"Ravn, kau mau ke mana?"
Ravn baru saja memakai mantelnya dan baru menyadari kehadiran seorang gadis di ruang tamunya. Sekarang sudah jam 10 malam, makan malam sudah berakhir dua jam yang lalu. Tadinya mereka berpisah di ruang makan, dan Ravn mengira Larissa pasti langsung tidur karena kelelahan mengerjakan pekerjaannya. Tapi yang Ravn dapati adalah Larissa yang memakai gaun sederhana, dengan raut wajah yang terlihat curiga. Pandangan mata Larissa bahkan tampak menyelidiki Ravn.
"Ada urusan."
"Apa urusannya?" tanya Larissa lagi.
"Pokoknya ada urusan."
"Jawab yang jelas, Ravn!" ucap Larissa tidak mau kalah.
"Urusan yang berbahaya. Jangan pikir-pikir untuk ikut."
"Tapi aku mau ikut."
Ravn membuang napasnya kesal dan berlutut di depan Larissa. "Tidurlah dan jadi anak yang manis. Kenapa kau begitu susah diatur? Mana sosokmu yang kalem dan penuh sopan santun itu?"
"Memangnya kenapa kalau tempatnya berbahaya? Aku bisa mengatasinya! Sungguh Ravn, sudah tiga bulan aku di sini dan aku tidak tahu apa pun yang terjadi. Kau pergi sepanjang hari dan hanya muncul di waktu yang makan. Kau selalu terlihat sibuk setiap hari dan selalu mengatakan kau ada urusan. Apa yang kau lakukan? Apakah aku tidak pantas untuk tahu?"
"Lebih baik kau tidak tahu."
Larissa memandang Ravn lurus. Dan Ravn menyesal ia balas menatap Larissa. Bola mata hitam itu begitu berbahaya. Seolah tidak suka dibantah dan ingin dituruti. Lagi-lagi Ravn hanya bisa menghela napas sebelum ia berdiri. "Ya sudah, ikutlah. Dan tidak ada kata mundur kalau kau sudah ikut. Aku tidak mau mendengar rengekan."
Larissa memutar bola matanya atas kalimat Ravn. Yang benar saja. Larissa bukan tipe yang seperti itu. Kesulitan apa pun akan Larissa hadapi. Memangnya seburuk apa urusan Ravn? Tapi Larissa berjanji ia tidak akan terlihat ketakutan sedikit pun!
Ravn meminta pelayan untuk menyiapkan kuda dan mantel untuk Larissa. Tanpa bertanya-tanya, Larissa hanya menurut saja. Sebenarnya ia tidak begitu nyaman pergi berdua dengan Ravn. Tapi lelaki itu sama sekali tidak tampak ingin memberitahu sesuatu. Kalau ia tidak ingin memberitahu, Larissa akan cari tahu sendiri. Ia sudah bertekad untuk itu.
Akhirnya keduanya sudah naik ke atas kuda masing-masing. Ravn yang memimpin jalan dan Larissa hanya mengikuti. Walaupun Ravn tahu Larissa ahli berkuda, ia tetap melirik ke belakang untuk memastikan gadis itu mengikutinya. Sungguh, kegiatan Ravn nanti akan berbahaya. Setiap malam, ksatrianya akan bangkit kembali. Dan melawan mereka yang bukan manusia lagi jelas bukan hal yang ingin Ravn perlihatkan pada Larissa. Lupakan soal kekuatan Larissa yang bisa menghancurkan negeri ini. Lupakan soal Larissa yang begitu keras kepala. Gadis itu tidak sekuat kelihatannya.
Ravn menghentikan kudanya di depan sebuah hutan. Ia langsung melompat turun dan menambatkan kudanya. Melihat Ravn sudah turun, membuat Larissa juga langsung turun dan mengikuti Ravn. Ia kemudian berjalan mendekati Ravn dengan perasaan was-was. Urusan macam apa di depan hutan begini?
"Apa pun yang terjadi, kau harus tetap berada di sisiku. Jangan pernah pergi dari pengawasanku dan melakukan hal yang bodoh. Selanjutnya akan berbahaya dan aku yakin kau pasti menyesal sudah ikut."
Rasanya Larissa ingin membantah bahwa ia tidak akan menyesal seburuk apa pun yang ada di dalam. Namun ia tidak bisa membantah karena sorot Ravn benar-benar terlihat serius dan ada sedikit rasa khawatir. Tidak mungkin seorang Ravn mengkhawatirkan Larissa yang merupakan hanya mitra kerjasamanya kan? Tapi Larissa mengabaikan itu dan merespon ucapan Ravn dengan ia yang setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT (ONEUS)
ФанфикGagal bertunangan lima kali membuat Larissa memutuskan perjodohan dengan Ravn adalah pertunangan yang terakhir kalinya. Gadis ini pergi jauh ke kerajaan lain hanya untuk mendapati hidupnya semakin kacau sebagaimana kacaunya Kerajaan Utara. Langit ta...