Sudah sebulan semenjak kejadian mengerikan itu. Dannia mengasingkan dirinya disini, di kota kelahirannya. Bersama kakek dan nenek dari laki-laki yang akan dijodohkan dengannya
Bahkan selama waktu yang lumayan cukup lama itupun, Dannia tak kunjung diberi tahu siapa nama dari pria yang akan dijodohkan dengannya
Dannia menatap rembulan yang malam ini terlihat begitu terang, seolah olah mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik baik saja.
Drrt... Drrrtttt..
Dannia merogoh ponselnya dan melihat notif pesan dari Zahra. Dannia mengerutkan dahinya bingung. Padahal semenjak terakhir kali mereka bertemu, Zahra belum pernah menelfon bahkan mengirim pesan padanya sama sekali. Ia menekan notifikasi tersebut kemudian membaca pesan yang sahabatnya kirim
To: Dannia
Happy sweet seventeen cantik🥳
Bahagia terus ya. Maaf, gw ga kasih kabar akhir akhir ini. Sebenarnya sih itu hukuman karena Lo pergi tanpa pamit. Gw kangen banget sama Lo Dann. Cepetan pulang ya, gw sayang loFrom:
Azzahra Leora PutriDannia tersenyum kecil membaca pesan zahra"Gw aja baru sadar hari ini gw Ulang tahun"
Dannia kembali menatap sang raja malam. Bagaimana mungkin disaat seperti ini, ia malah merindukan pria yang sudah menyakitinya. Sebulir air mata tiba-tiba kembali jatuh ke pipinya. Memori terakhirnya tentang Abun cukup membuat hatinya merasa nyeri, namun pikiran nya bertolak belakang dengan terus mengingat pria itu.
"Happy birthday to you... Happy birthday to you.... Happy birthday happy birthday... Semoga panjang umur..."
Dannia menoleh dan melihat kakek dan nenek membawa cake dengan hiasan lilin berbentuk angka 17. Air mata Dannia kembali jatuh, ternyata masih ada orang yang sangat mencintainya.
Dannia menghapus air matanya lalu memeluk dua orang paruh baya itu erat-erat.
"Wah ada yang terharu ya. Ayo tiup dulu lilinnya, sayang kan kue nya kalau kena lelehan lilin" Balas nenek sambil mengelus punggung Dannia
Dannia terkekeh kecil lalu melepaskan pelukan nya. Ia menatap birthday cake lalu memejamkan matanya dan membuat harapan. Kemudian Dannia membuka matanya dan meniup lilin yang berbentuk angka 17 tersebut
"Terimakasih banyak nek, kek" Dannia tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya saat ini. Ia tak menyangka akan diperlakukan sebaik ini dengan orang yang baru saja ia kenal
Nenek tersenyum lalu mengangguk kecil. "Kamu berhak bahagia sayang" Wanita paruh baya itu kembali memeluk Dannia sambil mengelus rambut Dannia dengan sayang.
Dannia mengangguk cepat. Sungguh realita yang tak pernah terbayang dibenak Dannia sebelumnya. Menolak calon keluarga yang jelas jelas sangat mencintai dan menyayanginya dengan setulus hati dan lebih memilih pria tak berperasaan seperti Abun. Kini Dannia berjanji tak akan lagi melarikan diri dari perjodohan ini.
***
Saat mentari telah sepenuhnya bersinar, Abun segera menyambar ransel dan kunci motornya. Bersiap untuk pergi kesekolah.
"Bunda, Abun langsung berangkat yaaa"
Ocha yang sedang berada di dapur memunculkan dirinya "Eh eh mau kemanaa?!"
"Kesekolah dong, masa ke Jupiter. Kan kejauhan"
"Hari ini kamu gausah sekolah dulu. Surat izin kamu udah diurus sama ayah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Ketos [PROSES REVISI]
Fiksi RemajaKebayang ga sih kalau kamu bisa nikah sama orang yang kamu suka diam-diam. Eitsss gaada yang gamungkin didunia ini. Seperti halnya Dannia yang mencintai Abun dalam diam. Tiba tiba terjerat dengan sebuah perjanjian diatas kertas yang mengharuskan mer...