Chapter 11 (Part 1)

2.4K 231 60
                                    

Chapter 11 (Part 1)

"Ra belum menulisnya"

"Menulis apa?" Aku mengambil selembar kertas dari Ten dan kemudian bingung dengan berbagai daftar makanan. "Kita harus menulisnya juga kan?"

"Iya, sekarang sudah dua hari sebelum hari perlombaan, hari ini akan sampai larut. Tentu saja para senior akan memberi makan. Jika kamu mau memesan sesuatu, tulis saja" Setelah selesai berbicara, Ten menundukan wajahnya di atas meja karena kelelahan. Melihat itu, aku tidak ingin mengganggunya, karena aku tahu selama beberapa hari terakhir temanku berlatih dengan sangat keras.

Ketika aku sudah memikirkan apa yang akan aku makan, aku menuliskan menunya dan memberikannya kepada temanku di belakang. Kemudian aku menghabiskan waktu luang sambil menunggu dosen menerima panggilan. Tapi baru saja aku sapa sekitar sepuluh menit yang lalu, senyumnya sudah menghilang dengan mudah.

Canth: Sudah makan belum?

Rafa: Sudah, hari ini makan khaoman kai (nasi ayam). Ten datang cepat jadi aku ada teman untuk makan.

Canth: Baguslah, hari sebelumnya setiap aku bertanya, kamu hanya menjawab makan roti.

Rafa: Itu yang bisa dimakan di dalam kamar na.

Rafa: Lagipula... sejak kapan Moon berganti nama?

*Aku belum paham kenapa Moon ganti nama jadi Canth.

Aku memiringkan kepalaku untuk melihat nama obrolan Moon terus membaca namaku sendiri. Rasanya mengobrol dengan cara yang aneh, aku juga baru menyadari ini. Karena aku ingat saat pertama kali aku tambahkan namanya masih bertuliskan 'MOON'.

Canth: Aku sudah merubahnya sejak minggu lalu.

Canth: Akrab seperti ini, tidakkah Ra menyukainya?

Rafa: Ra belajar dulu na.

Rafa: Sampai jumpa nanti malam.

Setelah mengetik dan memberitahunya aku memasukkan ponselku ke dalam tas dan mengabaikannya. Sekarang yang harus difokuskan adalah musim panasku. Jika aku terus berbicara dengan Moon, aku pasti akan terus diejek olehnya. Untungnya Ten masih tertidur dan tidak ada yang menggodaku lebih keras dari sebelumnya. Jika tidak, aku akan diejek dari kedua sisi, dan aku harus meledakkan diri.

*musih panas di sini maksudnya dia ngerasa badannya panas gara-gara Moon.

"Ra"

"Ada apa?" Aku menoleh pada orang yang sudah bangun dan bertanya. Sejujurnya aku takut dengan intuisi rasa ingin tahu Ten.

"Apa kamu pernah bertemu Dale? Sudah sebulan aku tidak melihatnya"

"Dale?..." Bagaimanapun aku juga jarang bertemu dengan Dale ankhir-akhir ini. Moon mengatakan bahwa dia berlatih sepak bola dengan sangat keras karena dia harus bersaing dengan Fakultas Olahraga pada hari perlombaan. Terakhir aku melihatnya adalah dua minggu yang lalu ketika aku kembali ke asrama dan dia sedang membuka pintu kamarnya.

"Ehm, ini sangat sunyi sampai aku pikir dia sudah mati" Gumam Ten lalu meletakkan wajahnya di atas meja lagi.

"Ra juga sudah lama tidak melihatnya, Moon berkata bahwa dia sedang berlatih dengan keras"

"Apakah itu untuk perlombaan?"

"Ehm" Aku mengangguk dan terus menjelaskan seperti yang aku dengar. "Aku lihat Fakultas Olahraga menjadi favorit disetiap tahun. Tapi tahun ini sepertinya lebih suram dari biasanya. Jadi Fakultas Managemen juga harus bekerja keras karena mereka mengharapkan banyak penghargaan"

"Seperti itu... tapi kamu tahu itu dengan baik na" Kata pendengar sebelum menoleh meskipun kepalanya tetap di atas meja. Bertingkah seperti tidak ada apa-apa tapi membuatku merinding tanpa alasan. "Kamu memiliki sesuatu yang kamu sembunyikan dariku kan? Katakana sekarang na nong Min"

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang