19

2.1K 527 64
                                    

Yeonjun tidak menyangka bahwa orang yang membunuh salah satu temannya adalah temannya sendiri.

Dalam hati, ia merutuki dirinya yang tidak pernah percaya pada perkataan Beomgyu.

Namun nasi telah menjadi bubur, dia hanya bisa berharap dia dan teman-temannya bisa selamat.

"Gue gak nyangka lo setega ini" Ucap Yeonjun sembari mencoba melepaskan tali yang kini mengikat ditubuhnya.

Sanha membawa mereka ke gudang villa, lalu mengikat tubuh mereka secara paksa.

Yeonjun menolak tidak mau, namun ancaman Sanha membuatnya menurut.

Sanha mengancam akan menembak Kai jika mereka tidak menurut untuk pergi ke gudang.

Dan jangan lupakan satu hal, mayat Beomgyu yang terbujur kaku ia seret dan membawanya ke gudang.

"Akting gue bagus kan? Hahaha, teman lo yang satu itu udah bilang kalo gue gak sebaik yang kalian kira, tapi kalian gak percaya. Cih, teman macam apa sih kalian."

Taehyun yang mendengar itu menggeram marah, "Kenapa lo lakuin ini hah? Salah kita apa sama lo?"

Sanha yang mendengar itu menatapnya dengan tajam, "Salah kalian apa? Kalian udah bunuh adik gue! Dan kalian masih bilang salah kalian apa hah?"

Mereka terkejut mendengar perkataan Sanha, lalu saling pandang satu sama lain dan mengerinyit bingung.

"Kita gak bunuh orang! Justru Kak Sanha yang mau bunuh kita!" Kai langsung tidak terima, dia tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Sanha padanya.

Sanha hanya tertawa sarkas, "Gak bunuh orang maksud lo? Jelas-jelas kalian udah bunuh adik gue! Adik kandung gue, Choi Soobin inget?"

Mereka yang mendengar itu terbelakak kaget, dan menggeleng tidak percaya.

"Inget nama itu kan? Orang yang kalian bully waktu SMP, dan berakhir bunuh diri karena depresi" Ucap Sanha kemudian.

"J-jadi lo? Kakaknya Choi Soobin?" Tanya Yeonjun tidak percaya.

"Iya, kenapa kaget? Lo tahu kedatangan gue kesini itu mau membalaskan dendam atas kematian adik gue, lagian ngapain sih pake bully adik gue segala mau jadi jagoan?"

"G-gue gak pernah bunuh adik lo!" Seru Taehyun.

"Ck, lo berisik banget sih, mau gue bunuh sekarang? Pilih ditembak atau dicincang cincang pake pisau?" Ucap Sanha sembari mengeluarkan pisau daging dari saku celananya.

Taehyun yang mendengar itu menatap Sanha dengan tatapan bengis.

"Jangan bunuh Kak Taehyun!, biar gue aja yang mati!" Seru Kai saat melihat Sanha yang mendekat ke arah Taehyun.

"Kai! Jangan gila!" Teriak Yeonjun cemas.

Sanha yang mendengar itu lantas menyeringai senang, "Oh jadi lo pengin mati? Jadi mau ditembak apa dicincang nih?"

Kai yang mendengar itu bergidik takut, keringat mulai bercucuran membasahi pelipisnya.

"Gue tembak aja kali ya? Terus gue cincang kayaknya seru tuh."

Sanha mendekat ke arah Kai sembari menyondorkan pistol.

"Jangan! Gue gak mau kehilangan teman gue lagi!" Seru Taehyun panik.

Namun seruan itu Sanha abaikan, dia tetap maju ke arah Kai sembari tersenyum senang.

Lalu pistol itu ia condongkan tepat di kepala Kai.

Baik Yeonjun, Taehyun dan Kai sama-sama menutup matanya takut.

DOR!

Kai mengerinyit bingung karena tidak merasakan sakit dibagian kepalanya.

"KAK YEONJUN!" Teriakan Taehyun berhasil membuat Kai sadar dan membuka matanya.

Dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat   Yeonjun yang merintih kesakitan sembari memegangi perutnya yang mengeluarkan banyak darah.

"Lo kenapa tembak Kak Yeonjun hah? Kenapa lo gak tembak gue?" Seru Kai marah.

Sanha hanya tertawa senang melihat itu, apalagi saat melihat Yeonjun yang merintih kesakitan.





















































































"Kak Namjoon, kita harus ke Daegu secepatnya teman saya dalam bahaya."

Laki-laki dengan rambut hitam tersebut, menatap orang yang berada di depannya dengan cemas.

"Tunggu sebentar, saya lagi nunggu teman saya dulu" Ucap seseorang yang bernama Kim Namjoon tersebut.

"Tapi Kak, kita gak punya banyak waktu" Laki-laki itu bersikeras, wajahnya berubah cemas karena memikirkan kondisi teman temannya sekarang.

"Itu dia teman saya!" Seru Namjoon sembari menunjuk temannya yang baru sampai.

Laki-laki itu menoleh, dia mengerinyit bingung melihat seseorang yang tidak asing baginya.

"Kak Jimin?" Ucapnya kaget.

Laki-laki yang bernama Jimin itu tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Ini dia teman saya, dia akan membantu kita untuk menyelamatkan teman kamu" Ucap Kak Namjoon memperkenalkan.

"Bukannya Kak Jimin, itu?"

"Saya sebenarnya anggota polisi, saya ditugaskan sama Kak Namjoon untuk mengawasi sekolah kamu, sekolah itu warisan dari kakeknya. Saya menyamar jadi tukang gorengan disana, sembari mengawasi keadaan sekitar dan ternyata benar dugaan Kak Namjoon kalau disekolah itu ternyata ada seorang psikopat dan itu teman kamu" Jelas Jimin panjang lebar.

Laki-laki yang berambut hitam lantas tersenyum singkat lalu menggangguk tanda mengerti.

"Ayo, sekarang kita ke Daegu secepatnya" Kak Namjoon mengajak mereka untuk segera pergi.

Jimin dan laki-laki itu lantas mengangguk patuh.

Lalu mereka bertiga segera bergegas pergi ke Daegu untuk menyelamatkan seseorang disana.

Psycho | TXT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang