38

1.8K 106 8
                                    

Matahari keluar dari persembunyian nya. Dannia menguap dan menatap keseliling kamarnya. Ia berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu dannia memakai pakaian santai dan keluar kamar, berniat untuk membuat sarapan. Tapi kelihatan nya abun sudah selangkah lebih dulu darinya.

Dannia duduk di meja makan sambil bertopang dagu. Abun terlihat tampan jika sedang memasak seperti itu. Dannia menggeleng gelengkan kepalanya. Tidak, ia salah. Abun memang selalu terlihat tampan dalam keadaan apapun juga. Wahhh sungguh beruntung dirinya karena bisa mendapatkan abun dari sekian banyak wanita yang ada di dunia ini.

Abun berjalan mendekati dannia sambil membawa sepiring nasi goreng dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya.

"Morning honey" Kata abun lalu mengecup dahi dannia.

Dannia sempat bertanya-tanya dalam hatinya. Ada apa dengan abun hari ini, sampai mencium dahinya seperti itu. Dannia segera menepikan pikirannya karena mungkin saja suasana hati abun sedang baik hari ini.

"Kok diam. Dimakan dong sarapannya. Kamu mau tau gak nama menu hari ini apaan??"

"fried rice with egg on it??" Terka dannia yang membuat abun menggeleng pelan

"Namanya itu adalah nasi goreng spesial ala Muhammad Abdul Wahab Sungkar yang dibumbui dengan cinta dan kasih sayang tulus dari abun yang tampannya melebihi tokoh Rian di film Mariposa" Kata abun dengan bangga

Dannia mengangguk dan menatap abun aneh. "Lakik gw kenapa sih" Kata dannia dalam hati. Tak ingin membuat abun semakin membual, dannia langsung memakan sarapannya. Dengan hati yang sangat tulus, ingin rasanya dannia memuntahkan makanannya. Ternyata bumbu dengan penuh cinta dari abun yang tampannya melebihi tokoh Rian di film Mariposa sangatlah mengecewakan.

Dannia menoleh kearah abun yang menatap nya dengan tersenyum. Dengan penuh perjuangan, dannia menelan makanannya agar cepat diproses pencernaannya dan keluar menjadi tinja.

"Gimana?? Enak gakk??" Tanya abun yang membuat dannia nyengir dan mengangguk cepat

"Yaudah silahkan dimakan lagi" Kata abun sambil menyodorkan piring agar lebih dekat dengan dannia. Dannia kembali menatap nasi goreng di hadapannya dan kembali menyantap nya dengan lahap. Setiap sekali sendok, dannia terus mendorong makanannya dengan air putih agar rasanya tidak terlalu terasa.

Setelah semuanya tandas, dannia menyadarkan tubuhnya di kursi dan mengelus pelan perutnya. Ia memang kenyang, tapi bukan karena nasi goreng buatan abun, tapi kenyang karena kebanyakan minum air.

"Nihh, tadi raga kesini bawain kamu minuman herbal. Katanya biar luka tusuk kamu cepet sembuh" Kata abun sambil menyodorkan sebotol minuman. Dannia mengangguk lalu mulai meminum obat pemberian raga hingga tandas.

"Sekarang jadwal kita apaan??" Tanya abun setelah melihat dannia menghabiskan minumannya. Dannia kembali duduk tegap lalu menatap keseliling. Ia tersenyum miring lalu kembali menatap abun

"Apa??" Tanya abun lagi

"Kita bersih bersih oke. Kamu mau kaan??" Kata dannia balik bertanya. Abun tampak diam dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mau kaan???" Ulang dannia sambil mengedip ngedip kan matanya. Abun menghembuskan nafas lalu mencubit hidung dannia pelan.

"Iyaaa" Balas abun yang membuat dannia tersenyum lebar.

"Sekarang tugas kamu itu adalah nyapu, ngepel, bersihin kamar kamu sama kamar aku plus dengan kamar mandinya. Itu aja kok" Kata dannia sambil bertolak pinggang

"ITU AJA KOK kata kamu??" Ulang abun yang membuat dannia mengangguk pelan

"Kamu kan tau luka aku belum terlalu kering. Masa udah kerja yang berat berat" Kata dannia sambil menunduk dan memainkan jari jarinya

Marriage With Ketos [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang