Chapter 5 (Part 2)

2.6K 251 101
                                    

"Terlihat seperti itu, sedang bergosip tentangku di dalam hati?"

"Aku tidak" Karena takut dia mengetahuinya, aku berbohong. Aku cepat-cepat memalingkan kepalaku untuk melihat ke lapangan lagi. Kini orang-orang yang berdiri mulai berjalan ke bawah, mungkin karena pertandingan sepakbola sudah berakhir, yang entah sejak kapan aku tidak tahu. Tetapi yang pasti, Dale pasti lolos (menang). Melihat dia tersenyum lebar sambil berlari ke atas, itu sudah terlihat jelas.

Pada saat Dale berlari, temanku yang lain muncul. Ten ada di sisi lain, sedang berlari juga ke tempat aku dan Moon duduk. Atlet dari pertandingan sepakbola mengusap keringat, tampak lebih baik dari sebelumnya. Dia duduk di sebelahku. Lalu Dale mengangkat botol minum dan meminumnya sebelum kembali tersenyum lebar seperti sebelumnya.

"Hei teman-teman, aku sangat keren kan?"

"..." Aku dan Moon sama-sama tersenyum dan tidak menjawab. Mungkin karena kami juga tidak ingin menghancurkan kebahagiaan teman kami untuk mengatakan bahwa kami hampir tidak tertarik menonton sama sekali…

"Apa yang keren Dale? Aku tidak melihatmu mencetak gol sama sekali"

Untungnya ada satu orang yang tertarik menonton pertandingan. Ketika Ten datang memecah atmosfer, secara otomatis menjadi santai. Meskipun kata-katanya seperti menghina, tapi masih lebih baik daripada aku dan Moon yang tidak berniat menonton sama sekali.

"Aku berhasil mencetak gol di babak pertama, kamu telat datang"

"Aku baru saja selesai (kelas), makanya baru datang. aneh"

"Emm karena aku malas berdebat denganmu dan  akhirnya kamu telat"

Aku menengok ke kiri dan ke kanan memandangi kedua temanku berdebat satu sama lain. Sambil tetap mengawasi mereka, aku diam-diam mengagumi mereka di dalam hati. Karena mereka sepertinya bisa berinteraksi satu sama lain dengan cepat. Meskipun aku mencoba mendengarkannya dengan baik, aku masih tidak dapat menemukan salurannya.

"Kalau begitu aku akan pergi dan menunggu di sepeda motor Dale, nong Min"Ten menoleh untuk memukul bahuku dan berbalik ke Moon lagi. "Tolong jaga dia Moon"

Tunggu… kenapa kamu meninggalkanku bersama Moon?

"Jangan khawatir, aku akan mengurus diriku sendiri"

Disini ada dua orang lainnya yang menganggap aku seperti anak kecil (bayi) yang perlu dirawat setiap saat.

Begitu aku berpikir bahwa aku harus berdebat. aku memberitahu mereka bahwa aku bisa menjaga diriku sendiri, Ten dan Dale berbalik dan berjalan pergi. Jadi aku hanya bisa menutup mulut dengan kuat untuk mengumpulkan kata-kata itu kembali. Kemudian mengalihkan perhatianku pada orang yang masih duduk di sampingku, yang tidak berpikir untuk pindah ke tempat lain.

"Sungguh aku bisa menjaga diriku sendiri, Moon bisa pergi lebih dulu"

"Bagaimana aku bisa melakukan itu?" Sisi lain berubah menjadi cemberut berbicara secara lembut. "Aku mengatakan bahwa aku akan menjaga Ra, maka aku akan menjaga. Jika Ra masih tidak ingin pulang, maka aku akan duduk dan menemani. Tidak peduli apapun.

Memang benar bahwa aku tidak mau pulang dulu karena langit semakin gelap dan cuaca masih sedikit dingin (sejuk), sangat nyaman. Jika duduk disini sebentar akan lebih baik. Tetapi untuk membuatnya duduk seperti ini juga, bukankah ini terlalu berlebihan?

"Tidak apa-apa, Ayo kita pulang" Aku berkata setelah aku membuat keputusan, lalu berdiri. Tapi sebelum aku meraih tas dan meletakkannya di bahu, orang yang duduk itu menarik pergelangan tanganku ke bawah untuk duduk seperti sebelumnya.

"Melihat dari wajahmu aku tahu bahwa kamu ingin tetap tinggal"

Aku baru melihat orang yang semakin sadar seperti dia, dan dia tertawa. Setelah aku melihatnya, aku berpaling secara otomatis. Sampai sekarang aku masih bingung apakah Moon yang terlalu kuat atau aku yang tidak punya energi. Aku akan dipegang, diseret, ditarik seperti aku adalah boneka yang bisa dengan mudah dibawa kemana saja.

AFTERMOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang