36

49 9 4
                                    

Happy reading...

---

Daniel melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata,tak perduli banyak pengendara lain yang mengumpat dan memberikannya klakson untuknya. Yang ada dipikiran Daniel adalah Freya kekasihnya yang sedang terbaring dirumah sakit.

Sebenernya tadi Daniel sedang ada jam pelajaran ekonomi, namun saat Asyila mengabari Bian bahwa Freya masuk rumah sakit membuatnya keluar dari kelas. Bahkan pak Samsul selaku guru yang mengajar menatap heran kearah Daniel yang berlari seperti orang kesetanan.

Sesampainya dirumah sakit, ia berjalan menuju arah resepsionis untuk menanyakan dimana ruang rawat inap Freya.

"Mba permisi, ruang rawat atas nama Freya Angelica Rahardian dimana ya?" Tanya Daniel tak sabaran.

"Baik sebentar, biar saya cek dulu" ujar resepsionis tersebut dan diangguki oleh Daniel.

"Pasien yang bernama nona Freya berada diruang inap melati VVIP nomer 13 mas" ujarnya.

"Makasih" Daniel langsung berlari menuju ruang inap Freya.

Sesampainya disana,Daniel melihat Zaydan si ketos yang seangkatan dengannya.

"Gimana keadaan Freya?" Tanya Daniel dengan raut penuh kekhawatiran.

"Dia lagi di tangani sama dokter,tapi dari tadi dokter belum juga keluar" ujar Zaydan.

"Yaampun,,, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Daniel prustasi.

"Gue tau apa yang terjadi, saat gue mau ke toilet tiba tiba temen dia ada yang teriak minta tolong dan gue langsung aja masuk kedalam toilet sampai akhirnya gue terkejut lihat keadaan Freya yang udah gak sadarkan diri dengan darah yang keluar banyak banget dikepalanya. Bisa gue simpulin mereka lagi berantem sama sahabatnya,karena gue lihat Asyila marah besar sama salah satu dari mereka kalau gak salah namanya Nabila,maybe" jelas Zaydan yang membuat Daniel mengumpat.

"Sialan! Ternyata dia pelakunya. Lihat aja gue gak bakal diem aja lihat cewek gue kaya gini karena dia" umpat Daniel marah.

"Tenangin diri lo, yang sekarang harus kita prioritasin itu Freya. Urusan Nabila biar nanti belakangan,lagian lo lagi emosi Niel lo bisa lepas kendali sama dia" ujar Zaydan meredamkan emosi Daniel.

'Reya,,,bertahan sayang jangan tinggalin aku. 3 hari lagi kita tunangan sayang jadi please bertahan' Batin Daniel

Tak lama kemudian pintu ruang rawat Freya terbuka dan keluarlah dokter yang tadi menangani Freya.

Daniel bangkit dari duduknya lalu menghampiri dokter tersebut. "Dok? Gimana keadaan tunangan saya dok?" Tanya Daniel tak sabaran.

Zaydan yang mendengar Daniel mengatakan 'Tunangan' pun merasakan hatinya yang berdenyut nyeri.

'Jadi mereka udah tunangan? Semakin gak ada celah buat gue bisa deket sama lo Frey,, mungkin lo emang ditakdirin buat hidup sama Daniel ya bukan sama gue, semoga lo bahagia sama dia' Batin Zaydan tertawa miris

Memangnya siapa dirinya buat Freya? Bahkan Freya saja selalu bersikap jutek padanya atau bahkan gadis itu tak tau siapa dia. Mana mungkin gadis itu mau padanya? Mustahil sekali bukan? Haha

Tanpa mau memikirkan hal yang tidak tidak  Zaydan berjalan menuju Daniel agar tau bagaimana keadaan Freya,gadis yang ia sukai sejak awal mereka bertemu yang sayangnya adalah kekasih Daniel.

"Jadi begini, keadaan nona Freya sangat memprihatinkan. Nona Freya kehilangan banyak darah tadi, untung saja stok darah yang cocok dengan nona Freya masih ada dirumah sakit ini. Dan karena benturan yang cukup keras dikepala,menyebabkan terjadinya penggumpalan darah di otak. Dan nona Freya harus segera dioperasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan kedepannya" jelas dokter Wiliam yang membuat Daniel menghela nafas gusar

"Dokter lakukan yang terbaik untuk anak saya dokter. Saya akan bayar berapapun nominalnya agar anak saya bisa sembuh seperti sedia kala" ujar seseorang yang membuat Daniel,Zaydan dan dokter Wiliam membalikan badannya melihat orang itu dan ternyata adalah Frans,ayah Freya.

"Ah, kebetulan sekali tuan Frans berada disini. Saya ingin anda menandatangi surat izin untuk melakukan operasi terhadap putri anda. Sebenarnya ini hanya operasi sederhana yang tidak memakan waktu yang cukup lama,berhubung hanya akan membersihkan gumpalan darah yang ada diotak nona Freya saja. Karena jika dibiarkan nona Freya akan sering merasa kesakitan dan saya takut akan terjadi hal yang tak diinginkan kedepannya" Frans dan Tamara mengangguk.

"Lakukan yang terbaik buat putri saya dokter,please" ujar Tamara sambil memohon pada dokter Wiliam

Dokter Wiliam tersenyum tipis, "Baiklah. Saya akan usahakan semampu saya nyonya, selebihnya itu kehendak Tuhan lah yang maha kuasa. Berdoa yang terbaik untuk putri kalian. Saya akan masuk dan mempersiapkan semuanya, permisi" Dokter Wiliam pun masuk kembali kedalam ruang rawat Freya.

"Mas,,,hiks hiks" Tamara memeluk suaminya tak kuat menahan isak tangisnya melihat keadaan putri semata wayangnya yang sangat ia sayangi terbaring lemah dirumah sakit.

"Jangan menangis. Putri kita hebat, ia pasti sembuh dan kembali lagi sama kita" ujar Frans mengelus punggung Tamara berharap istrinya itu tenang. Padahal jauh di lubuk hatinya ia sangat cemas melihat keadaan putrinya seperti ini.

Sedangkan Daniel menatap kosong pintu ruang rawat Freya. Pikirannya berkecamuk kemana-mana. Cemas,marah,takut kehilangan bercampur menjadi satu.

Zaydan menepuk pundak Daniel "Lo harus kuat,Freya pasti bakal sembuh. Gue juga gak nyangka luka terjadi dikepala sangat rentan dan bisa nyebar sampe ke otak walaupun itu luka biasa. Untung aja Freya gak sampe geger otak karena benturan itu"

Daniel diam,lidahnya kelu tak bisa untuk bicara. Pikirannya hanya tertuju pada Freya juga Nabila. Karena ulah gadis itulah Freya menjadi seperti ini. Tapi Daniel tak mau ngambil kesimpulan sebelum mendengar kejelasannya dari teman teman Freya yang berada di tempat kejadian. Dan Daniel akan cari tahu sekarang juga.

Daniel bangkit dan berjalan menuju orang tua Freya yang duduk di bangku tunggu dan berjongkok dihadapannya. "Mi,Dad? Maafin Daniel yang gak bisa jagain Reya" ujarnya menundukkan kepala.

Frans menggeleng "Tidak nak, ini bukan kesalahanmu, ini kecelakaan dan udah ditakdirkan oleh yang maha kuasa"

"Iya sayang, jangan salahkan dirimu sendiri seperti ini ya? Sekarang kamu kembali lagi ke sekolah biar kami yang menjaga Freya" ujar Tamara sambil mengelus kepala Daniel.

Daniel menggeleng, "Gak mau. Daniel pengen nungguin Freya disini"

"No sayang. Kamu harus kembali ke sekolah, Freya akan marah jika tau kamu bolos karenanya. Percayalah Freya akan baik baik saja"  ujar Tamara lembut dan dengan terpaksa Daniel pun kembali ke sekolah.

"Tapi kabari Daniel terus ya?" Ujarnya yang diangguki oleh Tamara dan Frans.

"Daniel pamit dulu mam,dad. Assalamualaikum" pamit Daniel sambil mencium punggung tangan keduanya dan pergi dengan langkah gontai.

Zaydan yang melihat kepergian Daniel pun segera menyusul. Tapi sebelumnya ia juga pamitan pada kedua orang tua Freya. Setelahnya ia langsung berlari menuju parkiran dan akan kembali ke sekolah.

🐼🐼

Hati hati ya guys kalau kepala kalian terbentur ke dinding dengan kencang atau sebagainya dan selalu merasa pusing segeralah diperiksa ke dokter. Takut hal hal yang tak diinginkan terjadi pada kalian. Karena kepala itu sangat rentan ketika berbentur dengan benda yang keras keras.
.
.
.
.
Gimana sama part ini? Kasih komennya dong huhuuu;') jangan lupa juga divote👌🏻

Makasih,

See you next part♥️



Love Of My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang