The5

1.6K 127 10
                                    

"Jaemin, bisa minta tolong-" perkataan Yoona terhenti saat putra pertamanya- Choi Jaemin sudah berbalik dan berjalan menaiki tangga. "Aigoo...anakku pintar sekali."
Namja berusia 19 tahun itu melangkah malas ke kamar bibinya. "Nunaaa! Irrona!!"
Tak ada jawaban. "Aishh...dasar beruang kutub. NUNAA! IREONA!!!" Kali ini namja itu berteriak lebih keras, merasa masih tak ada respon, akhirnya dia memilih memukul pintu kamar di depannya.
BRAK! BRAK! BRAK!

"Yaishh....anak itu. KKKAAAA! AKU BARU SAJA KEMBALI JAM 3 PAGI TADI, KATAKAN PADA EONNI KALAU AKU MAU BERHIBERNASI!"
Jaemin mendengus. "Tsk...berhibernasi apanya, ini bahkan sudah jam 4 sore. Nuna...ini sudah jam 4 sore, apa belum cukup juga?"
Suzy segera beranjak lalu dengan tergesa membuang selimutnya ke lantai. CEKLEK. "Apa katamu?"
Jaemin menunjukkan jam tangannya. "Lihat, ini jam 4 sore dan aku sudah mau bersepeda dengan Jeno di sungai Han. Tapi nuna...tsk...lihat, air liurmu saja masih menempel. Pantas saja Myungsoo hyeong berselingkuh."
Suzy melotot, bersiap melempar sandal tidurnya, tapi keponakannya itu sudah lebih dulu menuruni tangga.
"YA! CHOI JAEMIN SIALAN!"
"AKU TAK DENGAR! EOMMA NA KANDA!"
Yoona yang sedang menyiapkan makanan di dapur hanya bisa menggeleng pelan. "Apalagi yang sudah dia lakukan?" Siwon yang baru saja selesai olahraga, memilih menarik kursi di depan meja konter, meneguk air putih yang baru saja diambilkan sang istri dari lemari pendingin.
"Apalagi kalau tidak dengan bibinya, astaga...anak itu. Kapjagi! Aigoo...lihat...Suzy, rapikan dulu rambutmu itu." Yoona mengusap dadanya, terkejut dengan kehadiran Suzy yang rambutnya sudah seperti singa jantan tua.
"Tsk...kenapa eonni baru membangunkanku..." kesalnya. Yoona hanya terkekeh, tak tahu saja kalau sudah hampir lima kali dia mrmbangunkan Suzy, dibantu Siwon dua kali sebelum dia pergi berolahraga dan terakhir Jaemin.
"Baru katamu? Astaga...pantas saja eomma selalu memarahimu, lihat...kau kalau tidur sudah seperti beruang mati."
BUGH!
Satu pukulan mendarat di punggung Siwon, siapa lagi, tentu saja Suzy.
"Dasar pria tua tak sadar diri."
"Ya! Aish...bagaimana bisa aku punya adik sepertimu. Menyeramkan sekali."
Yoona hanya terkekeh. "Astaga...sudah. Suzy, cepat mandi lalu bersiap, bukankah kau bilang ada operasi jam 7 nanti?"
Suzy mengangguk. "Ahh...eonni benar. Eonni yang terbaik, saranghae..."
CUP. Suzy mengecup pipi kakak iparnya, membuat Siwon mencebik. "YA! Itu milikku!"
Lalu satu pukulan dari Yoona mendarat di kepala Siwon. "Dasar mesum. Lihat, Jiae melihatmu oppa." Yoona menunjuk anak bungsunya yang baru berusia 8 tahun yang baru saja memasuki dapur.
"Eomma juga milik Jiae." Ucapnya tak terima, membuat Siwon menghela nafas. Sedangkan Suzy, ia hanya tersenyum kecil. "Ya, Choi Jiae, mau mandi bersama?"
"Kajja eonni." Anak itu mengangguk lalu berjalan mengikuti Suzy.
"YAA! CHOI SUZY!" Siwon dan Yoona berteriak bersamaan.
"Astaga...aishh..jinca.." Siwon mengacak rambutnya, frustasi.
"Hah...anak itu pasti akan bertanya yang tidak-tidak lagi." Yoona meletakkan mandu goreng di meja konter.
"Mussun?"
"Dwasseo. Oppa, kau tidak lupa kan kalau malam ini kita akan pergi ke rumah Tiffany eonni?"
Siwon terbatuk seketika, membuat wajah Yoona berubah kesal. "YA!"
--

"Eoh, Dokter-" suara Jungwoo terhenti begitu Suzy meletakkan jari telunjuknya di depan mulut, mengisyaratkan dokter residen tingkat dua itu untuk tidak berisik.
"Kau bisa membangunkannya." Suzy berkata pelan, sambil menunjuk seorang namja yang satu tahun berada di bawahnya. Kim Jonghyun.
"Ne." Jungwoo mengangguk paham.
Suzy hanya terkekeh. "Masih ada waktu satu jam sebelum operasi, mau minum kopi?"
Jungwoo mengangguk antusias, siapa juga yang akan menolak ajakan seorang Choi Suzy, dokter spesialis muda yang dikenal ramah, tapi baru saja mengalami nasib sial karena batal bertunangan.
--

Jaemin meletakkan sepedanya di garasi, diikuti Jeno yang katanya ingin menginap karena alasan menemani Jaemin yang ditinggal pergi ayah, ibu dan adiknya. "Paman dan bibi sudah pergi?" Jeno meletakkan tasnya di meja konter, namja itu memang sering menginap di rumah keluarga Choi, jadi tak perlu heran.
"Em. Bangeum, eomma memberitahuku tadi." Jaemin kini membuka pintu kulkas, mencari air putih. Persediannya habis di tengah jalan menuju rumah, jadi ia sudah sangat kehausan.
"Suzy nuna?"
Jaemin mendengus. "Ya...yeoksi Lee Jeno, apa itu alasanmu menginap di sini?"
Jeno hanya bisa tersenyum hingga matanya terlihat seperti garis lengkung yang sering Jaemin lihat di buku gambar Jiae. "Apa sebegitu terlihat?"
"Tidak. Anggap saja hanya aku yang tahu."
Jeno mendengus.
"Geundae, sepertinya kau baru bisa bertemu nuna besok pagi, dia ada operasi malam ini. Operasi otak."
"Ye?! Mwoya....kenapa baru memberitahu. Kalau begitu aku pulang saja."
"YA!"
***

"Eoh, kau belum pulang?" Suho, dokter spesialis bedah jantung yang menjadi senior Suzy sekaligus dokter yang dinobatkan menjadi pemimpin diantara The5. Ya, kumpulan para ahli bedah di Yulje yang begitu dekat sejak dua tahun terakhir.
Suzy menatap ke arah pintu, "Ajik, aku masih menunggu Jonghyun menyelesaikan anastesinya. Oppa?"
"Ahh...." Suho menutup pintu ruangan Suzy, lalu mendudukkan dirinya di sofa. "Sepertinya aku akan menginap, pasien di kamar 209 terus mengeluh kalau bekas jahitannya nyeri."
"Eonni sudah tahu?"
"Eoh, aku sudah menelponnya tadi."
Suzy kini menutup bukunya lalu berjalan ke sofa, mendudukkan dirinya di samping Suho.
"Oppa, aku bertemu dengan gadis itu tadi."
"Jincayo?! Pelakor itu?! Eodi? Apa dia bersama Myu-"
"YA! Suzy, kau harus-YAK HYEONG!!"
Suho segera melempar bantal ke arah Baekhyun yang baru saja masuk ke ruangan Suzy.
"Ishh...suaramu itu! Ini sudah malam!" Kesal Suho.
Baekhyun mendengus. "Tsk...tidak seru sekali...hya, neo ara, tadi aku melihat wanita ular itu." Baekhyun bercerita penuh semangat, membuat Suho bertambah geram.
"YA! Suzy baru saja mau menceritakannya, kau merusak suasana sekali."
"Jinca?! Jinca?! Neo pabwa?"
Suzy mengangguk lemah.
"Apa kau juga tahu kalau dia ke ruangan Sehun?"
Suzy segera menarik punggunya dari sandaran sofa. "JINCA?!"
"Kau yakin? Geundae...bukankah Sehun- Ya! Katjiga!" Suho memekik begitu melihat Suzy dan Baekhyun sudah lebih dulu berlari keluar. "Dasar anak-anak itu. Ya! Tunggu! Yaishh..."
BRAK!
Suzy dan Baekhyun segera membuka pintu ruangan Sehun, tapi keduanya mengernyit heran karena tak menemukan namja bermarga Oh itu di sana. "Mwoya, kemana dia?" Baekhyun segera mengecek kamar mandi, tapi ia tak menemukan Sehun di sana.
"Dia sudah pulang." Suho yang baru saja sampai segera menggoyangkan ponselnya, menunjukkan pesan Sehun. "Dia akan berkencan dengan dokter magang Kim."
Suzy dan Baekhyun segera mengambil ponsel mereka di saku. "Percuma, dia mematikan ponselnya." Suho menjawab enteng, membuat Suzy dan Baekhyun menggeram kesal.
"Dasar si cadel sialan. Awas saja dia." Baekhyun membuat gestur meremat dengan kedua tangannya, sedangkan Suzy, gadis itu sudah kepalang kesal, membuat Suho yang menatapnya merasa ngeri sendiri.
"Wow wow...santai, bagaimana kalau kita makan daging saja, aku yang pesankan? Oke?" Suho berusaha menenangkan keduanya. Malam ini dia harus berjaga, tak ada pilihan selain membuat Baekhyun dan Suzy dalam mode terkendali, atau dia akan menerima ocehan keduanya sampai tengah malam nanti.
"Jjajjangmyeon." Suzy.
"Mandu." Baekhyun.
"Aigoo...arasseo..arasseo..., eoh, Jungwoo~ssi, kau mau bergabung dengan kami?" Suho melambai ke arah Jungwoo yang baru saja keluar dari lift, membuat dokter residen tingkat dua itu menatapnya kebingungan. Ya, Suho sebenarnya membutuhkan teman untuk menemaninya mendengarkan ocehan Suzy dan Baekhyun selama makan nanti. Kedua adik tingkatnya itu pasti tak akan berhenti mengomeli Sehun. "Mwoya...harusnya Pak Im tidak mengirim Seulgi ke Busan. Aigoo..."

TBC
Ini terinspirasi dari hospital playlist😀, jadi maaf kalau aku ambil set beberapa karakter dan tempatnya sama dengan di drama.

Love In EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang