Chapter 4 (Part 1)

2.5K 299 59
                                    

Jika seseorang harus menahan basah selama berjam-jam dan lalu pergi ke ruangan ber AC dengan suhu dingin di malam hari sampai tertidur hingga pagi. Maka tidak perlu ditanya apa yang terjadi, terutama ketika orang itu lemah dan kesehatannya jauh dari kata kuat.

Tentu saja, dia akan sakit…

“Aku bilang, kamu tidak bisa melakukannya Ra” Ten menarik tangannya dari dahiku dan mengerutkan kening, terlihat stres.

“Aku bisa”

“Tidak bisa”

“Bisa… sungguh na”

“Aku tidak bisa mempercayaimu”

“Tapi…”

"Aku rasa Ra tidak bisa melakukannya na”

“... Baiklah aku tidak bisa” Aku menerima kata-katanya sebelum menunduk untuk menghindari tatapan orang yang menakutkan itu. Wajahnya seperti sedang mengeluh ‘keras kepala’ membuatku tidak bisa mengatakan apa-apa. Aku hanya memeluk Phi Chan dan membenamkan wajah ke bantal, tidak memandang orang lain. 

Setengah jam yang lalu aku bangun karena mendengar ketukan di pintu. Ketika aku bangun, aku yakin bahwa aku benar-benar sakit. Setelah memaksakan diri untuk membuka pintu membiarkan Ten masuk. Orang itu mengeluh sangat banyak karena aku bangun kesiangan, terlambat untuk mandi dan melakukan segala hal. Aku bingung dan bergegas mengambil barang-barang tanpa memperhatikan tubuhku. Tapi sebelum aku pergi ke kamar mandi seperti yang aku pikirkan, seseorang langsung masuk dan menarik lenganku dari belakang.

Moon yang datang saat itu, tanpa aku tahu. Dia menyeretku kembali ke tempat tidur, mengambil barang-barang dari tanganku, menutupi aku dengan selimut, lalu berbalik untuk berbicara pada Ten beberapa kalimat. Dan hasilnya berakhir dengan Ten mengangkat tangan untuk menyentuh dahiku kemudian mengucapkan kalimat sesaat yang lalu.

“Tidak masalah Ra, ini bukan acara yang serius. Hanya pergi untuk melihat kontes dan konser. Aku akan memberitahumu nanti” Ten mencoba membuatku merasa nyaman. Jika ditanya apakah yang dia katakan benar atau tidak, aku akan menjawab benar. Tapi tetap saja, aku tidak ingin ketinggalan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan.

Jangan kehilangan apapun, jangan melewatkannya. Tapi aku datang untuk melewatkan hari yang paling menyenangkan untuk dilihat…

“Semuanya cepat pergi, aku akan tidur di kamar” Aku berbicara dengan bosan kemudian berbalik mengangkat Phi Chan menutupi telinga, tidak tertarik dengan apapun. Meskipun aku bisa mendengar pembicaraan keras dari samping selama hampir lima belas menit, aku tidak tertarik untuk mendengarkannya.

Aku bergerak lagi setelah mendengar suara pintu yang menutup. Ten dan Moon sekarang sudah meninggalkan kamar. Seperti yang sudah aku pikirkan, aku bisa menebak bahwa aku akan dilarang untuk pergi. Jika aku menunggu mereka untuk pergi dan sampai di Universitas lebih dulu, kemudian diam-diam mengikuti mereka. Pada saat itu, walaupun mereka ingin aku untuk kembali ke kamar, toh aku sudah tidak bisa kembali.

Ini adalah rencananya…

“Bangun dari tempat tidur”

“....”

“Apa Ra pikir aku akan meninggalkan Ra sendiri?” Pria yang duduk menyilangkan kaki dan memegang dagu di samping tempat tidur tersenyum dengan mata yang sedikit menakutkan. Berbinar seolah mengatakan dia sudah mengetahui rencanaku. Aku hanya melihatnya dengan pucat dan menggigit bibirku. Orang itu tertawa ringan lalu mendorong tubuhku untuk berbaring seperti sebelumnya. “Pergilah tidur, jangan bermimpi bahwa Ra bisa pergi untuk bergabung dalam kegiatan”

Itu adalah kalimat yang sangat kejam…

“Kenapa Moon ada disini?” Tanyaku dengan suara ringan, melihat tangan putih yang menjulur untuk menarik selimut menutup sampai ke leher seperti kepala kura-kura. Aku menerima tanpa rasa malu karena aku sangat takut. Terlepas dari kenyataan bahwa Moon masih tersenyum.

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang