Chapter 5 (Part 1)

2.7K 255 57
                                    

Setelah melewati hari kompetisi Bulan-Bintang Universitas yang dianggap sebagai tanda semester akan dimulai. Semua mahasiswa tahun pertama, termasuk aku telah menempuh perjalanan dan mulai belajar dengan serius. Sudah lebih dari seminggu sejak hari itu. Aku mulai menyesuaikan diri dan berbicara dengan orang lain sebanyak mungkin. Namun hampir seratus persen lebih sering mereka yang lebih dulu datang untuk berbicara lebih dulu, dan aku masih terbiasa untuk berpikir lama untuk bertanya dan mencari jawaban  Untungnya ada orang yg baik hati seperti Ten di sampingku.

"Ra, hari ini aku akan pergi ke pesta hingga larut malam, bisakah kamu kembali ke kamar sendirian?"

"Asrama tidak terlalu jauh dari gerbang Universitas" Aku berbalik untuk memberitahu orang yang sedang mengepak barang-barang ke dalam tas dengan suara heran. Setiap hari rasanya semua orang menganggapku seperti anak kecil. Bukan hanya Ten, tapi termasuk semua senior, dan Phi kode line ku.

Tiga hari yang lalu adalah hari berkumpul dengan senior kode line. Para senior mengatakan mereka tidak serius dalam menerima para junior. Jadi semua orang menjawab dengan sangat cepat. Seniorku (kode line) yang tertua membawaku ke pesta karena aku menjawab dengan lama. Namun hanya acara makan-makan saja, dan Ten ikut juga. Karena di mengatakan bahwa dia tidak sibuk, dia siap untuk pergi dan berpesta. Jika membawa Ten, aku juga bisa berbicara dengan para senior.

"Hanya mengetahui bahwa kamu akan menyebrang jalan saja semua orang sudah khawatir" Ten tertawa dengan suasana hati yang baik dan mengangkat bahu dengan sungguh-sungguh. "Ketahuilah bahwa semua orang mempercayakan aku untuk menjagamu. Jika kamu terkena masalah, aku pasti orang pertama yang disalahkan"

"Semua orang?"

"Oh, ada Phi kode linemu Ming, Phi Jade, dan masih ada…"

"Siapa?" Aku memiringkan kepalaku untuk melihat orang yang tiba-tiba terdiam, lalu mengangkat tangan tangan untuk menggaruk kepalaku dengan kebingungan.

"Tidak ada yang perlu dikatakan lagi, kamu harus menjaga dirimu dengan baik. Apa kamu mengerti nong Min?"

"Aku tidak…" atau iya.

"Bahkan kamu sendiri tidak percaya diri" Kata Ten ketika melihat wajahku yang terlihat tidak percaya diri, Ten menggelengkan kepalanya. Dia menaruh tasnya di bahu dan berjalan keluar ruangan.

"Wajahmu saja masih seperti itu, seperti orang yang tidak tahu apa-apa sepanjang waktu. Wajar jika kamu dipanggil bodoh, kalau bukan itu mereka akan memanggilmu apa?"

"Aku tidak mau berdebat"

"Berdebat dan tidak bisa menang, kamu tidak tahu cara untuk berbicara""

Hari ini aku dan Ten berada di kelas sepanjang hari. Ketika kami keluar, ini sudah jam empat sore. Banyak mahasiswa tersebar di berbagai tempat, ada yang melakukan kegiatan yg menyenangkan. Di lapangan bola ataupun lapangan basket penuh dengan banyak orang.

Tunggu na…

Fakultas kami ada di gedung depan, dan bagaimana bisa berjalan melewati lapangan bola dan lapangan basket?

"Dale menyuruhku menemuinya, di ad janji menemui senior di tempat yang sama denganku" Ten menjelaskan tanpa aku harus bertanya. Tapi jantungku sudah jatuh sampai ke pergelangan kaki sejak aku mendengar bahwa kita akan pergi menemui Dale. "Jadi aku akan meninggalkanmu bersama Moon untuk menjagamu"

"Tunggu…"

Mendengar nama orang yang sudah aku pikirkan membuat aku membuka mata. Aku dengan cepat menghentikan langkah, tidak membiarkan kakiku mengikuti Ten. Namun, selain tidak mengatakan alasannya, temanku masih terus berjalan tanpa berhenti. Seolah tidak merasakan ketakutan kecilku.

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang