Chapter 7 Part 1

2.3K 235 25
                                    

'Karena aku merasa kalau ada Ra… semua tidak menakutkan lagi'

Kata-kata apa itu? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan? Atau Moon ingin membunuhku, dia mungkin tahu bahwa aku memiliki kondisi jantung yang sebelumnya. Jadi dia mencoba membuatnya semakin parah.

Bagaimana bisa seperti itu… aku sudah menjalani operasi, merawat diri sendiri lebih baik daripada orang lain. Tetapi itu tidak berarti aku kembali menjadi sedikit lebih baik.

Jadi jika kamu ingin saling membunuh, maka apa yang sebenarnya kamu inginkan…

"Eh…"

"Apa ada masalah?"

Aku menoleh melihat Ten yang berdiri berganti pakaian di belakang ruangan tanpa mempedulikan teman-teman sekelas yang merasa itu tidak sopan. Ketika aku melihat Ten mengganti pakaian mengenakan pakaian olahraga dan ingin menghela nafas sepuluh kali lagi.

"Kamar mandinya agak dekat na"

"Lepas dimanapun sama saja. tubuhku baik-baik saja. Apa ada sesuatu yang memalukan?"

"... eh yang penting Ten merasa nyaman" Aku melirik perut kecil yang bisa aku lihat dari temanku dan memalingkan pandangan. Aku tidak ingin merusak kepercayaan dirinya. Tetapi tidak bisa berbohong lagi, jadi tidak menjawab adalah hal yang paling mudah"

"Berhentilah terlalu banyak memikirkanku nong Min" Ten menyipitkan mata, menunjuk ke wajahku dan memasukan seragam mahasiswa ke dalam tas. "Ayo pergi, aku ingin mengerahkan banyak upayaku hari ini"

"Hari ini aku harus bergabung dengan klub"

"Klub sukarelawan yang kamu daftarkan?"

"Erm" Membicarakannya dan aku menjadi stres, berusaha menghindari wajah itu selama dua hari, tiba-tiba seorang phi memanggilku dan mengatakan bahwa hari ini harus berkumpul di klub seperti ini. Bahkan jika aku ingin menghindarinya, tidak ada cara untuk menghindarinya kecuali jika dia tidak datang…

"Untung Moon juga bersamamu, kalau tidak aku akan khawatir. Jika kamu pergi ke kamp, nong akan berjalan menabrak pohon dan jatuh dari bukit" Orang yang mengubah statusnya menjadi ibu kedua ku mengeluh. Sementara kami berjalan keluar gedung fakultas untuk pergi ke klub.

Ketika aku memberitahu Ten bahwa aku bergabung dengan klub sukarelawan yang diurus oleh phi Jade dan seorang phi, dia membuka matanya panik, mendesakku untuk mengundurkan diri. Ten mengatakan ada cukup banyak klub untuk didaftarkan, aku tidak perlu melakukan apa-apa, cukup tanda tangan saja dan lewati kegiatan. Atau jika benar-benar ingin bergabung dalam kegiatan, aku bisa menemukan klub yang lebih nyaman seperti klub-klub game.

Butuh waktu lebih dari setengah jam untuk mencoba menjelaskan apa yang menarik dari klub ini. Tetapi temanku tidak mendengarkan sama sekali, dan mengatakan bahwa aku akan diejek. Dia mengatakan aku tidak cukup kuat untuk terus maju dan melakukan banyak hal. Sampai akhirnya aku mengatakan bahwa Moon juga bergabung dengan klub ini, temanku mengeluh selama beberapa menit, bertanya mengapa aku tidak memberitahu sejak awal. Dari saat itu dia mendukungku dengan suka cita pergi ke kamp sukarelawan.

Dia tidak tahu apa-apa…

"Kalau begitu kita berpisah disini nong Min. Jika kamu sudah selesai aku akan menelponmu dan pergi mencari makan bersama. Hari ini aku berlatih pemandu sorak jam 7 malam, masih ada waktu"

*maaf disini aku gak yakin. Ten latihan jam 7 atau selesai latihan jam 7 malam 🙏🏻

"Oke" Aku melambaikan tangan dan berjalan ke gedung klub yang tidak jauh.

Gedung kegiatan ini memiliki banyak ruangan kecil untuk banyak klub, klub ku memiliki ruangan di lantai dua. Ketika aku menandatangani bergabung dengan klub, phi Jade mengatakan bahwa klub sukarelawan memiliki ruangan yang besar dengan proporsi yang sempurna. Ada ruang rapat, meja dapur dan ada sofa untuk bersantai. Melihat bahwa itu sebagus ruangan dewan. Bahkan jika tidak ada yang bisa dilakukan atau ingin menemukan tempat, kami bisa tinggal di ruang klub.

Sebenarnya aku tidak peduli dengan hal-hal itu. Tetapi setelah benar-benar memasuki ruangan, aku tidak bisa menahan diri untuk melihat sekeliling dengan penuh minat. Karena itu tampak seperti hotel bintang empat dan juga bisa menyalakan pendingin ruangan tanpa takut membuang-buang listrik.

"Siapa yang datang kesini sekarang… Nong Ra!"

"Ah… apa aku datang terlalu cepat?" Aku mengangkat tangan dan menggaruk kepalaku, dan tersenyum kepada phi Jade yang berjalan keluar dari ruangan di dalam. Begitu dia melihatku wajahnya berubah dengan cepat. Tapi tampilan yang membuatnya terlihat seperti ingin membunuh pada awalnya masih memudar.

"Tidak. tidak. Phi pikir itu orang lain"

Berarti jika itu orang lain tidak akan disambut seperti ini…

"Hari ini aku selesai dengan cepat..." (selesai kelas)

Berhenti…

"Swadee khrab" Suara membuka pintu dengan salam sopan dari orang yang tidak pernah aku temui selama dua hari menghentikan pembicaraan antara aku dan phi Jade. Kami semua berpaling untuk melihat orang yang baru datang secara bersamaan. Tapi bukannya menatap phi Jade, mata itu malah menatapku. "Apa aku terlambat?"

"Tidak, datang bersamaan dengan non Ra. benar-benar cocok" Phi jadi melambaikan tangan dan terkikik. Tetapi untuk sesaat aku bisa melihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu bergegas masuk dan menarikku untuk duduk di sofa. Sementara Moon dipanggil untuk datang dan duduk berdampingan denganku. "Nong nong duduk dan tunggu dulu, aku ada rapat. Di lemari itu ada makanan ringan bisa kalian ambil dengan nyaman"

"Khopkhun khrab phi Yok" Aku mengangkat tangan untuk memberi wai pada phi Yok, sampai dia menggosokkan tangannya di bahuku sebelum berjalan ke ruang rapat.

Setelah semua orang menghilang, ruangan yang menyerupai ruang tamu ini hanya tinggal aku dan Moon yang duduk berdampingan. Kecanggungan yang bercampur dengan suasana aneh ketika aku melihat senyum menyeramkan dari orang di sebelahku, membuatku merinding. Jadi aku tanpa sadar mengangkat tangan dan mengusap dada bagian kiri seperti biasa.

"Apa itu ada artinya?"

Aku menoleh untuk melihat wajah Moon yang tiba-tiba berbicara membuatku bingung. Tidak mengerti yang dia bicarakan dan tidak bisa diabaikan juga, karena disini hanya ada dia orang. Tetapi ketika aku melihat orang itu mengangkat tangan dan menyentuh dada kirinya, aku berteriak dalam hati.

"Tidak. hanya terbiasa melakukan ini"

"..."

"Tidak… mungkin aku ingin mengkonfirmasi bahwa aku masih hidup"


🌙🌙🌙🌙🌙


(02/07/2020)

__________________________

Part ini emang dikit yaa, dari di dek-d emang cuma segini 🙏🏻

sampe ketemu di part  selanjutnya, kalo udah selesai langsung aku up. khopkhun na~ ❤

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang