Chapeter 10 (Part 2)

2.2K 235 65
                                    

Aku tidak yakin apa yang berubah diantara kami karena aku bukan orang yang pandai dalam hal-hal seperti ini, Jadi ketika Moon masuk ke gedung tempat banyak orang berkumpul, aku hanya bisa menunduk dan memegang kantung belanjaan di belakangnya. Mendengarkan suara lembut malaikat yang sedang berbicara dengan teman-temannya, setelah aku selesai meletakkan kantung belanjaan itu di lantai, lalu mengikutinya ke salah satu tiang.

"Hei, apa kamu tidak ignin memperkenalkan temanmu padaku?"

"Benar, orang ini bukankah orang yang terakhir kali ke sini menunggu di depan gedung dan menolak masuk, aku melihat bayangan yang menyilaukan di luar"
"Orang yang sama"

Suara orang-ornag yang mendengarnya dengan penuh minat membuatku sangat gugup sehingga aku secara tidak sadar menggeser tubuhku untuk bersembunyi disalik tiang. Dan Moon sepenuhnya bekerja sama dengan cara memunggungiku dan menutupiku dari teman-temannya. Tapi aku tidak tahu, apakah itu akan lebih membangkitkan rasa ingin tahu orang lain? Jadi mereka terus bertanya dan bertanya, sampai wajah tersenyum yang adadi wajahku berubah menjadi cemberut.

"Pekerjaan kita akan cepat selesai. Aku membawa seseorang untuk membantu, bukankah itu bagus?"

"Hoo bodoh" Seorang pria membuat ejekan yang tidak terlalu serius, kemudian berbalik untuk tertawa dan tertawa bersama teman-temannya. Sementara para wanita tidak berkata apa-apa, mereka hanya menatap Moon dan aku dengan mata cerah.

Ini benar-benar pemandangan yang nyata...

"Karena seperti ini terakhir kali aku meminta Ra menunggu di luar" Ucap Moon enteng, sebelum berbalik dan mengambil setumpuk korandan meletakkannya di depannya. "Kelompok yang banyak menggoda itu adalah teman-teman dekatku, sedangkan yang lainnya tidak terlalu dekat tapi masih sering mengobrol. Mereka teman-teman yang baik"

"Lalu apakah Moon tidak pergi dan duduk dengan teman-temanmu?"

Sampai sejauh ini, bagaimana kamu akan berbicara?

"Lebih baik duduk dengan Ra, mereka cukup menjengkelkan..." Tiba-tiba orang yang berbicara itu bersenti sampai aku ikut berhenti. "Aku berubah pikiran, ayo duduk dengan teman-temanku"

"Ha..."

Aku menatap Moon yang sudah berdiri dan membuatku bingung, tapi aku masih mau mengulurkan tanganuntuk meraih tangannya dan secara otomatis menarikku ke atas. Setelah beberapa saat, aku di tuntun untuk berjalan menuju kelompok teman-temannya.

"Hoo aku pikir aku akan sangat cemburu jika kalian tidak duduk denganku, dan kamu segera datang temanku" Seorang pria yang tidak aku kenal dengan cepat memperluas ruang untuk kami berdua tanpa menunggu untuk diberitahu. Moon dan aku datang untuk duduk dalam kelompok yang terdiri lebih dari sepuluh orang, tidak perlu takut kesepian lagi.

"Ini Rafa teman teman dekatku"

"Swadee" Aku mengangguk kepada semua orang ketika Moon memperkenalkan diriku dan aku mencoba untuk berkonsentrasi untuk mengingat daftar semua anggota kelompok ini, tapi...

"Dan untuk nama semuanya, Ra tidak perlu mengingatnya. Sebut saja ini atau itu, tidak apa-apa"

Kenapa Moon mengatakan hal seperti itu sambil tetap tersenyum?

"Tunggu sebentar Moon, jika mengatakan itu pada temanmu, jangan tersenyum" Orang yang duduk di sampingku membungkuk untuk memberitahu Moon. Tetapi ketika aku melihatnya bahwa dia sedang melihatku, dia memberiku senyuman yang cerah. "Swadee Rafa, aku Pingpong. Kamu bisa memanggilku Ping"

"Kamu tidak perlu mengingat namanya, lebih baik mengingat namaku. Namaku Farm"

"Kamu diamlah, pergi saja sana ai Farm"

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang