TWILIGHT (ONEUS)

16. Serangan Lagi

Setelah serangan dari monster yang tiba-tiba, hanya istana dan kediaman Duke Aigner saja yang gempar. Keluarga kerajaan tidak ingin membiarkan masalah ini diketahui bangsawan atau para rakyat karena tidak ingin menciptakan keributan yang tidak berarti. Pimpinan beserta pasukan terbaik dikerahkan untuk menyelidiki siapa dalang di balik ini semua sementara semua yang ada di tempat kejadian sedang dirawat dari trauma yang mereka alami. Walaupun hal seperti monster memang dipercaya dan serangannya bisa terjadi kapan saja, pengalaman pertama tetap mengejutkan dan membuat mental mereka tergoncang hebat.

Larissa khawatir dengan saudari-saudarinya yang tiba-tiba demam karena terkejut akan kejadian yang mereka alami. Ia sendiri walaupun baru pertama kali menghadapi monster seperti itu, tidak mengalami masalah besar karena kekuatannya melindunginya. Lagi pula ia juga sudah biasa menghadapi monster dalam bentuk lain di tempat tinggalnya. Karena itu daripada sakit, ia malah merasa termotivasi untuk berlatih dengan penyihir kerajaan. Walaupun bentuk sihirnya berbeda, sihir tetaplah sihir. Mungkin karena ia belajar di sini, ia bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi semua masalah ini. Atau minimal, membantu Enam Raja.

Di saat Larissa mulai menyibukkan diri dengan latihannya, Ravn dan Leedo diberikan penghargaan karena sudah menyelamatkan Putra Mahkota. Sejujurnya mereka tidak menyangka akan diberikan hadiah dan penghargaan di saat yang mereka lakukan hanya refleks saja. Karena sudah terbiasa menjadi pelindung, di tempat ini pun mereka tetap melakukan hal yang sama. Walaupun mereka terlihat tidak terganggu dengan monster itu, sebenarnya mereka mulai menyelidiki diam-diam tentang kejadian tempo hari. Biasanya setiap malam mereka akan menyelinap keluar untuk mengumpulkan berbagai macam informasi yang bisa ditemukan. Sejujurnya mereka khawatir kejadian ini hanyalah pertanda kecil dari sebuah bencana besar yang mungkin melibatkan benua ini.

Sejauh yang mereka amati, pelakunya belum ditemukan, tapi mulai ada titik terang tentang kemunculan makhluk itu. Monster tersebut muncul melalui sihir pemanggilan. Tidak banyak orang yang bisa melakukan sihir tersebut, terlebih makhluk yang dipanggil bukanlah makhluk yang bias, melainkan monster. Dan monster itu juga diberikan kekuatan tambahan karena dari yang Ravn dan Leedo rasakan saat bertarung dengannya ada yang berbeda. Monster itu jauh lebih kuat dari yang biasa mereka hadapi. Sihir pemanggilan bukanlah sihir yang umum di daerah ini, sehingga Ravn dan Leedo pun terkejut saat mengetahui bahwa monster itu dipanggil dengan sihir. Setidaknya lingkup penyelidikan bisa lebih sempit dan lebih terarah. Mereka hanya tinggal menyelidiki daerah mana yang masih memiliki penyihir yang mampu melakukan sihir tersebut dan menghentikannya sebelum makhluk yang lebih berbahaya yang dipanggil. Sihir pemanggilan yang paling kuat bisa memanggil Raja Iblis dan makhluk itu bisa meratakan tanah hanya dengan satu sapuan tangannya. Itu adalah kemungkinan yang paling buruk yang bisa terjadi.

Larissa sebenarnya juga tidak menyangka kalau urusan yang terjadi malah lebih rumit daripada yang ia bayangkan. Baginya, berhadapan dengan kemarahan Helios saja sudah sangat merepotkan. Apalagi Enam Raja telah mendapatkan kutukan dari sang Dewa selama bertahun-tahun. Lalu di saat mereka pergi ke tempat lain, malah muncul monster yang bisa dibilang memiliki kemungkinan untuk mengancam kerajaan ini. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab monster itu muncul di sini? Apakah karena kehadiran Enam Raja, atau sasarannya memang kerajaan ini? Dan akan seburuk apa yang terjadi di masa depan setelah monster ini? Larissa tidak bisa membayangkan jika tempat kelahirannya pun dikutuk oleh dewa lainnya atau malah sesuatu yang lebih parah. Bagaimana jika Raja Iblis betulan muncul? Hal itu akan menjadi mimpi yang lebih buruk daripada mimpi buruk mana pun di dunia ini.

"Hei, kau terlihat tidak semangat akhir-akhir ini."

Saat sedang makan malam dalam keheningan, Ravn membuka percakapan dan membuat Larissa tersadar dari lamunannya. Larissa mengangkat kepalanya untuk menatap Ravn. Senyum tipis tampak di wajahnya lalu ia menggeleng sebagai respon pertama.