Chapter 12 (Part 2)

2K 237 82
                                    



"Ra sudah bangun?"

Nada suara lembut... disertai dengan sentuhan lembut. Sejak kapan dia menjadi pengasuhku? Dia juga jauh lebih baik daripada aku ketika kita masih kecil dulu, jadi itu hampir tidak sebanding denganku.

Setidaknya jika itu aku, jika Moon jatuh di depanku, tidak peduli apapun, aku tidak akan bisa secepat yang dia bisa.

"Moon..." Lenganku yang memeluk phi Chan menegang sedikit lebih erat sebelum aku mencoba untuk duduk, dan seseorang yang selalu mengawasiku langsung membantuku mengatur posisi dan mengatur tempat tidur.

"Apa kamu lapar? Hari ini Ra bangun lebih awal, ini belum waktunya makan"

"Tidak lapar" Aku menggelengkan kepalaku, menolak. Mataku menatapnya, tidak peduli seberapa cepat jantungku berdetak saat dia menoleh. "Ra baru saja bermimpi..."

"Mimpi semalam"

"Bagaimana kamu tahu?"

"Ra selalu tersenyum" Dia tersenyum tipis saat dia duduk di sampingku. "Aku sedang duduk di sofa sambil bekerja. Saat aku menoleh, Ra tersenyum bahagia dan memeluk phi Chan dengan erat. Bolehkah aku bertanya itu mimpi tentang apa?"

"Ra memimpikan saat berpisah dengan Moon" Ini mungkin pertama kalinya aku berbicara denganya seperti aku berbicara dengan Moon yang aku kenal sejak kecil. "Saat itu Moon memberikan phi Chan dan tidak mengambilnya lagi... Ra berpikir tentang mengapa Moon memberikan phi Chan kepadaku"

"Apakah Ra sudah tahu jawabannya?"

"Aku tidak yakin"

"Coba katakan itu" Moon menatap phi Chan yang ada di pelukanku dengan tatapan lembut, kemudian dia menatapku dengan tengan tanpa menyela apapun.

Saat aku melihat ekspresinya, aku menghindari tatapannya dan menatap kedua tanganku yang memegang phi Chan. Di dalam hatiku, aku berpikir apakah aku harus mengatakan apa yang aku pikirkan. Tapi pada akhirnya aku hanya bisa mengatakannya dengan jujur.

"Phi chan mewakili Moon" Phi Chan itu seperti simbol bulan sabit kita. "Moon memberikan phi Chan padaku karena kamu tidak ingin Ra lupa bukan?"

Pendengar menatapku dalam diam tanpa memberikan respon selama semenit. Tatapan mata yang sulit dibaca, yang tidak pernah membuatku mengerti bagaimana perasaannya, untuk pertama kalinya dengan jelas mengungkapkan kelembutan dan emosi batinnya.

"Benar, tapi Ra melupakan alasan terpenting"

"...?"

"Aku meninggalkannya pada Ra... karena suatu hari aku akan kembali untuk mengambilnya"

Aku berulang kali mengedipkan mata, menatap Moon tanpa mengalihkan pandanganku. Tetapi semakin aku melihat ke belakang, pandanganku semakin kabur. Aku tidak tahu sejak kapan air jernih menumpuk di kedua mataku.

Meninggalkan itu karena akan megambilnya lagi... itu adalah janji bahwa dia akan kembali.

"Ke... kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal?" Aku mengangkat tangan untuk menyeka air mata yang mengalir dan tanpa ragu mengajukan pertanyaan yang selama ini aku pikirkan. "Moon tahu semua itu kan?"

"Awalnya aku tidak tahu" Dia tersenyum tipis sambil menggunakan satu tangannya untuk menarik tanganku yang sedang mengusap mataku, dan menggunakan ibu jarinya untuk menghapus air mataku dengan lembut. "Awalnya aku tahu namamu Rafa sama seperti (orang itu), jadi aku tertarik. Dan ketika aku berbicara, aku melihat bahwa Ra takut padaku, bertingkah seperti aku adalah monster. Jadi aku semakin tertarik"

"..." Apakah itu hal yang menyenangkan?

"Aku tahu ketika melihat phi Chan, betapa anehnya penampilan phi Chan. Tapi jelas tidak ada cara untuk salah mengingat"

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang