Chapter 16 (Part 1)

2K 199 27
                                    

Setelah berakhirnya aktivitas besar di Universitas, semua orang mulai memasuki masa stress kehidupan mahasiswa. Mereka akan segera memasuki masa ujian akhir semester. Fakultas yang membutuhkan banyak membaca sudah mulai menempati ruang di sekitar kedai kopi atau perpustakaan. Sepulang kuliah, obrolan tidak penting di stadion mulai mereda.

Bahkan aku sudah mulai membaca buku seperti orang lain, mengetahui bahwa hari ini hanya aku yang belajar (kelas) di pagi hari, jadi aku mengambil buku dan membacanya di ruang klub sambil menunggu senior (setelah kelas berakhir). Sedangkan Moon yang juga hanya ada kelas di pagi hari mengatakan akan mampir untuk membeli makanan sebelum datang ke sini. Jadi kita bisa tetap di sini tanpa harus keluar lagi jika seandainya para senior datang lebih awal untuk mengadakan rapat.

"Ra"

Tidak lama, orang yang aku pikirkan muncul di pintu. Moon berjalan masuk dengan beberapa kantong makanan, seolah-olah dia akan mengadakan pesta. Ketika dia meletakannya di atas meja, menjadi jelas ada berapa banyak makanan yang dia bawa.

"Mengapa membeli begitu banyak?"

Ada makanan gurih (nasi), camilan, makanan penutup dan semua yang tidak aku ketahui.

"Aku membelinya untuk yang lainnya juga, Ra pilih apa yang ingin kamu makan dulu" Meskipun dia mengatakan seperti itu, tapi dia dengan hati-hari mengambil hal-hal yang aku suka dan meletakannya di depanku. Cukup, tidak perlu berpura-pura tidak pernah saling mengenal, Moon juga sepenuhnya menunjukan bahwa dia tidak pernah melupakanku, bahkan tentang makanan.

"Khopkhun na"

"Lalu kemana Ten pergi? Bukankah kamu datang bersamanya?"

"Ten mengatakan bahwa dia melupakan laptopnya di rumah, jadi dia akan kembali untuk mengambilnya" Ten mengatakan bahwa tugas yang harus dikirim besok ada di laptop juga, di rumahnya hanya ada orang yang tidak bisa menggunakan computer, sehingga sulit untuk mengirim tugas. Kembali ke rumah itu adalah pilihan yang baik. "Lalu Dale pergi bermain sepakbola?"

"Ah... dia mengatakan bahwa mesinnya masih panas dari pertandingan, tidak hilang" Ucapnya sambil menggelengkan kepala, seolah-olah dia sudah terbiasa dengan Dale, tapi dia tidak melakukannya. "Masih mengatakan bahwa aku tidak tahu apa-apa tentang itu, aku memperingatkan bahwa jika aku tidak bisa membacanya, aku mungkin hanya berputar-putar dan mendengarkanya. Aku mengatakan bahwa saat itu aku sedang lelah"

"Jawaban yang sangat bagus, kurasa Ten harus berpikir dengan cara yang sama"

"Tapi Dale sudah setuju untuk ikut pergi ke kamp. Ra sudah bertanya tentang kamp dengan Ten? Apakah dia ingin pergi juga?"

"Umm, tadi pagi Ra sudah bertanya pada Ten, dia juga ikut pergi"

Kemarin setelah kembali ke Bangkok, aku dan Moon membicarakan tentang mengundang dua orang teman kita untuk pergi bersama. Ten dengan cepat menjawab tanpa membuang waktu untuk memikirkannya. Lalu mengambil handphone untuk menelepon dan memberitahu Ibunya saat itu juga.

Kami berdua duduk untuk makan dan bermain sebentar, tidak lama kemudian senior-senior mulai berdatangan satu per satu. Saat Hen melihat makanan yang tergeletak di atas meja, matanya langsung berbinar, dan melompat untuk bergabung dengan lingkaran kelaparan seolah-olah belum makan sepanjang hari. Saat aku bertanya, dia mengatakan bahwa dosen memberikan kuis tanpa pemberitahuan secara serempak padahal beberapa orang berada di kelompok yang berbeda, semua energinya sudah habis dan kelelahan.

*Aku gak tau orang di atas itu Ten atau Hen. tapi Ten lagi pulang ngambil laptop, masa cepet banget...

"Umm Moon, tentang orang-orang yang akan pergi ke kamp, apakah kamu benar-benar tidak membiarkan Phi untuk mengumumkan penerimaan?" Phi Tittle yang menggunakan tangannya untuk merobek ayam panggang di mulutnya itu mengangkat kepalanya untuk bertanya pada Moon yang sedang duduk di sofa, di sampingku tanpa berhenti mengunyah.

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang