40

54 9 12
                                    

Happy reading...

---

BRAK!

"Eh kodok ngesot, kodok ngesot!" latah Radit   terkejut. "Lo ngapa dah Niel? Terkejoet nih akoh" ujarnya lebay.

Daniel menghiraukan ucapan Radit. Ia mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras. "Brengsek! Gue dapet kabar ada yang mau nyoba bunuh Freya" ujar Daniel dingin dan datar. Jangan lupakan wajahnya yang memerah menahan amarah.

"Yang bener kak?" tanya Asyila terkejut.

"Ya, jantungnya mulai melemah. Untungnya suster datang dan akhirnya Freya bisa diselamatkan"ujarnya masih geram.

"Siapa yang udah berani lakuin ini sama Freya?selama ini Freya gak punya musuh sama orang" ujar Tristan bertanya tanya. Pasalnya ia sangat tau bagaimana Freya. Ia tak pernah memiliki musuh apalagi sampai ada yang balas dendam seperti ini. Jika yang iri mah banyak.

"Kita harus selidiki ini, di ruang Freya pasti ada cctv yang gak diketahui orang kan? Kita bisa lihat nanti disana" ujar Radit yang membuat mereka menatapnya. Radit menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Kenapa?ada yang salah sama ucapan gue?"tanya Radit bingung.

"Kagak. Heran aja sih sama otak lo yang tumben tumbenan waras" ujar Bian yang dibalas dengusan oleh Radit.

"Sialan! Gini gini juga gue pinter tau" sungut Radit tak terima yang dibalas gedigan bahu oleh Bian.

"Ucapan Radit ada bener nya. Kita harus cari tau siapa dalang dibalik rencana pembunuhan Freya, dan gue akan bersumpah kalau orang itu udah ketemu hidupnya bakal abis ditangan gue" ujar Daniel tegas.

"Kalian ada curiga sama kak Felisha gak sih?" celetuk Asyila yang membuat mereka menatapnya bingung.

"Kenapa harus Felisha bi?" tanya Bian yang diangguki oleh mereka.

Asyila menggaruk pangkal hidungnya sembari mencari alasan yang pas untuk menjawab pertanyaan kekasihnya itu.

"Ya gak tau sih ya kenapa bisa gue kepikiran sampe sana. Kan kata kak Tristan Freya gak pernah punya musuh,secara disekolah ini yang gak suka sama Freya kan kak Felisha? Apalagi kalau lihat kak Daniel sama Freya makin lengket. Dan sekarang kita gak tau keberadaan kak Felisha kan? Ya jadi gue mikirnya gitu sih hehe" jelas Asyila diakhiri dengan kekehan garingnya.

"Tapi gue malah mikirnya ini semua adalah ulah Nabila deh" ujar Radit membuat Bian menggeplak kepalanya gemas.

"So tau lo marzuki!" cibir Bian sambil mendelik sinis.

"Bukannya gue sok tau,tapi lo bisa lihat kan kejadian Freya waktu di toilet? Dia dorong Freya sampe masuk rumah sakit aja berani apalagi mencelakai Freya?mungkin aja kan?" ujar Radit dengan wajah seriusnya.

Daniel memijat pelipisnya yang berdenyut. "Gue gak perduli siapapun dalangnya. Yang pasti dia akan merasakan hal sama yang dialami sama Freya bahkan lebih dari itu" ujar Daniel menyeringai.

Teman teman yang melihat seringaian Daniel bergidik ngeri,pasalnya Daniel tak pernah semarah ini dan ia terlihat sangat menyeramkan.

"Pulang sekolah kita seledikin masalah ini. Gue bakal bagi tugas, dan tugasnya adalah nyelidikin Nabila,Felisha dan sisanya nyelidikin di rumah sakit" ujar Daniel yang diangguki oleh mereka. "Bi lo sama Asyila selidikin Nabila, dan Lo Tan selidikin Felisha dibantu sama Jelita. Dan lo Dit,lo ikut sama gue kerumah sakit. Deal gak?" tanya Daniel yang diangguki oleh mereka.

"Yaudah sekarang masuk ke aula. Katanya ada pengumuman buat libur sekolah" ujar Daniel lalu mereka mulai melangkah menuju aula.

---

Love Of My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang