Kerajaan Utara, enam tahun yang lalu. Matahari pagi bersinar cerah dan kerumunan di alun-alun kota bersorak gembira menyaksikan kedatangan enam pemuda. Mereka berlumuran darah dan dipenuhi luka, tapi senyum menghiasi wajah mereka. Ravn mengangkat pedangnya tinggi dan sorakan semakin riuh.
"Hidup Enam Raja!"
"Sebuah kehormatan kami diselamatkan oleh Enam Raja lagi!"
"Lagi-lagi Enam Raja memberikan kedamaian pada kita!"
Enam pemuda ini, Ravn, Seoho, Leedo, Keonhee, Hwanwoong, dan Xion dikenal sebagai Enam Raja. Walaupun teknisnya mereka bukan Raja, sebenarnya. Sebutan itu diberikan karena mereka adalah pemimpin yang selalu melindungi dan menjaga kerajaan ini. Entah itu dari kelompok jahat, atau dari monster. Siapa pun musuhnya, akan mereka hadapi tanpa rasa takut dan menjadi pemimpin dari para ksatria yang lain untuk melawan musuh. Apalagi mereka juga teman dekat dan dikenal memiliki kerjasama yang luar biasa. Mereka selalu memimpin berenam, jadi mereka mulai dipanggil Enam Raja.
Mendapatkan kekaguman dari rakyat juga bukanlah hal yang baru. Mereka sudah terbiasa dikagumi dan dipuja oleh para rakyat. Mereka memang melakukan ini untuk para rakyat, jadi rasanya puas luar biasa saat berhasil. Keenamnya merasa senang saat berhasil mengusir kekacauan dan memberikan kedamaian.
"Untuk menyambut kedatangan Enam Raja yang telah menyelamatkan hidup kami, para rakyat, kami telah menyiapkan jamuan. Silakan dinikmati dan katakan jika ada sesuatu yang bisa menambah kesenangan para Yang Mulia," seorang menteri datang menghampiri dan mengarahkan keenamnya untuk menuju meja jamuan. Seperti biasa alun-alun sudah tampak seperti sebuah pesta jamuan besar-besaran setiap Enam Raja ini pulang. Mereka pun sudah terbiasa dengan yang satu ini.
Seoho meraih segelas jus anggur, karena ia dan teman-temannya masih di bawah umur, lalu ia angkat tinggi-tinggi. "Untuk kedamaian Kerajaan Utara, untuk kebahagiaan para rakyat, mari kita bersulang!"
Semua rakyat dan Enam Raja berpesta selama seharian. Lupakan bahwa pakaian Enam Raja sudah tidak pantas dikenakan, lupakan bahwa mereka berlumuran darah musuh dan tanah, juga dipenuhi luka, semuanya bersenang-senang hari ini.
"Kerja bagus lainnya, Yang Mulia."
Seorang gadis menghampiri Enam Raja, lebih tepatnya ia menghampiri Ravn. Senyum Ravn langsung mengembang dan ia meraih tubuh gadisnya untuk ia peluk. Lelaki itu memeluk gadis mungil ini erat-erat, seolah sudah tidak bertemu bertahun-tahun.
"Aku sudah bilang bahwa aku akan kembali, kan?" bisik Ravn dan membuat gadis itu terkekeh geli.
"Maafkan aku sudah meremehkanmu, Yang Mulia."
Ravn meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya. "Selanjutnya jangan remehkan aku lagi, tapi berikan aku semangat. Karena selanjutnya aku dan yang lain akan berusaha untuk melakukan yang terbaik melindungi negeri ini."
"Benar, aku akan menyemangatimu," gadis ini mencium bibir Ravn dan lelaki itu sungguh tidak keberatan.
"Aduh, kalau mau bermesraan jangan di depan umum juga! Apa tidak kasihan dengan anak-anak seperti Xion?" Leedo langsung protes dan mengundang tawa dari pasangan yang sedang dimabuk cinta ini.
"Makanya, carilah pasangan untukmu sendiri. Jangan mengomel," ledek Ravn.
Leedo cemberut. Memang kakak tertuanya ini akan bertunangan sebentar lagi dan kemesraannya sukses bikin iri. Apalagi pasangannya adalah seorang gadis yang sempurna. Gadis yang cantik dan lembut, ceria dan perhatian, pokoknya dengan sederet kelebihan lainnya. Fisiknya sempurna, sifatnya sempurna, bagaimana Ravn tidak tergila-gila dan memutuskan untuk menikahinya di usia semuda ini? Ravn baru 19 tahun, dan ia sudah yakin untuk menikahi gadis ini. Tapi terkadang Ravn khawatir karena ia akan sering meninggalkan gadisnya untuk pergi melawan musuh-musuh yang mengganggu. Ravn boleh egois dengan memiliki gadis ini, kan? Terkadang ia khawatir jika tidak bisa membahagiakan dan melindungi gadis ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT (ONEUS)
FanfictionGagal bertunangan lima kali membuat Larissa memutuskan perjodohan dengan Ravn adalah pertunangan yang terakhir kalinya. Gadis ini pergi jauh ke kerajaan lain hanya untuk mendapati hidupnya semakin kacau sebagaimana kacaunya Kerajaan Utara. Langit ta...