Di suatu hari, tiba-tiba utusan Kerajaan Timur datang berkunjung. Musim gugur tengah berlangsung, walaupun rasanya tidak ada banyak perbedaan di Kerajaan Utara. Di hari yang tenang itu, datang utusan kerajaan tempat kelahiran Larissa yang mengundang keduanya untuk datang ke pesta. Kebetulan memang ada banyak perayaan yang akan dilakukan berkaitan dengan keluarga Larissa, salah satunya adalah acara pertunangan Sarah dengan Yonghoon dan acara pernikahan Emily dan Kanghyun. Dua acara besar itu dilakukan dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh mengingat keduanya mengundang Larissa yang datang dari luar. Selain itu acara kerajaan lainnya juga ditujukan untuk Ravn. Lebih tepatnya Kerajaan Timur secara halus meminta batu sihir untuk para penyihir di kerajaan tersebut karena mereka telah memberikan Larissa untuk Ravn.
Tapi Ravn tampaknya cukup berat untuk memutuskan pergi ke Kerajaan Timur dalam jangka waktu selama sebulan. Larissa memakluminya karena keadaan kerajaan ini benar-benar kacau dan Ravn pasti merasa berat meninggalkan putranya. Karena itu Larissa sama sekali tidak memaksa. Ia malah sengaja tidak membahas hal itu pada Ravn untuk tidak membebani lelaki itu. Bagaimanapun, Larissa berada dalam tanggungjawab Ravn sekarang sehingga gadis itu tidak bisa memaksakan kehendaknya meskipun ia merindukan tempat kelahirannya.
"Apakah kau ingin pergi?"
Mengejutkan, Ravn malah menanyakan itu di saat keduanya menyantap makan siang. Utusan kerajaan itu telah pulang. Ia hanya datang untuk memberikan undangan dan serbuk untuk sihir pada kereta kuda milik Ravn jika mereka setuju untuk pergi. Kerajaan Utara memiliki rumor yang buruk, tentang minimnya sinar matahari. Sebagai manusia biasa pasti utusan itu merasa tidak nyaman dan terancam berada di sini sehingga ia langsung pulang.
"Aku akan mengikuti keputusanmu saja, Ravn," jawab Larissa sambil tersenyum tipis.
"Aku menanyakan pendapatmu. Apakah kau ingin pergi?" tanya Ravn lagi, dengan nada dan ekspresi serius yang masih terlihat.
Larissa meletakkan alat makannya lalu ia balas menatap Ravn. "Iya, aku ingin pergi. Tapi aku tidak boleh memaksakan kehendakku. Setiap malam kau harus menghadapi para monster, kau juga pasti merasa berat untuk meninggalkan putramu, terlebih apakah kau akan baik-baik saja tanpa meminum darah dan terkena sinar matahari? Tidak perlu memikirkan keinginanku, pikirkan juga kebutuhanmu sendiri."
"Kita sudah tinggal bersama hampir lima bulan. Dan aku tidak pernah melakukan sesuatu untukmu. Ayo kita pergi. Kan hanya sebulan. Aku bisa menitipkan Aiden pada Seoho dan yang lain. Kau pasti merindukan keluargamu kan? Kau pasti ingin menghadiri acara pernikahan dan pertunangan adik-adikmu kan? Lagi pula, kau harus menunjukkan bahwa kau hidup bahagia bersamaku. Setidaknya kita harus menunjukkan dan membuktikan pada keluargamu bahwa kau hidup lebih bahagia bersamaku."
Larissa refleks terkekeh. Benar juga. Ia memang pernah menceritakan tentang keluarganya dan tentang kehidupannya sebelum bertemu Ravn. Dan kurang lebih lelaki itu sudah tahu apa yang Larissa hadapi. Tapi Larissa tidak menyangka Ravn mau melakukan itu hanya untuk menunjukkan pada keluarga Larissa bahwa ia telah hidup lebih bahagia dengan tunangannya.
"Jadi, kita pura-pura tunangan?" tanya Larissa kemudian.
"Iya, nanti aku akan minta buatkan cincin pertunangan kepada kepala pelayan. Aku juga akan menyiapkan batu-batu yang mereka inginkan. Nanti di cincinmu akan aku letakkan bagian kecil dari batu sihir milikmu."
Batu sihir yang dimaksud adalah sebuah batu yang berguna untuk meningkatkan kekuatan sihir seseorang. Pertambangannya ada pada wilayah kekuasaan Ravn. Biasanya ada batu sihir tertentu yang cocok pada pemiliknya. Tapi hal itu juga untung-untungan karena sulit sekali mencari batu yang cocok. Lagi pula pada dasarnya batu sihir biasa juga tetap berguna dan memiliki kekuatan yang besar walaupun tidak ditakdirkan untuk penggunanya. Dan Larissa termasuk salah satu contoh dari seseorang dengan kekuatan sihir yang telah memiliki batu sihir yang cocok. Untungnya setelah hampir lima bulan, tubuhnya sudah terbiasa dengan kekuatan miliknya dan batu sihir itu tidak lagi mengganggunya. Jadi rasanya walaupun ia pakai pasti tidak akan berbahaya lagi. Dulunya ia benci batu sihir itu yang membuat kekuatannya memaksa keluar, tapi justru setelah ia mengeluarkan kekuatannya dan menerima batu sihir itu, kekuatannya sudah terasa lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT (ONEUS)
FanfictionGagal bertunangan lima kali membuat Larissa memutuskan perjodohan dengan Ravn adalah pertunangan yang terakhir kalinya. Gadis ini pergi jauh ke kerajaan lain hanya untuk mendapati hidupnya semakin kacau sebagaimana kacaunya Kerajaan Utara. Langit ta...