita perhatiannya, membuat ia menghentikan mobilnya.
"Rin, kenapa berhenti?"
"Tunggu bentar," ucap Arini kemudian menghampiri wanita itu sedangkan Hani masih sibuk berkutat dengan ponselnya.
Saat Hani melihat keluar, Hani melihat Arini hendak membawa wanita itu masuk kedalam mobilnya. Arini merasa tidak asing dengan wanita disebelah Arini yang ia tatap dari kejauhan. Wanita itu mulai mendekat sampai akhirnya Hani mengingatnya.
"Han, gak apa-apa kan?" Tanya Arini.
"Eng...enggak apa-apa," jawab Hani bingung.
"Hai Han, lo...apa kabar?" Tanya wanita dibelakangnya.
"Bbaik. Lo?"
"Gue baik Han. Sorry ya gue harus numpang di mobil lo, soalnya mobil gue tiba-tiba mogok tadi," ucapnya.
"Oh iya. Gak apa-apa kok."
"Tapi gue seneng banget gue bisa ketemu lagi sama kalian. Hani yang hobi belanja dan Arini yang gila uang. Kalian masih kayak dulu kan?" Tanyanya.
Hani dan Arini saling bertatap kemudian mereka bertiga tiba-tiba tertawa dan memecah suasana canggung.
"Gue gak nyangka lo masih inget kita," cetus Arini.
"Gue pasti akan selalu inget sama kalian. 3 tahun bukan waktu yang sebentar Rin, Han. Di LA susah cari temen kayak kalian!"
"Haha. Gitu ya?" Tanya Hani.
"Iya Han. Ya...walaupun perpisahan kita dulu terkesan gak menyenangkan dengan keadaan kita yang pada saat itu musuhan, gue tetep ingat kalian bahkan kalau boleh jujur, gue mau...sahabatan lagi sama kalian. Itupun kalau--"
"Boleh Yori. Sangat boleh," ucap Hani seraya menunjukan senyumnya yang tulus.
"Lo gak berubah Ri, tetap hobi ngomong lo ya??" Tanya Arini.
"Haha. Gak lah Rin. Sejauh apapun gue pergi, gue tetap jadi Yori yang kalian kenal, cinta gue tetap sama kalian. Hey, kalian harus percaya! Mau di LA bahkan di ujung dunia sekalipun gue akan tetap ingat kalian. Dan kalian tahu? Di LA gue gak punya--"
"Ekhm. Yor gue dan Arini percaya kok," ucap Hani berusaha menghentikan ocehan Yori.
"Haha. Harusnya lo gak usah berhentiin Yori ngomong Han. Gue mau tau seberapa pinter ngomong apa dia sekarang," ucap Arini sambil terus menyetir.
"Oh ya, Arini mau denger gue ngomong bahasa inggris gak? Gue udah mahir bahasa inggris sekarang. Nih--"
"Emmmm...cukup ya Yori. Bentar lagi sampai dan kita harus masuk kelas," ucap Hani berusaha mecegahnya mengoceh panjang lagi sedangkan Arini hanya tertawa sedari tadi.
"Lo masuk jurusan apa Yor?" Tanya Arini sambil memarkirkan mobilnya.
"IPA Rin. IPA 1 kalau gak salah."
"Wih. Welcome ya di kelas IPA. Siapin otak lo buat ngadepin tabel periodik beserta unsur dan golongannya," ucap Arini pada Yori.
"Lo tenang. Gue udah pintar sekarang."
"Yaudah. Gue sama Arini ke kelas duluan ya Yor," pamit Hani.
Yori kemudian menuju ke kelasnya tapi ia lupa satu hal. Ia tak tahu dimana letak ruangan kelasnya dan ia lupa tak bertanya kepada Hani dan Arini membuatnya kini menjadi orang yang kebingungan di parkiran. Pasalnya, SMA GARDA memiliki gedung yang sangat luas yang akan membuat siapapun yang baru datang kesana pasti akan kebingungan seperti Yori sekarang.
Hani melihat seorang pria yang baru keluar di ruang osis kemudian ia menghampirinya.
"Permisi, gue anak baru. Gue mau nanya kelas 12 IPA 1 sebelah mana ya?"
Author Notes:
MACCII JANGAN LUPA VOTE!
Btw MAAF YA PARTNYA PENDEK:"
KAMU SEDANG MEMBACA
LETS BE MY GIRLFRIEND [ON-GOING]
Teen FictionJANGAN LUPA BUAT REKOMENDASIIN CERITA INI❤ Cover by: moodcewekk "Tamu adalah raja." "Gue gak pernah anggap lo tamu di rumah ini." "Terus apa? Pacar? Suami?" Goda Arkan. "Ish. Kenapa sih gue harus ketemu sama orang se nyebelin lo?" "Kenapa sih gue ha...