📍Cerita ini hanya fiktif atau khayalan Author saja, Jika ada kesamaan nama atau alur cerita itu tidak sengaja!
🌈Jangan lupa Vote dan Comment!
***
Hidup sulit pasti orang yang sepertinya merasakan, disaat semua yang sudah kita lakukan tapi sia-sia atau tidak seperti keinginan yang lain, Jennie merasakan itu saat kembali dari ruangan Pak Park. Setelah tenaga dan semangat yang dia keluarkan untuk tugas yang diberikan semua nya sia-sia, Pak Park malah memarahinya dikarenakan tugas nya yang sangat acak acakan dan tidak beraturan.
Menghela nafas lelah dan bersabar, tinggal mencoba mengerjakan kembali dengan benar dan mengumpulnya lagi, Jennie akan berusaha.
Saat berjalan seorang menimpuknya dengan sesuatu, Jennie memejamkan matanya menahan emosi yang memang sedari kemarin berkobar didalam hatinya, menoleh dan melihat Joy berdiri dengan teman temannya membuat tekanan darahnya naik hingga keubun ubun.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jennie masih dengan bicara baik-baik, emosi dengan gadis sepertinya menguras banyak energi. Percuma bertengkar, dia membawa banyak dekingan dan tidak pernah menyelesaikan masalah sendiri. Dasar pengecut!
"Kau masih pergi kekampus?" tanya Joy dengan nada tanya yang menurut Jennie sangat----sangat menjengkelkan, mencoba untuk bersabar dan tersenyum menanggapi makhluk tuhan yang paling menyebalkan.
"Kenapa? Aku mahasiswi dikampus ini" ujar Jennie dengans senyuman menahan kesal, terlihat Joy berdecih dan melangkah maju, lihat saja jika dia berani macam macam Jennie akan mengeluarkan tinjuannya.
"Kau sudah tidak punya malu?"
Jennie terkekeh dan melirik kesekeliling nya, semua orang menatapnya, lebih tepat nya menonton acara debat mereka.
Lebih tepatnya lagi debat 'memperebutkan pangeran si Kim'"Malu ku sudah hilang, pergilah. Aku tidak ingin membuat masalah" ucap Jennie, mencoba menghindar dari kuntilanak menjengkelkan tetapi tangannya tetap saja di tarik oleh gadis itu "Lepaskan"
Jennie mencoba untuk melepaskan, tetap saja dengan keras kepala yang mendominasi si kuntilanak Joy ini, akhirnya Jennie menghempaskan tangan Joy dengan kuat hingga gadis itu terjatuh. Semua yang melihat menunjuk Jennie dengan tatapan tidak percaya, karena gadis itu sangat kasar, Yaampun dan si kuntilanak Joy ini berpura seakan-akan hempasan itu kuat dan menyakitkan.
"Bangunlah dan jangan membuat drama" ucap Jennie dan melangkah pergi, tapi belum juga berhenti, anak buah si Joy malah menarik rambutnya hingga kebelakang, Jennie yang belum siap pun mendelik sakit saat merasakan rambutnya tertarik.
"Apa yang kalian lakukan? Lepas!" Jennie mencoba untuk melepaskan tangan tangan menjijikan itu dari rambutnya dan sepertinya tenaga yang Jennie miliki kalah, karena mereka bertiga dan Jennie sendiri. Andai saja Jiso dan Rose bersamanya, dia akan beruntung memiliki teman yang akan menghajar ketiga manusia ini.
"Lepas sialan!" teriak Jennie dan mencoba untuk menarik rambut mereka kembali, dan terjadilah tarik menarik rambut di pinggir lapangan, semua penonton tentu saja senang menontonnya. Primadona kampus dan jalang kampus sedang bertengkar, mungkin itu judul kontennya nanti.
Mereka bertengkar dipinggir lapangan, hingga sampai seorang dosen melerai mereka dan menatap mereka dengan miris, tatanan rambut Jennie yang sudah tidak terbentuk lagi serta cakaran diarea lehernya dan juga disekitar pipi bawahnya. Jennie menatap mereka dengan tatapan membunuh begitupun juga dengan Joy yang menatapnya seakan ingin memakan "Sial! Ini semua ulahnya!" Joy yang tak terima di marahi oleh seorang dosen itu menunjuk Jennie dengan telunjuknya.