Chapter 3 (Part 2)

2.8K 296 132
                                    

"Moon!"

"Iya aku" Dia tersenyum tipis,menjawab sebelum membungkuk melihat Phi Chan dengan mata yang aneh sampai aku cepat-cepat mengambil kembali Phi Chan dan memeluknya.

"Kapan kamu masuk?"

"Sepuluh menit yang lalu, aku melihat bahwa sudah waktunya pergi. Jadi aku mengetuk kamarmu, tapi tidak peduli berapa banyak aku mengetuk tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba membuka pintu, setelah itu aku tahu bahwa Ra belum mengunci pintu. Aku masuk untuk membangunkanmu"

"Ah..."

Itu lebih membuat aku panik daripada mimpi buruk.

"Boneka itu sangat imut" Tiba-tiba orang yang baru saja berbicara, tersenyum menatap Phi Chan di tanganku "Tapi sepertinya sudah diperbaiki berkali-kali, kan?"

"Oh, mengacu pada tanda-tanda ini kan?" Aku sedikit rileks ketika aku melihat bahwa dia tidak sengaja melakukan itu untuk menggodaku. Ketika aku melihat Moon mengangguk sebagai tanggapan, aku dengan lembut membelai tambalan pada Phi Chan dan menjawab dengan benar. "Mungkin empat atau lima kali, subah robek sampai isinya keluar. Karena aku tidak ingin mengganggu orang lain, jadi aku memperbaikinya sendiri"

Entah itu benang hitam yang aku gunakan untuk menjahit bola mata, benangnya kembali bergelombang dan lepas beberapa tahun lalu. Atau tanda benang putih yang tidak rapi. Setiap tempat yang ada pada Phi Chan aku perbaiki sendiri. Jika pemiliknya datang untuk melihat Phi Chan yang terlihat kacau seperti ini, mungkin dia tidak akan ingat, terutama warna yang telah berubah menjadi seperti ini.

"Bisakah aku melihatnya?"

Aku menatap Moon dengan mata yang tidak bisa dipercaya, tapi tidak tahu bagaimana mengekspresikannya. Dia bahkan tersenyum lebih lebar dari sebelumnya sampai matanya melengkung seperti bulan sabit. Kemudian memiringkan kepalanya sebagai isyarat untuk bertanya, sampai aku harus dengan terpaksa memberikan Phi Chan kepadanya lagi.

"Jangan menyentuhnya dengan keras"

"Apa kamu cemburu?"

"Tidak, aku takut itu robek lagi" Ini cukup, jangan sampai dijahit hampir tidak ada ruang lagi.

"Um... benar-benar memiliki banyak jahitan" Moon bergumam ketika dia memutar balik Phi Chan, seolah ingin memeriksa. "Kenapa tidak beli lagi yang baru? bukankah itu hanya boneka?"

Ketika aku mendengar kata-katanya, aku mengerutkan kening secara otomatis. Aku ingat pertama kali Nanny mengatakan itu, yang tidak tahu bahwa Phi Chan adalah barang pentingku. Aku disuruh membuangnya dan membeli yang baru. Nanny mengatakan bahwa itu boneka tua, dan tidak punya kualitas. Tidak aneh bonekanya sobek dengan mudah. Saat itu aku marah sampai rasanya ada asap keluar dari telinga, akhirnya aku membawa Phi Chan kembali ke kamar untuk menjahitnya sendiri dan aku tidak bicara dengan Nanny selama sehari.

Tapi saat itu aku masih kecil... bagaimanapun sekarang aku sudah dewasa, aku harus membedakannya karena Moon hanya bertanya.

"Barang yang aku anggap sangat penting, tidak peduli seberapa baik aku menemukan yang baru, tetap tidak ada yang bisa menggantikannya". Aku menerima Phi Chan dan memandangnya dengan tenang sebelum mengembalikannya ke tempat tidur. "Ini memiliki nilai penting. Bagiku... apapun itu tidak dapat menggantikannya"

"Itu benar"

Aku melirik wajah Moon yang sedang menunduk. Jujur, sampai sekarang aku tidak bisa sepenuhnya menyangkal kemungkinan bahwa dia adalah Moon ku. Aku mencoba mengamati ekspresi dan gerak-gerik wajahnya. Aku berpikir jika Moon ini benar-benar Moon ku, maka mungkin dia mengingat Phi Chan, atau jika dia tidak bisa mengenali karena itu sudah banyak berubah. mungkin ada beberapa keraguan.

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang