26. Suara Lembut Pengganggu Tidur

66 10 8
                                    

Ketika senja dengan sombongnya memperlihatkan keindahannya aku masih berjalan di jalanan yang sepi, tak ada manusia yang berjalan sepertiku, tak ada kendaraan yang melintas. Kemana mereka semua? Padahal senja sedang menyombongkan keindahannya, mungkin aku orang yang beruntung bisa melihatnya.

Aku baru melihat manusia berkerumunan di depan rumah nenek Nanti. Lebih terkejutnya aku melihat bendera kuning di sana. Seseorang keluar dari rumah itu sambil menangis, mungkin dia anak atau saudara nenek Nanti. Tak perlu lama-lama menebak, mereka pasti sedang berduka. Karena ini bukan urusanku, aku melanjutkan langkahku.

Tiba di halaman rumah aku melihat motor pamanku, pamanku yang sudah menikah dan mempunyai anak. Dia adik dari pamanku yang sering menjemputku saat latihan karate. Jujur aku lebih suka pamanku yang sering menjemputku daripada pamanku yang sudah punya istri itu. Alasannya karena dulu dia pernah memukul bapakku, dia juga sering meremehkan bapak. Aku sebagai anaknya tak terima. Jelas.

Setelah aku membuka pintu aku melihatnya yang sedang menonton acara di televisi.
"Dari mana kamu, Lan? Nggak sekalian pulangnya malam aja." ujarnya diakhiri dengan tawanya.

Aku tak menjawab, sia-sia buang waktuku saja. Pamanku yang satu itu datang kalau butuh uang saja. Dia selalu datang meminjam uang pada nenek, setelahnya numpang makan sambil bersantai menonton televisi. Seharusnya dia yang memberi uang pada nenek bukannya sebaliknya.

Suara tawanya terdengar padahal ini sudah malam kenapa dia tak beranjak dari duduknya. Apa dia tak mau pulang ke rumah istrinya? Aku menghabiskan malam ini di dalam kamar ditemani ponsel dan kucingku, Jimy. Dia sedang berbaring di sampingku.

"Apa kamu lapar, Jim?" tanyaku karena sedaritadi kucingku mengeong-ngeong.

Mataku masih fokus melihat foto Gong Yoo oppa di beranda instagram. Ahjussi rasa oppa itu semakin bertambah usia malah semakin tampan.

"Bisa-bisanya Panji melakukan perbuatan menjijikan itu. Apa dia tergoda sama tubuh perempuan itu?" gumamku diselingi kekehan kecil.

Isi kepalaku masih tentang Panji. Menyebalkan sekali bukan. Awas saja kalau dia tak menikahi perempuan malang itu. Pelajaran apa yang harus aku beri padanya nanti. Ponselku bergetar.

Nabila👧
Potong aja itu nya wkwk

Aku terkekeh membacanya. Aku tak memberitahunya tentang masalah Panji. Nabila sedang curhat tentang tetangganya yang nasibnya seperti perempuan yang di hamili Panji. Apa ini kebetulan? Atau jangan-jangan Nabila sedang membicarakannya.

Nabila👧
Belum tidur kamu May?

Kalau udah tidur gak mungkin bales chat kamu anj*ng

Nabila👧
Gak boleh ngomong kasar cayanggg

Iuhh jijik

Nabila👧
Jijik-jijik gini tetep temen lu kan May?

Y

Nabila👧
Singkat amat

Nabila👧
Beb

Nabila👧
Kok gak bales-bales

Nabila👧
Woy

MEMORIES NEVER DIE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang