Chapter 14 (Part 2)

1.8K 212 79
                                    

Dua hari kemudian, aku baru saja selesai mandi dan berpakaian, keluar membawa kotak makan siang dan meminta khun lung (paman supir) untuk mengantarku ke resort Moon.

Aku menatap resort mewah bintang lima yang baru saja aku lihat, itu milik khun Pho Moon tanpa rasa percaya diri. Aku ingin berbalik dan memberitahu khun lung bahwa dia harus menemaniku. Tapi karena sebelumnya aku lama terdiam, paman mengatakan bahwa dia akan pulang dan meninggalkanku di sini dengan kesepakatan jika aku ingin pulang, aku harus menelepon.

Untungnya ini adalah tempat wisata, orang-orang yang berlalulalang kebanyakan adalah turis yang berpakaian kasual, jadi aku tidak terlihat terlalu jelek. Aku menggenggam tas kain yang berisi kotak makanan dengan erat sebelum berjalan masuk dan mengambil handphone bersiap untuk menelepon Moon, memberitahunya bahwa aku datang menemuinya.

Tapi...

"Tuan muda belum meninggalkan kantor sejak Jumat malam, orang yang membawakan makanan ke ruangannya mengatakan bahwa ketika dia kembali untuk mengambil piring, dia tidak melihat satupun nasi yang tuan muda sentuh"

"Benarkah? Tuan muda telah bekerja keras na"

"Tampaknya tuan muda stres dengan proyek baru yang dia meminta pada bos bahwa dia sendri yang akan bertanggung jawab untuk itu"

"Bukankah dia baru tahun pertama? Kenapa dia harus terlalu berlebihan?"

Ya... kenapa kamu harus berlebihan.

Aku mengerutkan kening dan meletakan kembali ponselku ke saku celana. Sekarang aku bertanya-tanya mengapa dia tidak menghubungiku selama dua hari terakhir, dia bekerja dengan keras sejak kami berpisah hari itu. Entahlah, apa itu karena kami harus kembali ke Bangkok malam atau karena harus buru-buru menyelesaikan proyek. Tapi itu bukanlah alasan untuk dia menjadi manusia super yang tidak tidur na...

"Khothot na khrab" Aku tidak tahu, apa karena aku merasa khawatir atau marah, aku masuk dan berbicara dengan staf resepsionis tanpa kesulitan dan membuang waktu untuk berpikir panjang. "Aku datang untuk menemui Moon, bisakah kamu membawaku menemuinya khrab?"

"Moon... maksudmu khun Moon nong chay (adik laki-laki) dari khun Solo kha?" Dia membuka matanya lebar dan bertanya dengan terkejut, dan staf itu lebih terkejut melihatku mengangguk sebagai jawaban.

Solo... nama phi chay (kakak laki-laki) Moon, untungnya aku masih ingat namanya karena aku pernah bertemu ketika aku pergi mencari Moon di rumahnya di masa lalu.

"Khrab. Namaku Rafa, aku adalah teman Moon. Awalnya aku ingin meneleponnya, tapi aku dengar dia tidak mau menerima..."

"Khun Rafa!"

Kenapa kamu harus bertingkah begitu panik? Aku mengedipkan mataku dan menatap phi (staf) di depanku, sedikit takut. Tapi aku tetap mengangguk dan menjawab dengan jujur.

"Khrab"

"Khothot na, aku tidak tahu. Silahkan lewat sini khun Rafa" Dia tersenyum dan mengangkat tangan untuk memberitahuku untuk berjalan menuju ke lift dengan cara yang sopan, itu membuatku tidak bisa menolak. Aku hanya bisa berjalan dengan bingung, menunggu sampai kami naik lift, lalu dia berbalik untuk menghilangkan keraguannya. "Pada hari Jumat tuan muda memerintahkan bahwa jika anda datang, anda bisa langsung naik, tidak perlu meminta izin. Tapi aku belum pernah melihat wajahmu sebelumnya, jadi aku tidak tahu. Tolong maafkan aku na kha"

"Tidak apa-apa khrab" Aku sedikit tersenyum untuk meredakah kecemasannya sebelum menggunakan waktu ini untuk bertanya tentang aka yang aku dengar sebelumnya untuk memastikan. "Aku dengar bahwa Moon tidak keluar dari kantornya, aku tidak tahu apakah ada kamar tidur di dalam ruangnnya atau tidak? Jika dia tidak keluar, bagaimana dia tidur?"

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang