Tak lama setelah perbincangan Larissa dan Leedo, Ravn terlihat berjalan menghampiri gazebo tersebut dengan wajahnya yang lelah dan tampak tidak terlalu baik. Larissa sempat mendapati ekspresi kelelahan itu dan merasa kasihan. Sayangnya, Larissa tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu urusan Ravn. Ia belum secara resmi menjadi istri Ravn, bahkan tidak akan pernah. Jadi urusan keluarga Ravn masih diurus oleh lelaki itu. Dari awal kedatangan mereka di kerajaan ini, Ravn memang sudah sibuk mengurus berbagai hal mengenai urusan kerajaan dan keluarganya sehingga wajar jika akhirnya ia kelelahan. Tidak hanya kelelahan, Ravn juga pasti merindukan putranya. Tapi lelaki itu menutupi segalanya dan langsung tersenyum begitu berhadapan dengan Larissa untuk tidak membuat gadis itu khawatir.
"Ayo, Larissa, kita hadiri pesta minum teh saudarimu."
"Apakah kau tidak apa-apa, Ravn? Aku tidak keberatan jika kita tidak jadi pergi ke acara itu. Sepertinya kau cukup kelelahan dengan berbagai urusan belakangan ini, bukan?"
"Aku baik-baik saja," Ravn masih mempertahankan senyuman tipisnya. "Bukankah kau menantikan untuk berkumpul dengan saudari-saudarimu? Kau merindukan mereka dan ingin tahu soal kabar mereka, bukan?"
Memang benar, setidaknya sampai kejadian tadi. Leedo ingin memberitahu Ravn apa yang terjadi tadi supaya lelaki itu berpikir ulang tentang pergi ke acara itu. Tapi dari sudut matanya ia malah melihat Larissa mengangguk. Gadis itu sama sekali tidak terlihat ingin menceritakan apa yang terjadi, seolah hal seperti itu bukan hal besar dan tidak perlu dibahas lebih lanjut bahkan lebih baik dilupakan saja. Padahal menurut Leedo perlakuan adik Larissa tadi sudah kelewatan. Sudah berapa sering hal itu terjadi? Leedo tidak bisa membayangkan seburuk apa yang sebenarnya telah dialami Larissa selama ini.
"Benar. Ayo kita pergi, Ravn."
Ravn mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Larissa. Semenjak mereka tiba di Kerajaan Timur, kebiasaan itu terbentuk. Padahal biasanya Larissa tidak pernah bergandengan dengan siapa pun. Namun ia suka saat Ravn ada di dekatnya. Dan Ravn dengan perasaan bertanggungjawab atas gadis itu, selalu memastikan Larissa berada sedekat mungkin dengannya supaya bisa ia lindungi dan jaga. Karena itu jika pergi ke mana pun, mereka akan bergandengan seperti sekarang, bahkan walaupun bukan pergi ke tempat yang jauh. Pastinya mendiang istri Ravn sangat beruntung memiliki lelaki yang penuh perhatian dan kasih sayang ini.
Ketiganya mulai berjalan meninggalkan gazebo kecil ini dan menuju tempat pertemuan diadakan. Terlihat semua tamu sudah hadir, yaitu saudari-saudari Larissa dan kekasih juga tunangan dari mereka. Bahkan Putra Mahkota pun turut hadir, tengah bermesraan dengan Sarah. Tapi perhatian lelaki itu ikut tercuri saat Larissa tiba. Larissa sudah jauh berbeda dari ia yang dulu, sudah tampak lebih percaya diri dan lebih menarik. Jika ada suatu pertemuan pasti seluruh pandangan akan tertuju pada Larissa yang telah banyak berubah.
"Akhirnya kalian tiba juga. Silakan duduk," sebagai yang mengundang, Sarah mempersilakan keduanya duduk. Ia terlihat ramah dan lebih hangat, yang membuat Larissa merinding sendiri. Karena ini bukan sosok Sarah yang sebenarnya atau setidaknya bukan sosok Sarah di depan Larissa. Pasti gadis muda itu takut pada Leedo yang memandang dengan awas dan juga segan pada Ravn yang walaupun hanya diam sudah tampak mendominasi. Karena itu jika ada keduanya, tidak ada yang berani menyentuh Larissa. Tampaknya pengaruh Leedo pun sudah dianggap besar oleh mereka dan tidak ada yang ingin mencari masalah. Tentunya kejadian tadi sudah terdengar oleh para tamu yang hadir sekarang.
"Maaf terlambat. Pertemuan ternyata selesai lebih lama dari yang aku bayangkan. Sehingga aku dan Larissa jadi terlambat hadir dari waktu undangannya."
"Tidak apa-apa, Grand Duke, tidak usah merasa terbebani dengan itu. Aku malah merasa sangat terhormat Grand Duke tetap ingin menghadiri acara tidak formal ini yang bahkan tidak memberikan keuntungan untukmu," Sarah masih tersenyum manis dan berbicara dengan begitu sopan ditambah dengan sikap anggun yang ia tunjukkan. "Mari kita mulai acaranya. Kebetulan teh tersebut baru saja terhidang dan masih berada dalam suhu yang pas. Silakan dinikmati teh dan hidangan yang sudah aku persiapkan. Jika butuh sesuatu katakan saja, bahkan jika ingin mengganti teh yang baru."

KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT (ONEUS)
FanfictionGagal bertunangan lima kali membuat Larissa memutuskan perjodohan dengan Ravn adalah pertunangan yang terakhir kalinya. Gadis ini pergi jauh ke kerajaan lain hanya untuk mendapati hidupnya semakin kacau sebagaimana kacaunya Kerajaan Utara. Langit ta...